Diare Ancaman Serius Kesehatan Publik di Indonesia

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Iklan

Gejala diare umumnya ditandai dengan buang air besar cair yang berulang kali, perut kembung, rasa mulas, mual, muntah, demam, tubuh lemas.

***

Wacana ini ditulis oleh Rabiatul Adawiyah Nasution, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Seorang ibu rumah tangga di sebuah desa pinggiran kota pernah berkata dalam sebuah wawancara, “anak saya jatuh sakit hanya karena jajan di pinggir jalan, buang airnya tak berhenti dan tubuhnya melemah.” Ucapan sederhana ini merefleksikan kenyataan bahwa diare bukanlah sekadar penyakit sepele, melainkan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Diare merupakan kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang lebih encer dari biasanya. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Sekilas terlihat ringan, namun diare yang tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada dehidrasi, yang dalam banyak kasus justru menjadi ancaman paling berbahaya bagi keselamatan jiwa.

 

Penyebab diare sangat beragam, tetapi sebagian besar dipicu oleh infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Makanan dan minuman yang tidak higienis sering kali menjadi pintu masuk utama penyakit ini. Sajian makanan yang dimasak di tempat yang kotor, tidak tertutup, atau disentuh tangan yang tidak bersih menjadi faktor risiko besar. Begitu pula air minum yang tercemar, seperti jajanan dan minuman pinggir jalan yang kualitas kebersihannya tidak terjamin. Selain itu, virus juga menjadi penyebab dominan diare. Rotavirus dan norovirus, misalnya, kerap menyerang anak-anak, menimbulkan gejala berat seperti muntah, demam, nyeri perut, tubuh melemah, hingga dehidrasi parah. Di sisi lain, parasit seperti Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica dapat masuk melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Tidak kalah penting, intoleransi makanan seperti intoleransi laktosa juga berkontribusi dalam memicu diare, terutama ketika tubuh kekurangan enzim laktase untuk mencerna laktosa pada produk susu. Bahkan, penggunaan obat-obatan tertentu, terutama antibiotik, juga bisa mengganggu keseimbangan bakteri usus dan menimbulkan diare sebagai efek samping.

 

Gejala diare umumnya ditandai dengan buang air besar cair yang berulang kali, perut kembung, rasa mulas, mual, muntah, demam, tubuh lemas, penurunan nafsu makan, hingga tinja yang kadang bercampur darah. Bahaya terbesar dari kondisi ini adalah dehidrasi, karena tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah signifikan. Gejala dehidrasi antara lain mulut dan bibir kering, mata tampak cekung, jarang buang air kecil, tubuh terasa sangat lemas, serta pada bayi ditandai dengan tidak keluarnya air mata ketika menangis. Jika dehidrasi mencapai tingkat berat, pasien membutuhkan pertolongan medis segera, sebab tanpa penanganan cepat dapat terjadi komplikasi serius yang membahayakan nyawa, khususnya pada bayi, anak-anak, dan orang tua.

 

Pengobatan diare bergantung pada tingkat keparahannya. Prinsip utama adalah mengganti cairan tubuh yang hilang. Pemberian oralit, larutan gula dan garam, air kelapa, atau cairan rehidrasi lain menjadi langkah pertama yang sangat penting. Dalam kasus yang disebabkan oleh bakteri, dokter dapat memberikan antibiotik, meskipun tidak semua diare memerlukan obat ini. Obat seperti loperamide kadang digunakan untuk memperlambat gerakan usus, namun tidak disarankan pada diare akibat infeksi karena justru dapat memperburuk kondisi. Sementara itu, pemilihan makanan juga berperan besar. Makanan yang lembut seperti bubur, pisang, atau nasi putih lebih baik dikonsumsi, dan makanan pedas serta berlemak perlu dihindari selama masa pemulihan.

 

Pencegahan merupakan strategi terbaik untuk menekan angka kejadian diare. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci menggunakan sabun sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah memegang benda kotor sangatlah penting. Konsumsi makanan yang aman dengan memastikan bahan makanan dicuci bersih dan dimasak hingga matang sempurna menjadi langkah yang tidak boleh diabaikan. Minum air bersih yang sudah dimasak atau air dalam kemasan terpercaya juga menjadi syarat utama. Vaksinasi rotavirus telah tersedia dan terbukti mampu mencegah diare berat pada bayi. Selain itu, pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan, pentingnya toilet yang layak, serta kebiasaan menjaga kebersihan makanan dan minuman merupakan kunci dalam menekan angka kejadian diare.

 

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di berbagai daerah, khususnya di lingkungan yang belum memiliki akses air bersih dan sanitasi memadai. Hal ini menjadikan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai hal yang mutlak. Program pemberdayaan masyarakat melalui posyandu, UKS, serta penyuluhan di puskesmas perlu diperkuat agar kesadaran kolektif tentang bahaya diare semakin meningkat.

 

Pada akhirnya, diare bukan hanya soal kesehatan individu, melainkan isu kesehatan publik yang menuntut perhatian bersama. Penyakit ini memang sering dianggap biasa, tetapi dampaknya dapat fatal bila diabaikan. Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi makanan serta minuman yang aman, memanfaatkan layanan kesehatan secara tepat, dan meningkatkan edukasi kesehatan di tingkat keluarga maupun masyarakat, maka risiko diare dapat ditekan. Kesadaran kolektif dan komitmen bersama adalah investasi nyata untuk melindungi generasi dari ancaman penyakit yang sejatinya dapat dicegah ini.

 

Corresponding Author: Rabiyatul Adawiyah Nasution

([email protected])

Bagikan Artikel Ini
img-content
Windasembiring Milala

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler