x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 1 Desember 2022 07:06 WIB

Membebaskan Diri dari Penjajahan

Banyak orang yang dijajah oleh nafsunya dan oleh setan. Meskipun jaya dan kaya raya mereka sejatinya orang kerdil. Mereka hanya orang jajahan. Bagaimana membebaskan diri dari penjajahan tersebut?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Ada sebuah kata mutiara dari Maulana Jalaludin Rumi yang sangat menarik. 

“One of the marvels of the world: The sight of a soul sitting in prison with the key in its hand.” (Rumi)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu keajaiban dunia adalah pemandangan  jiwa yang duduk di dalam penjara sedangkan kuncinya ada di tangannya.  Demikian terjemahan quote dari Maulana Jalaludin Rumi yang sangat indah dan sarat makna ini.  Apa yang dia maksud?  Mari kita bahas.

 

Saya kira Rumi tidak sedang membahas tentang orang yang terpenjara secara raga.  Saya pikir quote itu adalah sanépa alias metafora. Rumi  menggambarkan jiwa orang yang dipenjara oleh hawa nafsunya sendiri, sedangkan sejatinya membebaskan diri dari penjara itu tidak terlalu sulit karena dia sendiri yang memegang kuncinya.

 

Orang yang terlalu ambisius, orang yang mengejar keuntungan duniawi berupa harta dan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, dengan mengangap semua cara bisa dibenarkan sehingga melanggar aturan Allah, sejatinya adalah orang yang terpenjara oleh hawa nafsunya.

 

Mereka sejatinya adalah orang orang jajahan.  Mereka adalah orang yang dijajah, dikuasai oleh hawa nafsunya.  Mereka adalah orang orang kerdil, meskipun mereka kaya raya dan berkuasa.  Saya sebut kerdil karena mereka adalah budak dari hawa nafsunya.  Mereka kalah dengan hawa nafsunya.

 

Dalam Al Qur’an digambarkan bahwa orang orang yang menghambakan diri pada nafsunya itu dipimpin oleh setan.

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'aurat’nya. Sesungguhnya dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat meréka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman”.

(Al Qur’an, Surat Al A’raf 27) 

 

Membebaskan diri dari perbudakan hawa nafsu ini sebenarnya mudah kalau tahu kiatnya, tapi kalau tidak tahu kiatnya ya jadi sulit.  Kesulitannya antara lain orang yang terpenjara itu tidak merasa dipenjara.  Bahkan mereka merasa sukses karena kaya raya dan memiliki posisi tingi alias berkuasa.  Mereka merasa bisa menjadi contoh buat orang banyak.  Pertanyaannya, bagaimana cara membebaskan diri dari penjara tak kasat mata ini? 

 

Pertama tentu saja dengan menyadari bahwa dirinya terpenjara atau kalau dalam istilah saya menjadi orang jajahan.  Proses penyadaran ini kadang bisa dilakukan sendiri dengan mengamati dan merenungkan fenomena kehidupan.  Kadang dibutuhkan bantuan orang lain.

 

Orang lain yang akan menyadarkan ini menghadapi kendala yang tidak mudah.  Kendala emosi dan ego sangat kuat. Maka diperlukan cara yang persuasif, yang halus, yang tidak terasa menohok atau menyakiti tapi malah menghibur.  Salah satu cara populer kekinian adalah dengan menciptakan content yang baik, yang menghibur dan mencerahkan.  Itulah sebabnya saat ini diperlukan banyak content creator yang positif.  Content creator  yang mau ‘berbagi sinar’.   

 

Setelah menyadari barulah upaya membebaskan diri bisa dimulai.  Caranya sebenarnya mudah saja.  Kuncinya adalah niat. Jadi niatkan untuk mengabdikan diri, menghambakan diri hanya kepada Allah swt. Ini adalah satu satunya cara.  Dengan menjadi abdi Allah kita akan terbebas dari belenggu nafsu dan dari sétan.  Allah swt sudah berjanji akan menerima permintaan ampun mahluknya dan akan mendekat juga kepada orang yang mendekatiNya.  Ketika hambaya mendekat dengan berjalan Allah akan mendekat dengan berlari.  Inilah hadistnya.

”Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

 

Bagaimana kalau kita sudah banyak mengoleksi dosa?  Jangan kuatir, minta ampunlah kepada Allah.  Mohonlah ampun dengan hati setulus tulusnya.  Allah sudah berjanji akan memberi ampunan.  Jadi jangan ragu mohon ampunan.

 

Sila hayati ayat berikut ini.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)

 

Jadi jangan ragu mohon ampunan dan menghambakan diri kepada Allah sang pencipta dan penguasa jagad raya. Jangan sekutukan dengan sesembahan lain.  

 

Setelah kita menjadi hamba Allah maka kita akan mendapat tuntunanNya dan lindunganNya sehingga Anda akan mencapai kemerdekaan sejati.  Dengan menjadi hamba Allah swt kita akan merdeka dari perbudakan hawa nafsu.  Kita tidak akan menjadi anak buah setan.

 

Semoga kita menjadi hamba Allah yang terbimbing, terlindungi, dan mencapai kemerdekaan sejati.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler