x

Iklan

Cristian Zendrato

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Februari 2023

Jumat, 17 Februari 2023 07:38 WIB

Strategi Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia

Cristian Zendrato & Puput Iswandyah Raysharie Artikel ini dapat dijadikan pembelajaran untuk menambah pengetahuan pembaca dan penulis, dan jika ada kesalahan dalam penulisan atau penjelasan pada artikel, saya mohon maaf dan semoga artikel ini sangat membantu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemikiran tentang kemiskinan berkembang seiring berjalannya waktu, mereka pada dasarnya terkait dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Britha Mikelsen, 2003). Kemiskinan menggambarkan keadaan kekurangan yang terjadi bukan karena orang miskin menginginkannya, melainkan karena mereka tidak berdaya untuk mencegahnya (Soegijanto Soegijoko, 1997).

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan meliputi faktor struktural, sosial, dan budaya serta faktor alam dan ekonomi. Kemiskinan alam dan ekonomi diakibatkan oleh kurangnya sumber daya alam, manusia, dan sumber daya lainnya yang memadai, yang membatasi potensi produksi dan mencegahnya untuk berkontribusi pada kemajuan. Hasil pembangunan yang tidak merata, konfigurasi kelembagaan, dan kebijakan pembangunan merupakan akar penyebab kemiskinan struktural dan sosial.

Kemiskinan budaya, di sisi lain, dihasilkan dari perilaku atau sikap yang dirasa pantas dan membuat seseorang tetap miskin. Baik faktor internal maupun eksternal berkontribusi terhadap kemiskinan. Buruknya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu adalah alasan internal. Di sisi lain, faktor eksternal seperti sumber daya alam yang langka, struktur sosial dan kelembagaan yang tidak memadai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jenis-jenis kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan pola waktu, yaitu: (1) kemiskinan persisten, yaitu kemiskinan jangka panjang atau genetik, yang meliputi daerah-daerah dengan sumber daya alam yang langka atau terisolasi; (2) kemiskinan siklis, yaitu kemiskinan yang mengikuti siklus ekonomi kemiskinan secara keseluruhan. (3) Kemiskinan musiman, yaitu kemiskinan musiman, umum terjadi di kalangan nelayan dan petani biji-bijian. (4) kemiskinan yag disengaja, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam atau pengaruh kebijakan.

Kemiskinan juga dapat dibedakan dengan perbandingan dengan ukuran tertentu atau dengan anggota masyarakat/kelompok lainnya. Pengukuran kemiskinan absolut menggunakan garis kemiskinan atau beberapa kondisi yang mencerminkan kemiskinan. Ukuran kemiskinan relatif dibandingkan dengan jumlah total kelompok, yang dapat digambarkan dengan kurva Lorenz, dan rasio Gini digunakan untuk menentukan besarnya kesenjangan.

Strategi penanggulangan kemiskinan yang diterapkan oleh pemerintah dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu melindungi rumah tangga dan kelompok masyarakat miskin sementara, dan membantu masyarakat miskin kronis melalui pemberdayaan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi tersebut kemudian dituangkan dalam tiga proyek yang langsung menyasar masyarakat miskin, yaitu: (1) penyediaan kebutuhan dasar; 2) pengembangan sistem jaminan sosial; 3) pengembangan budaya bisnis. Selain itu, masyarakat miskin memiliki strategi pengentasan kemiskinan sendiri. Strategi yang ditempuh adalah melalui pinjaman dari lembaga informal, penambahan jam kerja, kerja anggota keluarga, migrasi atau tabungan.

Pada saat yang sama, menurut model pembangunan di belakang proyek pengentasan kemiskinan, kita dapat melihat jenis proyek pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah, dan dengan demikian fokus strategi pelaksanaan proyek. Model pembangunan yang dianut oleh negara berkembang secara garis besar dapat dibagi menjadi empat jenis model pembangunan. Pembangunan Model I menitikberatkan pada pertumbuhan pendapatan nasional. Model Pembangunan II menitikberatkan pada pemerataan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Model Pembangunan III berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelibatan masyarakat dan identifikasi kelompok sasaran atas kebutuhan dan partisipasi dalam proses pembangunan. Sementara itu, pembangunan model IV difokuskan pada peningkatan daya saing untuk menghadapi era globalisasi dan otonomi daerah.

 

Nah... karena teman-teman sudah membaca artikel ini sampai habis, teman-teman bisa support saya dengan memberikan komentar-komentar yang membangun supaya artikel ini dapat memotivasi pembaca lainnya dalam berkarya tulis dan jika ada faktor-faktor lain yang belom saya bahas, mungkin di lain waktu saya akan bahas. Terima kasih

Ikuti tulisan menarik Cristian Zendrato lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB