x

Jalan Rusak di Cilegon, Foto: Tempo.co

Iklan

Muhammad Rizal Firdaus

Content Writer
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Senin, 10 April 2023 14:31 WIB

Mencoba Menjawab Kenapa Jalan di Kabupaten Lamongan itu Surplus Kerusakan dan Defisit Perbaikan

Jalan rusak menjadi momok bagi kabupaten Lamongan, ada beberapa alasan mengapa jalan di Lamongan banyak yang rusak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Program Jalan Mantap dan Alus Lamongan (JAMULA) itu solusi. Tapi, jalan rusak di Lamongan itu abadi. Jalan rusak sejak dulu menjadi masalah yang banyak dihadapi semua daerah di Indonesia, jalan rusak itu fana perbaikan dan tambal sulam abadi.

Ungkapan tersebut memang layak disematkan untuk persoalan jalan rusak di kabupaten Lamongan. Kabupaten yang terkenal dengan masakan pecel lele ini memang menyimpan persoalan pelik yang tidak mudah untuk diselesaikan.

Meskipun sudah berganti bupati berkali-kali jalan rusak sudah menjadi makanan sehari-hari warga Lamongan. Tidak sedikit yang menyebut kalau kita sudah memasuki jalanan yang rusak itu artinya kita sudah masuk wilayah kabupaten Lamongan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ya, pernyataan itu memang sulit dibantah, pasalnya jalanan rusak di Lamongan memang lebih mendominasi bahkan kita dipaksa untuk memakluminya. Sebagai warga Lamongan, jalan rusak memang menjadi momok yang tidak bisa dihindari. Bukan berarti kita menyalahkan takdir, namun kondisinya memang seperti itu adanya sulit dimengerti.

Dari panjangnya persoalan jalan rusak di Lamongan kami mencoba mengulik alasan kenapa jalan rusak di Lamongan itu memang kita harus menerimanya dengan lapang dada.

1.       APBD yang terlampau kecil

Sebagai kabupaten yang mempunyai potensi alam yang tidak kalah dengan kabupaten lain, kabupaten Lamongan adalah daerah di jawa timur yang memiliki anggaran pendapatan dan belanja daerah yang terlampau kecil jika dibandingkan dengan daerah tetangga yakni Bojonegoro.

Dalam data pemerintah Kabupaten Lamongan tahun 2023, APBD Lamongan hanya berada di angka Rp2,8 triliun sedangkan Kabupaten Bojonegoro mencapai Rp7,4 triliun.

Angka yang terlampau jauh ini membuat pembangunan jalan antara kedua kabupaten ini bagaikan langit dan bumi. Jadi tidak heran jika memimpikan jalan mulus di Lamongan seperti halnya mengayuh rembulan apalah daya tangan tak sampai.

2.       Warganya Lebih Banyak yang Merantau

Alasan kedua adalah waraga Lamongan lebih banyak yang merantau terimbang hidup berdampingan dengan kesederhanaan di kampung halaman. Pecel lele menjadi ladang cuan yang profitable bagi para perantauan Lamongan.

Hal ini membuat problem di daerah Lamongan tidak menjadi problem yang penting untuk segera diselesaikan, lha wong para perantau ini pulang ke Lamongan ya hanya moment lebaran atau saat mudik itupun tidak lama langsung balik lagi ke kota rantau.

3.       Rentan Diterjang Banjir

Sebagai daerah yang rentan diterjang banjir membuat jalanan yang awalnya mulus sangat mudah rusak karena lama terendam air. Hal inilah yang membuat kualitas aspal di Lamongan mudah terkelupas dan jalan mulus hanya bisa dinikmati sesaat.

4.       Kondisi Tanah yang Tidak Stabil

Kondisi tanah yang tidak stabil menjadi salah satu alasan kenapa jalanan di Lamongan ini mudah goyah terkena rayuan beban muatan yang sebenarnya tidak berat-berat amat.

Jenis tanah yang banyak di kabupaten Lamongan adalah jenis tanah aluvial, jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler