Tata Cara Menjaga Kebersihan dalam Islam
Senin, 13 Mei 2024 07:46 WIBHendaknya anda membiasakan diri selalu menjaga kebersihan lahir dan batin. Siapa saja yang sempurna kebersihannya, akan menjadi seperti malaikat rohani, dengan jiwa dan hati nurani (bersih tersebut), meskipun ia tetap sebagai manusia dalam bentuk lahiriah dan jasmaninya.
Hendaknya anda membiasakan diri selalu menjaga kebersihan lahir dan batin. Siapa saja yang sempurna kebersihannya, akan menjadi seperti malaikat rohani, dengan jiwa dan hati nurani (bersih tersebut), meskipun ia tetap sebagai manusia dalam bentuk lahiriah dan jasmaninya. Rasulullah Saw. telah bersabda;
بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ
“Agama ini ditegakkan atas dasar kebersihan.”
Dalam kesempatan lain, beliau bersabda pula;
إِنَّ اللهَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ
“Allah adalah zat Mahabersih dan Ia menyukai kebersihan.”
Kebersihan batin dapat dicapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk seperti keangkuhan, riya, hasad (dengki), cinta akan dunia, dan lain sebagainya. Juga menghiasi jiwa dengan akhlak-akhlak mulia seperti tawaduk (rendah hati), haya’ (rasa malu), ikhlas, kedermawanan, dan lain sebagainya.
Adapun kebersihan lahir dapat dicapai dengan meninggalkan yang buruk dan mengerjakan yang baik. Barangsiapa menghiasi lahirnya dengan menekuni amal-amal saleh, di samping memakmurkan batinnya dengan akhlak yang terpuji, sempurnalah kebersihannya.
Termasuk dalam lingkup kebersihan lahiriah adalah melaksanakan tuntunan syariat berupa menghilangkan segala kotoran tubuh, bersuci dari hadas dan najis, antara lain dengan menghilangkan bulu-bulu sekitar kemaluan, ketiak, dan sebagainya dengan mencabuti atau mencukurnya, menggunting atau meratakan kumis dan memotong kuku.
Cara memotong kuku yang disukai ialah mulai dari telunjuk kanan sampai kelingkingnya, dan dari kelingking tangan kiri sampai sampai ibu jari, kemudian mengakhirinya dengan kuku ibu jari tangan kanan. Adapun untuk kedua kaki, dimulai dengan kelingking kaki kanan dan diakhiri dengan kelingking kaki kiri seperti dalam cara memasukkan air di sela-sela jari kaki pada waktu berwudhu. Makruh (tidak disukai) mengundurkan tugas menghilangkan bulu dan kuku ini lebih dari empat puluh hari.
Di antara kebersihan lahiriah yang hendaknya diperhatikan pula ialah menghilangkan endapan kotoran-kotoran (daki) dalam lekukan-lekukan tubuh di samping mengalirkan air ke dalamnya ketika mandi. Demikian pula membersihkan (kotoran di) mata dan (kotoran) hidung serta sisa makanan yang tertinggal di antara gigi-gigi.
Hendaknya anda membiasakan diri membersihkan diri dengan siwak (sugi atau sikat gigi), sebaiknya dengan menggunakan sepotong ranting Arak (sejenis kayu yang lunak dan mengharumkan mulut). Lebih sangat dianjurkan pada saat-saat hendak mulai melakukan ibadah (shalat, membaca al-Quran, mendaras ilmu, dan sebagainya).
Dan hendaknya sering-sering mencuci pakaian anda setiap kali kotor, tetapi jangan berlebih-lebihan sehingga menyerupai kaum mutrafin (orang-orang kaya yang berfoya-foya secara berlebih-lebihan).
Di antara hal-hal yang ada kaitannya dengan kebersihan, ialah meminyaki janggut dan menyisirnya rapi. Demikian pula semua rambut yang dipelihara. Selain itu, hendaknya anda bercelak (menghitamkan bulu mata dan sekeliling mata) dengan itsmid (bubuk celak dari batu khusus) setiap tiga hari sekali. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bercelak tiap malam hari.
Demikian pula hendaknya memakai minyak wangi secukupnya guna menutupi bau badan yang tidak sedap, terlebih lagi pada waktu menghadiri shalat Jumat dan hari-hari raya serta setiap pertemuan orang ramai.
Rasulullah Saw. menyukai (memakai minyak wangi) dan sering-sering menggunakannya sedemikian, sehingga kadang-kadang tampak belahan rambut beliau berkilat karena minyak. Tentunya hal ini semata-mata agar dicontoh umatnya. Seandainya tidak demikian, niscaya beliau tidak perlu memakainya, sebab tubuh beliau selalu berbau harum dari asalnya, sehingga diriwayatkan bahwa para sahabat menyimpan tetesan peluh beliau untuk dijadikan pewangi tubuh mereka.
Bagi pria, disukai menonjolkan wewangian yang dipakainya. Sedangkan bagi wanita, dianjurkan menyembunyikannya (kecuali di hadapan suami dan keluarga terdekat).
Bersuci dan Membersihkan Tubuh dari Najis
Hendaknya anda selalu berusaha menghindar dari segala najis. Tetapi bila tersentuh sesuatu dari najis dalam keadaan basah, segeralah mencucinya. Bila anda dalam keadaan janabah (hadas besar yang mengharuskan mandi), usahakanlah agar segera mandi, sebab konon seseorang yang dalam keadaan janabah terjauh dari hadirat Allah. Itulah sebabnya diharamkan baginya berdiam di masjid dan membaca al-Quran.
Diriwayatkan bahwa malaikat tidak memasuki rumah seseorang yang sedang dalam keadaan janabah, dan bila malaikat pergi, setan-setan pun masuk dari segala penjuru. Jagalah agar anda tidak makan atau tidur dalam keadaan janabah agar tidak tersentuh bermacam-macam penyakit. Sekiranya belum sempat mandi segera, setidak-tidaknya, cucilah (kemaluan) anda, lalu ambillah air wudhu.
Membarui Wudhu untuk Setiap Fardu
Hendaknya anda membiasakan diri membarui wudhu untuk setiap kali shalat fardhu. Usahakanlah agar anda selalu dalam keadaan suci (berwudhu). Perbaruilah wudhu anda setiap kali berhadas (batal wudhu), sebab wudhu adalah senjata orang mukmin. Selama senjata itu siap, tak seorang pun musuh berani mendekat.
Seorang laki-laki pernah meminta kepada al-Syaikh Abu Al-Hasan al-Syadzili agar diajarkan kepadanya ilmu kimia (maksudnya, ilmu yang dapat mengubah sesuatu menjadi emas atau benda berharga lainnya). Maka orang itu diperintahkan agar berdiam selaam setahun di rumah Syaikh Abu al-Hasan seraya mensyaratkan kepadanya agar berwudhu setiap kali batal wudhu, lalu shalat dua rakaat. Ia berjanji, setelah itu, akan mengajari ilmu yang dimintanya.
Setelah lewat masa setahun, orang tersebut pergi ke sebuah sumur untuk menimba air. Tiba-tiba ketika menarik timbanya ke atas, dilihatnya timba itu penuh emas. Segera dituangkan kembali ke dalam sumur, sebab ia sudah tidak lagi berkeinginan memilikinya.
Lalu pergilah ia melaporkan hal itu kepada Syaikh Abu al-Hasan, maka berkatalah Syaikh itu: “Kini seluruh diri anda telah menjadi kimia.” Semenjak itu, ia pun menunjuk lelaki itu sebagai da’I (penyeru) kepada Allah Swt.
Hendaknya anda mengerjakan dua rakaat sunnah setiap kali selesai berwudhu. Jika tidak mampu terus-menerus dalam keadaan berwudhu, usahakanlah agar tidak meninggalkan (wudhu) setiap kali duduk di masjid, dan ketika sedang membaca al-Quran, mempelajari ilmu, berzikir ataupun ibadah-ibadah lainnya.
Dan bila berwudhu atau mandi, janganlah mencukupkan diri dengan perbuatan-perbuatan yang wajib saja, tetapi seyogianya anda selalu mengerjakan pula segala perbuatan sunnah serta mengerjakan semua adabnya seperti telah anda ketahui tentang kebiasaan Rasulullah Saw. dalam mandi dan wudhu beliau.
Mandi untuk Kebersihan Tubuh
Hendaknya anda mandi di waktu-waktu tertentu, walaupun tidak dalam keadaan janabah, dengan niat membersihkan tubuh. Telah disebut dalam hadis Nabi Saw. tentang anjuran mandi pada tiap-tiap hari Jumat bagi siapa yang hendak menghadiri shalat Jumat.
Cukuplah hal itu untuk masa-masa tertentu (di musim dingin, misalnya), dan bagi orang-orang tertentu (disebabkan kesehatan atau kemiskinan dan sebagainya). Dan bila telah selesai berwudhu atau mandi, ucapkanlah:
أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
*Disadur dari kitab risalah al-Mu’awanah karya Sayyid Abdullah al-Haddad
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Menumbuhkan Mental Memberi pada Masyarakat Melalui Pajak
Selasa, 11 Juni 2024 15:50 WIBTata Cara Menjaga Kebersihan dalam Islam
Senin, 13 Mei 2024 07:46 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler