Pembangunan ekonomi merupakan upaya perubahan struktural yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja, yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan pendapatan penduduk. Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensi yang melibatkan berbagai macam perubahan fundamental dalam struktur sosial, sikap sosial dan institusi nasional, sambil mengupayakan percepatan pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan wilayah, mengurangi kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran (Todaro, 2003).
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang belum terpecahkan tidak hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar negara berkembang yang juga mengalami masalah ini. Banyak cara dan strategi pemerintah untuk mengatasi pengangguran, namun belum ada solusi terbaik untuk menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara, yang dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunya pengangguran. Hingga saat ini, pengangguran tidak dapat dipisahkan dari negara-negara berkembang di dunia seperti Indonesia. Masalah pengangguran saat ini sangat kompleks untuk dikaji karena masalah pengangguran terkait dengan beberapa indikator ekonomi seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Upah Minimum Pekerja (UMP) dan lain-lain (Marliana, 2022).
<--more-->Tingginya jumlah pengangguran disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja. Adanya ketimpangan ini berimplikasi pada mobilitas tenaga kerja (migrasi) antara desa dan kota atau per sektor. Keadaan ini timbul karena pemerintah masih kurang memberikan kesempatan kerja akibatnya pertumbuhan penduduk meningkat dan angkatan kerja tidak terserap seluruhnya sehingga terjadi pengangguran.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran sesuai dengan yang disebutkan di awal, jadi ada 3 faktor yang akan di bahas pada artikel ini yaitu IPM, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi. Jadi, bagimana sih pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap tingkat pengangguran? Yuk simak penjelasan berikut!
- Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Pangangguran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran. Hal ini terlihat dari probabilitas 0,0001 <; 0,05, dengan koefisien -2,051009. Artinya, jika indeks pembangunan manusia naik, maka tingkat pengangguran akan turun. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Todaro (2000) bahwa dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dinyatakan dalam pengetahuan dan keterampilannya sehingga dapat menjadi mesin peningkatan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas dapat mempengaruhi kesempatan kerja, yaitu apabila produktivitas meningkat maka biaya produksi per unit suatu barang akan menurun. Jika harga suatu barang turun, maka permintaan barang tersebut secara otomatis akan meningkat. Hal tersebut akan menjadi motivasi bagi pengusaha untuk menambah tenaga kerja, sehingga daya serap tenaga kerja semakin banyak, yang akan berdampak pada berkurangnya tingkat pengangguran.
- <--more-->Pengaruh Pertumbuhan Ekonmi Terhadap Tingkat Pengangguran
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai probabilitas sebesar -0,003600 dengan nilai koefisien sebesar 0,9768 yang berarti bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan dapat diabaikan terhadap tingkat pengangguran. Artinya, ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, tingkat pengangguran menurun dan sebaliknya. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap tingkat pengangguran. Menurut hukum Okun (Mankiw, 2006), tentang teori ini menyatakan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Hukum Okun menyatakan bahwa tingkat pengangguran turun 1% setiap kali PDR riil naik 2%. Apabila terjadi peningkatan produksi nasional/daerah, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi, maka dapat menyebabkan peningkatan permintaan tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran.
- <--more-->Pengaruh Infalasi Terhadap Tingkat Pengangguran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat melalui nilai probabilitas sebesar 0,5123 dengan nilai koefisien sebesar -0,163480. Ketika inflasi meningkat sebesar 1%, tingkat pengangguran turun sebesar 16%. Secara teori, hal ini dijelaskan oleh AW Philips pada tahun 1958 terkait dengan Hukum Philips. Teori Philips menjelaskan bahwa ada hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Ketika salah satu dari variabel ini meningkat, yang lain menurun.
Inflasi merupakan masalah yang perlu segera diatasi, selama ini salah satu kebijakan yang dapat diterapkan adalah menaikkan suku bunga bank. Kebijakan ini secara efektif dapat menekan inflasi dengan cara menarik uang beredar, namun dengan naiknya suku bunga bank akan menaikkan suku bunga kredit sehingga menyulitkan pengusaha untuk mencari modal usaha. Semakin tinggi permintaan agregat, semakin banyak kesempatan kerja yang tercipta, sehingga pengangguran secara tidak langsung akan berkurang. Terdapat bukti bahwa tingkat inflasi yang tinggi memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Namun di sisi lain, inflasi juga merupakan masalah ekonomi sehingga tidak dapat dijadikan dasar kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi pengangguran.
Nah... karena teman-teman sudah membaca artikel ini sampai habis, teman-teman bisa support saya dengan memberikan komentar-komentar yang membangun supaya artikel ini dapat memotivasi pembaca lainnya dalam berkarya tulis dan jika ada faktor-faktor lain yang belom saya bahas, mungkin di lain waktu saya akan bahas dan tidak menutup kemungkinan bagi teman-teman yang sudah melakukan penelitian juga bisa saling support. Terima kasih
Ikuti tulisan menarik Cristian Zendrato lainnya di sini.
