Surabaya Cello Community Berangan Membumikan Nada-nada Cello
Selasa, 29 Oktober 2024 18:26 WIBFounder sekaligus inisiator berdirinya Surabaya Cello Community seorang guru cello dan professional cellist di Surabaya Novia Devita, le.
***
Komunitas alias grup musik klasik, musik kamar, ensemble, orkestra atau lainnya masih sangat langka di Indonesia. Apa lagi komunitas Ensemble Cello tak hanya di Indonesia tetapi dunia.
Di kota pahlawan Surabaya baru hadir komunitas Surabaya Cello Community. Ini sungguh membanggakan. Komunitas inikiprahnya memang baru seumur jagung. Surabaya Cello Community yang sering disebut dengan SCC ini dibentuk hitungan bulan lalu tepatnya Maret 2024.
Surabaya Cello Community menabalkan namanya dengan menggelar konser perdana bulan Maret 2024 di Goethe Institut Surabaya. Setelah sukses gelaran konser perdananya Surabaya Cello Community diundangkan untuk memarakkan seri Echoes of Life yang ditaja Maxi Brain Academy Semarang kolaborasi Ajendam IV Kodam IV Diponegoro.
https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2024/10/29/f202410291652278.jpeg
Pada konser kedua yang mengusung tajuk : “Evening Harmonies” ini di Maxi Brain Academy Hall Semarang. Surabaya Cello Community menampilkan.Profil : SCC Junior Cello Trio dengan punggawa ; Cello 1: Arthur Amadeo Adimulia, Cello 2: Arsene Chandra dan Cello 3: Alexander Xavier Sumargo. Sedangkan SCC Cello Ensemble dengan personil Cello 1: Novia Devita, Angela Jana Prasetya, Cello 2 : Brigitta Sally Lestiono, Muhammad Wishnu Sutta Wiriya
Cello 3 : Sandra Yunita, Keila Rahadi, Cello 4 : Deddy Christyono, Clift Christian, Regina Patricia Soesilo plus punggawa SCC Junior Cello.
Surabaya Cello Community dalam pagelaran konser “Evening Harmonies” mengahadirkan 12 cellist dengan permainan harmoni cello yang ciamik mmukau audien.
Mengawali pertunjukan SCC Junior Cello Trio dengan punggawa Cello 1: Arthur Amadeo Adimulia (Cello 1), Arsene Chandra (Cello 2) , dan Alexander Xavier Sumargo (Cello 3) repertoara pertama mempersembahkan Theme from Surprise Symphony No. 94 karya Haydn, kedua Three Little Maids (from the Mikado) karya Arthur Sullivan dan pada pamungkas penampilan SCC Junior Cello Trio dengan apik menampilkan Mexican Hat Dance.
https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2024/10/29/f202410291652278.jpeg
Sementara pada sesi kedua SCC Junior Cello Trio ikut bergabung tampil bersama SCC Cello Ensemble yang terdiri dari Novia Devita, Angela Jana Prasetya (Cello 1), Brigitta Sally Lestiono, Muhammad Wishnu Sutta Wiriya (Cello 2) , Sandra Yunita, Keila Rahadi, (Cello 3), dan Deddy Christyono, Clift Christian, Regina Patricia Soesilo (Cello 4) . Scc Cello Ensemble ini berturut-turut menghadirkan repertoar Waltz No. 2 - Shostakovich dan Libertango - Astor Piazzolla. Kemudian menyusul music sound track film Game of Thrones dan Dreamed a Dream from Les Miserables. Pamungkas pagelaran ditutup dengan salah sound track film yang melegenda “Petualangan Sherina”.
Cello Bukan sekadar Iringan
Founder sekaligus inisiator berdirinya Surabaya Cello Community seorang guru cello dan professional cellist di Surabaya Novia Devita, Pada sebuah kesempatan Novia berkisah komunitas SCC didirikan bertujuan mengajak para cellist di Surabaya khusunya untuk bergabung dan menunjukkan keindahan suara cello pada masyarakat.
Novia menambahkan dengan adanya Surabaya Cello Community ini diharapkan ke depannya makin banyak orang yang tertarik untuk mempelajari Cello dan mengenal instrument Cello. bukan hanya sebagai sebuah iringan dalam orkestra namun juga sebagai melody utama.
Kami punya impian ingin menunjukan kepada publik betapa bagusnya suara cello. Apalagi ketika digabungkan dalam sebuah ensemble. Saya memang sudah lama banget ingin punya ensemble cello di Kota Surabaya.
"Melalui komunitas ini. Saya ingin mengajak para cellist di Surabaya untuk bergabung dan menunjukkan keindahan suara cello dalam sebuah ensemble,” ujar Novia yang kesehariannya menjadi guru musik.
Novia memilih cello karena terpesona dengan suara khas cello. Ternyata cello tak hanya ditampilkan sebagai iringan atau bagian dari orchestra. Tetapi juga bisa dipagelarkan tersendiri dan juga dalam bentuk ensemble.
“Kebanyakan orang masih mengira cello hanya bisa digunakan sebagai iringan saja namun sebenarnya cello justru memiliki range suara dari rendah, sedang hingga tinggi sehingga cello mampu dimainkan sebagai melody maupun iringan,” bebernya.
Tetapi sayangnya, lanjut Novia, dari beberapa tahun lalu setiap ada rencana selalu ada hambatan. Ketika pandemi melanda banyak murid-murid yang cuti, bahkan berhenti main cello.
“Yah , Puji Tuhan, akhirnya, bulan Maret terbentuk dan jadilah Surabaya Cello Community (@surabayacellocommunity),” ujar Novia senang.
“Semoga konser-konsrr berikutnya bisa bawa lebih banyak cellist Surabaya untuk gabung dan sama-sama mengembangkan cello di Surabaya khususnya di Indonesia umumnya,” harap Novia.
Surabaya Cello Community bisa diKontak IG @surabayacellocommunity.
Christian Heru Cahyo Saputro, Jurnalis penyuka musik bermukim di Tembalang, Semarang.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Surabaya Cello Community Berangan Membumikan Nada-nada Cello
Selasa, 29 Oktober 2024 18:26 WIBForever Young, Spirit Menggembalakan Imaji di Atas Kanvas
Sabtu, 26 Oktober 2024 19:30 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler