x

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Jumat, 3 Maret 2023 13:26 WIB

Malaka, Menjelajah Malaysia yang Sesungguhnya

Negeri Malaka yang merupakan salah satu negara bagian Malaysia mengusung dunia perpelancongannya dengan tagline “Melawat Melaka Bersejarah, Berarti Melawat Malaysia. Branding yang dicanangkan itu kini bukan hanya sekadar ujaran. Buktinya, kini Malaka benar-benar menjadi aerah tujuan perpelancongan yang ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai negara

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Negeri jiran mem-branding dunia perpelancongannya dengan tagline Malaysia is Truly Asia. Malaysia adalah Asia yang sesungguhnya. Tetapi kalau Anda ingin melihat Malaysia yang sesungguhnya, sebaiknya Anda melawat  ke Malaka. Maka  Malaka punya jargon wisata Malaka is Truly Malaysia untuk menegaskannya.

 Negeri Malaka merupakan pusat  sejarah dan budaya Melayu di kawasan ini banyak ditemukan warisan budaya tangible dan intangible artefak masa lalu negeri Melayu.

 Negeri Malaka yang merupakan salah satu negara bagian Malaysia mengusung dunia perpelancongannya dengan tagline “Melawat Melaka Bersejarah, Berarti Melawat Malaysia. Branding yang dicanangkan itu kini bukan hanya sekadar ujaran. Buktinya, kini Malaka benar-benar menjadi aerah tujuan  perpelancongan yang ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai negara

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malaka yang kini berkembang jadi kota multikultur---orang setempat menyebutnya Melaka---sebagai sebuah destinasi wisata menawarkan sesuatu yang lain. Kota tua dengan situs-situs bangunan kuno diantara bangunan modern menjadi sesuatu yang menarik. Apalagi warisan budaya (heritage) yang ada terpelihara dengan baik.

Kota Malaka yang sudah dikenal keberadaannya sejak 600 tahun lalu  dan cukup dikenal di dunia ini kini menjadi destinasi pilihan bagai para wisatawan yang ingin  bernostalgia dan melacak kejayaan kerajaan Melayu masa lalu.

Penulis di Kmapung Seni Sei Duyung

Dalam kitab  sejarah Melayu, Negeri Malaka merupakan salah satu negeri yang kaya ragam budaya dan sejarah. Konon, dari negeri Malaka inilah kesultanan Melayu bermula. Negeri yang berbatasan dengan Negeri Johor dan Sembilan dan Johor ini menawarkan berbagai keistimewaan.

Wisata heritage adalah salah satu daya tariknya. Kota tua Malaka yang pernah  menjadi pusat kerajaan Melayu mempunyai daya tarik tersendiri. Apalagi bagi para pelancong yang punya minat khusus pada heritage, Malaka bisa dijadikan destinasi pilihan untuk melancong.

 

Gadis Malasya

Kota Malaka banyak merekam kisah sejarah Melayu. Para pelancong yang berkunjung ke Malaka diharapkan tak hanya sekadar bernostalgia dan memanjakan kepuasan archaismenya, tetapi juga bisa menelusuri kisah yang mewarnai kota Malaka sebagai pusat kerajaan Melayu yang pernah berjaya.Kota Malaka menyimpan berbagai ragam kisah kehidupan tentang penyiksaan, peperangan, percintaan dan penyesalan.

Kota Malaka kini disebut-sebut sebagai kota yang menawarkan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang tak tertandingi dan sempurna. Karena prestasinya itulah  Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan kota Malaka bersama George Town di Penang (Malaysia) sebagai salah satu World Heritage Sites bersama 27 tempat baru dalam sidang UNESCO ke-32 di Quebec, Kanada.

 

Ziarah Budaya

Bila ingin menguak dan melacak keberadaan dan perjalanan sejarah bangsa Melayu. Pelancong bisa mengunjungi pusat-pusat museum dan galeri yang terserak di berbagai lokasi. Museum dan galeri yang ada dijamin bisa memuasdkan rasa ingin tahu dan penasaran kita. Kota Malaka memang sangat pantas menyandang nama sebagai kota Museum.

Di pusat kota Malaka terdapat sejumlah museum yang terserak memenuhi setiap sudut-sudut kota. Di kompleks museum Maritim terdapat Museum Samudra Fasa I dengan bangunan berbentuk replika kapal Portugis Flor de La Mar, Museum Samudera Fasa II, dan beberapa Museum lainnya. Terkini, untuk makin memperkaya catatan sejarah Malaka, baru selesai di bangun 2 buah Museum baru yaitu Museum Setem Malaka dan Museum Dunia Melayu Dunia Islam.

Sedangkan di kawasan  permuseuman Stadthuys, misalnya, terdapat museum Sejarah dan Etnografi, Museum Sastra, Museum Pemerintahan Demokdrasi, Museum Yang Di Pertuan Negeri, dan Museum Laksamana Cheng Ho.

Para pelancong yang mengunjungi Museum bisa menelusuri sejarah masa lalu dengan keunikannya.Sejarah Malaysia perjalanannya dengan segala pernik keunikannya yang  diawali sejak 600 tahun lalu. Para pelancong bisa menelusurinya melalui artefak yang ada dalam museum dan melihat situs-situs bangunan warisan budaya masa lalu yang masih berdiri kokoh dan terpelihara.

Menenun Tapis

Kisah dan makna kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Malaka, atau kisah dan hikmah dibalik perkawinan Parameswara dengan putri Pasai bisa kita nikmati.

Banyaknya dan ragam museum yang didirikan oleh pemerintah makin mengokohkan Malaka sebagai negeri permuseuman. Manfaatnya selain dapat dijadikan ikon dan daya tarik perpelancongan Malaka. Pembangunan museum ini juga makin menambah deretan pusat peradaban masyarakat Melayu yang perrnah berjaya.

 

Festival Budaya Dunia

Dengan bermodalkan semangat archaisme (kebanggaan akan masa lalu) pemerintah negeri Malaka menggerakkan dunia perpelancongan di kawasan ini. Banyaknya museum yang “berbau” Melayu membuat negeri Malaka jadi tujuan kajian para peneliti dan pelancong yang tertarik dengan ranah Melayu.

Modal inilah yang dijadikan pemerintah setempat untuk mengemas berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia Melayu seperti; Seminar Dunia Islam Dunia Melayu, Pesta Kendang Se- Dunia dan Kenduri Budaya. Kegiatan-kegiatan budaya yang digelar secara rutin ini makin membuat kokoh eksistensi Malaka sebagai pusat Melayu. ”Kami ingin menunjukkan kalau Malaka ini pusat budaya dan sejarah Melayu,” ujar Datok Latif  penggagas Kampung Seni, Sungai Duyung, Malaka.

Seminar yang mengusung tema Dunia Melayu dan Dunia Islam menarik minat para pengkaji budaya Melayu dari berbagai belahan dunia. Event ini dimanfaatkan Malaka untuk “menjual” potensi wisata yang dimilikinya.

Festival Kendang Se-Dunia yang digelar di Kampung Seni, Sungai Duyung Malaka, digagas budayawan Malaka Datok Latif.                                 Kegiatan ini kini menjadi agenda tahunan yang pesertanya berasal dari daerah-daerah dan berbagai negara yang memiliki kesenian gendang. Festival ini sebagai salah satu upaya untuk silaturahmi dan meningkat apresiasi seni gendang yang menjadi salah satu bagian budaya Melayu.

Kenduri Budaya

Sedangkan Kenduri Budaya merupakan gelaran berbagai pementasan dari duta kesenian yang digelar dalam suasana lesehan. Pada gelaran acara ini juga ini juga diadakan jamuan makan bersama (kenduri) untuk meningkatkan silaturahmi antarpeserta dan masyarakat yang diundang.

Menurut Hari Jayaningrat koreografer asal Lampung pemerintah Malaka berhasil mengemas warisan budaya tangible dan tangible menjadi sesuatu yang menarik dan layak jual. ”Industri kreatif seperti inilah yang semestinya bisa dicontoh pemerintah Indonesia untuk menggalakkan dunia pariwisata,” ujar Hari yang tak pernah absen diundang dalam berbagai event di Malaka.

Tip Melancong ke Malaka

Negeri Malaka letaknya sangat strategis. Inilah yang menguntungkan negeri ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Selain itu Malaka juga menawarkan perpelancongan yang khas. Negeri Malaka mudah dijangkau dari Kuala Lumpur maupun Singapura. Bahkan dari Indonesia baik dari Dumai (Riau), Belawan (Medan)  maupun dari pelabuhan Sekupang  (Batam).

Berkunjung ke Malaka sebaiknya bertepatan dengan digelarnya berbagai event budaya seperti; Pesta Kendang se- Dunia, Kenduri Budaya Festival dan Festial Dunia Melayu Dunia Islam yang digelar rutin setiap tahunnya. Karena pada saat itulah kita akan melihat ragam kehidupan dan budaya Melayu yang masih lestari.

 Banyak hotel yang bisa dijumpai di Malaka dari hotel berbintang hingga kelas melati. Tarif Hotel di Malaka tak beda jauh dengan tarif di Indonesia. Kalau mau stay dan menikmati suasana Melayu termasuk bisa tinggal di Kampung Seni, Sungai Duyung, Malaka. Di penginapan sederhana ini selain suasana Melayu kental juga dilengkapi cafe yang menyediakan makanan-makan khas Melayu.

Untuk kuliner kota Malaka sebagai kota multikultur juga menyediakan makanan yang beragam. Berbagai jenis kuliner asli Melayu, Chinese food, makanan India, makanan Indonesia hingga restoran siap saji  franchise internasional seperti; Dunkin Donuts, Starbuck Coffe, Coffe Bean,  Kentucky Fried Chiken, dan Mac Donald gampang ditemukan di Malaka.

Untuk cenderamata  barang-barang elektronik yang harganya sedikit miring bisa jadi salah satu pilihan. Sedangkan buah tangan berupa makanan kecil yang diproduksi negeri jiran  bisa didapat dengan mudah baik di pekan-pekan tradisional maupun supermarket.

 

(Christian Heru Cahyo Saputro, penggiat Heritage dari Jung Foundation Lampung pernah melawat ke Malaka sebagai duta budaya dan mengikuti berbagai peristiwa budaya termasuk kenduri budaya yang kental dengan nuansa Melayu.

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler