x

Iklan

Ervina Rizqi Purwaningrum

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 April 2023

Selasa, 30 Mei 2023 14:34 WIB

Moderasi Beragama Menjadi Jalan dalam Penyebaran Perdamaian

Konsep moderasi beragama ini sendiri merupakan suatu gagasan yang diciptakan untuk menjadi jembatan perdamaian antar umat beragama. Konsep besar ini sebenarnya sudah lama hidup dalam nilai-nilai yang terkandung dalam konsep beragama yang luhur, pada dasarnya agama mengisyaratkan pada umat pengikutnya untuk menyebarkan atau mengisyaratkan dan menyerukan pada kebaikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Negara yang ditakdirkan hidup dalam kondisi heterogen, dilihat dari aspek budaya, agama, etnis dan bahasa ini adalah keniscayaan yang patut disyukuri. Bisa demikian karena secara teologi hal itu menjadi sebuah lokus pengejawantahan sunnatullah. Dalam keadaan itu sudah seharusnya bisa lahir nilai-nilai toleransi. 

Toleransi bukan diartikan sebagai pembenaran pendapat yang berbeda, melainkan mengakui hak asasi orang lain untuk berbeda pendapat. Toleransi tidak diidentik dengan adanya pembenaran terhadap nilai-nilai yang dianut oleh orang lain. Perbedaan pandangan tetap ada, akan tetapi perbedaan itu tidak seharusnya melahirkan pertentangan apalagi hingga menimbulkan permusuhan satu sama lain.

Islam pun lahir dan tumbuh dalam keragaman, keragaman sebuah bangsa tentu melahirkan tantangan tersendiri, khususnya dalam membangun harmoni. Bukan hal yang mudah untuk menyatukan berbagai  perbedaan, karena perbedaan sering melahirkan perpecahan dan perselisihan beda kepentingan, disamping itu tidak sedikit pula sebuah mahakarya dan keunikan diciptakan oleh harmoni kebhinekaan yang memiliki kekayaan sumber daya dan keberagaman budaya. Oleh karena itu perbedaan bukan menjadi alasan untuk berselisih pandang sebagai sebab runtuhnya persatuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adanya konsep moderasi beragama ini sendiri merupakan suatu gagasan yang diciptakan untuk menjadi jembatan perdamaian antar umat beragama. Konsep besar ini sebenarnya sudah lama hidup dalam nilai-nilai yang terkandung dalam konsep beragama yang luhur, pada dasarnya agama mengisyaratkan pada umat pengikutnya untuk menyebarkan atau mengisyaratkan dan menyerukan pada kebaikan. Moderasi beragama tidak semata-mata dapat diterima dengan mentah, sebab konstruk ini perlu untuk diejawantahkan secara inklusif melalui konsep pemikiran, perbuatan dan pergerakan. 

Dalam Islam sendiri moderasi beragama sering dikenal dengan seruan aksi syiar Islam rahmatan lilalamiin yang di gadang-gadang sebagai postur pemahaman Islam kaffah (menyeluruh) dengan menghargai perbedaan dan meyakini hal itu (perbedaan) sebagai sebuah keniscayaan yang dianugrahi oleh Tuhan kepada makhluk (ciptaan)-Nya, sehingga dalam kitab suci umat Islam dijelaskan melalui firman Allah SWT yang artinya “Dan telah kami mengutus kamu (makhluk), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Karakter moderasi beragama ini sebenarnya sudah didesiminasikan oleh para wali Songo sebagai metode dakwah penyebaran Islam di Indonesia. Karakter ini diwarisi oleh masyarakat Muslim Indonesia pada periode-periode berikutnya. Adanya moderasi beragama ini sebagai manifestasi pemahaman tafsir keagamaan yang memprioritaskan kesadaran akan harmoni dalam perbedaan tanpa melepaskan esensi pokok ajaran agama.

Kandungan falsafah sebagai breakdown detail tema moderasi beragama dituangkan menjadi empat prinsip utama, yaitu: Toleransi, Anti-kekerasan, Akomodatif dan Komitmen kebangsaan. Masing-masing pilar tersebut menjadi pondasi utama dalam terwujudnya citra luhur dari amaliyah moderasi beragama dalam kehidupan sehari-sehari dalam rangka menciptakan kerukunan antar umat beragama. Prinsip akomodatif dalam hal ini merujuk pada sikap diri untuk menerima perbedaan budaya yang ada di indonesia atau disekitar kita. 

Akomodatif juga berkaitan erat dengan nilai komitmen kebangsaan yang dua hal umum ini menjadi kunci utama terciptanya dua prinsip lainnya yakni (toleransi dan anti-kekerasan), dimaksudkan rasa komitmen kebangsaan dan akomodatif (ramah budaya) dapat disimpulkan sebagai suatu sikap bela negara yang tentunya dapat mewarnai diskursus pelestarian kebudayaan di Indonesia yang juga jelas, bahwa sikap ini (bela negara) menjadi bagian penting akan terealisasinya sikap moderasi beragama. 

Penyebaran penguatan moderasi beragama adalah salah satu bentuk bukti strategi pembangunan yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan dalam merekonstruksi rasa nasionalisme melalui penguatan dan pengahayatan nilai-nilai ideologis pancasila yang merupakan salah satu bentuk perwujudan visi moderasi beragama. Moderasi beragama ini mempunyai tujuan dalam menanamkan dan mengembangkan adanya pemahaman, sikap, perilaku, dan praktik dalam keberagamaan yang menghargai perbedaan, mewujudkan hidup dalam kemajemukan dan mengoptimalkan keragaman untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang agama.

Ikuti tulisan menarik Ervina Rizqi Purwaningrum lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu