Akademi Lampung Gelar Rakor Pemajuan Kebudayaan dengan Taman Budaya Bali
Sabtu, 14 Desember 2024 16:04 WIBPemerintah Provinsi Bali memberlakukan kepada aparatur sipil negara untuk mengenakan pakaian dari kain endek Bali pada hari Selasa dan pakaian adat Bali pada hari Kamis.
***
Akademi Lampung (AL) laksanakan Rapat Koordinasi tentang Pemajuan Kebudayaan dengan Taman Budaya Provinsi Bali di Bali Art Center Denpasar, Denpasar, 10-12 Desember 2024. Delegasi Akademi Lampung dipimpim Sekretaris AL Iwan Nurdaya-Djafar, SH dengan anggota; Hi.Hasanuddin Z. Arifin (Bendahara), Dr.Khaidarmansyahm S.H, M.H (Anggota), Imas Sobariah, S.Sn (Anggota), Christian Heru Cahyo Saputro, S.Pd (Anggota), Nur Hikmah Imani, S.H (Wakil Ketua DKL), Pnco Puji Raharto (Staf Administrasi AL), dan Maya Marsita Tarbin (Staf Dikbud Provinsi Lampung). Sedangkan Taman Budaya Lampung dipimpin Ka.Sub Bagian Tata Usaha UPTD Taman Budaya Provinsi Bali Ketut Rai MinarwatiDewi, S.E, M.Si dengan anggota Kasi dan Pamong Budaya.
Sekretaris Akademi Lampung Iwan Nurdaya-Djafar, S.H mengatakan, maksud dan tujuan dari Rakor ini, Pertama, untuk mengetahui sejauh mana penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan Indonesia di Provinsi Bali, baik dari segi regulasi, kelembagaan, maupun besaran anggaran. Kedua, meninjau prasarana dan sarana kesenian di lingkungan Taman Budaya Provinsi Bali dan di Provinsi Bali pada umumnya.
Lebih lanjut, Iwan Nurdaya membeberkan, hasil dari Rakor dan peninjauan prasarana dan sarana kesenian. Dari segi regulasi, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Bali sudah menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan Indonesia dalam bentuk penyusunan Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dan Peraturan Daerah tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Taman Budaya Provinsi Bali.
“Mengenai PAD yang dibebankan kepada Taman Budaya Provinsi Bali, pada dasarnya Taman Budaya Provinsi Bali berfungsi untuk memfasilitasi pergelaran kesenian yang dilaksanakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, PAD hanya diberlakukan bagi kegiatan kesenian yang bersifat komersial,” kata Iwan.
Sedangkan dari segi kelembagaan, UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Taman Budaya Provinsi Bali berinduk kepada Dinas Kebudayaan. Adapun struktur kelembagaan Taman Budaya Provinsi Bali terdiri atas kepala Taman Budaya, Kepala Sub-Bagian Tata Usaha, dua kepala seksi, 13 pamong budaya (tenaga fungsional), dan staf administrasi.
Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Bali yang mandiri (tidak digabung dengan urusan lain seperti pendidikan atau pariwisata) sudah berdiri jauh sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan Indonesia.
“Hal ini tentu saja menjadi poin tersendiri bagi Provinsi Bali mengingat bahwa Kebudayaan merupakan urusan wajib nonpelayanan dasar, akan tetapi perhatian dari Pemerintah Daerah provinsi ataupun kabupaten/kota se-Indonesia masih terbatas,” tuturnya.
Hal itu terlihat dari data bahwa sebesar 4,6% (empat koma enam persen) dari seluruh kabupaten/kota yang memiliki dinas khusus untuk menangani urusan Kebudayaan terpisah dari urusan yang lain.
Dengan perkataan lain, tandas Iwan, belum banyak pimpinan di daerah yang menyadari potensi dari kekayaan intelektual dan ekspresi budaya serta cagar budaya yang ada di daerahnya. Sedangkan selebihnya menggabungkan urusan Kebudayaan dengan urusan pariwisata, pendidikan, komunikasi dan informatika, atau pemuda dan olahraga. Penggabungan seperti ini berpengaruh terhadap fokus kegiatan, pengerahan sumber daya, serta kemungkinan kerjasama dari dinas yang bersangkutan.
“Diharapkan Pemerintah Provinsi Lampung dapat membentuk Dinas Kebudayaan tersendiri yang tidak digabungkan dengan urusan pendidikan atau pariwisata,” ujarnya mengingatkan.
Di samping Taman Budaya Provinsi Bali, imbuhnya, dari segi kelembagaan juga terdapat Listibya (Majelis Pertimbangan Budaya) yang kini berubah nomenklaturnya menjadi Majelis Pertimbangan Kebudayaan (MPK). Keberadaan Listibya sudah ada sebelum terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 5A Tahun 1993 yang memerintahkan gubernur se-Indonesia untuk membentuk dewan kesenian dan mendirikan gedung kesenian. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Bali dan para seniman Bali tetap mempertahankan nomenklatur Majelis Pertimbangan Kebudayaan (MPK), alih-alih menggunakan nomenklatur dewan kesenian.
“Untuk melaksanakan programnya, MPK mendapat hibah dari Pemerintah Provinsi Bali dan bersekretariat di lingkungan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali,” kata Iwan.
Pemerintah Provinsi Bali, imbuh Iwan, menggelar agenda kesenian tahunan, Pertama, berupa Pesta Kesenian Bali (PKB) selama satu bulan penuh pada pertengahan bulan Juni sampai Juli, yang sering bertepatan dengan liburan sekolah. Di samping menampilkan kegiatan kesenian dari kabupaten/kota se-Provinsi Bali, juga menampilkan kegiatan kesenian dari kabupaten/kota/provinsi lain di Indonesia dan juga dari luar negeri berupa seni pertunjukan, pameran seni seperti seni pahat, seni lukis, kain batik, kerajinan emas dan perak, serta berbagai kerajinan dan kearifan lokal dengan harga yang lebih murah serta terjangkau.
“Upacara pembukaan Pesta Kesenian Bali diawali dengan pawai budaya Pesta Kesenian Bali juga melibatkan partisipasi dari masyarakat Bali Aga (Bali Mula) yang merupakan golongan sosial masyarakat asli Pulau Bali yang minoritas dalam komposisi penduduk Pulau Bali,” kata Iwan.
Kedua, Festival Bahasa Daerah Bali pada bulan September dalam bentuk perlombaan dan penyuluhan oleh 600 penyuluh bahasa Bali dengan sasaran para siswa di sekolah-sekolah.
“Hal ini dimaksudkan agar bahasa Bali tetap lestari, meski kondisi bahasa Bali tidak dalam keadaan krisis atau terancam punah. Pemerintah Provinsi Bali juga memberlakukan penggunaan bahasa Bali di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai untuk menginformasikan pengumuman keberangkatan dan kedatangan pesawat terbang dalam bahasa Bali, di samping bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Di samping itu memasyarakatkan penggunakan frasa “matur suksma” yang berarti ‘terima kasih’ yang dicantumkan pada dinding bandara.” ujarnya.
Iwan menegaskan gerakan penyuluhan bahasa Bali oleh penyuluh bahasa yang merupakan tenaga Honor Daerah ini, tegas Iwan kiranya dapat dijadikan teladan oleh Pemerintah Provinsi Lampung untuk melestarikan bahasa Lampung mengingat bahasa Lampung dalam kondisi kritis sebagaimana diprediksi oleh Dr. Asim Gunawan bahwa bahasa Lampung terancam punah.
Sedangkan untuk memberi ruang kepada generasi milineal di dalam mengekspresikan keseniannya yang berupa seni kontemporer digelar Festival Seni Jani atau festival seni kekinian yang dilaksanakan pada bulan Oktober.
Prasarana dan Sarana Kesenian
Prasarana dan sarana kesenian yang terdapat di kompleks Taman Budaya Provinsi Bali di Bali Art Center Denpasar dengan luas lima hektar berupa tujuh venue di antaranya adalah Teater Tertutup yang dapat menampung 500 penonton, Amphiteater (teater terbuka) yang sangat luas, gedung Pameran Tetap yang menyajikan koleksi lukisan dan seni kriya kayu serta barongsai Taman Budaya Provinsi Bali antara lain karya I Nyoman Lempad, Ida Bagus Tugur, dan lain-lain. Selain itu, di kompeks Denpasar Art Center terdapat kampus Institut Seni Indonesia Provinsi Bali.
Kompleks Bali Art Center Denpasar yang menampilkan arsitektur Bali dan sentuhan seni rupa (patung dan mural) dirancang oleh arsitek tradisional Ida Bagus Tugur. Bali Art Center Denpasar atau Taman Budaya Bali merupakan bangunan yang ditujukan sebagai tempat pelestarian budaya serta pusat pengembangan kesenian Bali. Sebuah taman budaya yang digagas oleh mantan gubernur pertama, yaitu Ida Bagus Mantra. Beliau merupakan seorang pemimpin yang begitu peduli dengan nilai-nilai budaya. Bali Art Center Denpasar juga merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi destinasi wisata oleh para wisatawan. Pengunjung Art Centre akan banyak mengetahui mengenai kebudayaan serta kesenian.
Dengan gaya arsitektur tradisional Bali, bangunan-bangunan yang ada di sini begitu kokoh dan indah. Dilengkapi juga dengan taman-taman yang tertata rapi dan juga terdapat sebuah anak sungai yang berada di area taman. Komplek bangunan yang ada di Bali Art Center Denpasar terbagi menjadi beberapa, seperti komplek bangunan suci, yang meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, Bale Pepaosan, dan lainnya. Kemudian terdapat komplek bangunan tenang, yang meliputi Perpustakaan Widya Kusuma, tempat ini merupakan tempat menyimpan buku-buku tentang sejarah Bali. Komplek bangunan setengah ramai, meliputi Studio Patung, Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Wisma Seni dan Wantilan, tempat ini adalah aula tempat pameran seni Bali. Dan selanjutnya adalah komplek bangunan ramai yang meliputi, Panggung terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa, keduanya berada di selatan sungai.
Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan kepada aparatur sipil negara untuk mengenakan pakaian dari kain endek Bali pada hari Selasa dan pakaian adat Bali pada hari Kamis. Pakaian adat untuk wanita berupa kebaya dan kain, adapun untuk pria berupa kain setengah tiang dan udeng (ikat kepala).
Selain meninjau prasarana dan sarana di lingkungan Taman Budaya Provinsi Bali, imbuh Iwan. Akademi Lampung juga meninjau prasarana dan sarana di Bentara Budaya Bali milik surat kabar Kompas dan penerbit Gramedia yang berlokasi di Jalan Ida Bagus Mantra, Kabupaten Gianyar.
“Prasana yang terdapat di Bentara Budaya berupa gedung pameran lukisan dan teater arena untuk seni pertunjukan, selain gedung sekretariat. Pada masa pasca-Covid 19 terjadi penurunan frekuensi kegiatan Bentara Budaya, meski hingga tahun 2025 masih tetap melaksanakan kegiatan di antaranya berupa diskusi sastra bekerjasama dengan universitas setempat yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Januari 2025,” tutur Iwan.
Terdapat pula rencana Bentara Budaya untuk membangun prasarana kesenian yang permanen di sekitar kota Denpasar, sehingga dapat mendekati publik seni di perkotaan, mengingat lokasi di Kabupaten Gianyar cukup jauh dari jangkauan publik seni perkotaan.
“Upaya ini untuk mendekati publik seni perkotaan di antaranya dengan menyelenggarakan pameran lukisan di Bali Art Center Denpasar pada bulan Nobember 2024 lalu,” ujar Iwan mengakhiri perbincangan.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Akademi Lampung Gelar Rakor Pemajuan Kebudayaan dengan Taman Budaya Bali
Sabtu, 14 Desember 2024 16:04 WIB
Surabaya Cello Community Berangan Membumikan Nada-nada Cello
Selasa, 29 Oktober 2024 18:26 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler