Saya seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Semarang, saya mempunyai hobi memasak, dan saya juga memiliki minat dibidang bisnis dan keuangan.

Pengendalian Internal dan Keamanan Siber terhadap Serangan Ransomware di Jasa Keuangan

Kamis, 12 Desember 2024 07:53 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Finalisasi unit kompetensi RSKKNI bidang perilaku jasa keuangan edukasi dan perlindungan konsumen
Iklan

Sektor jasa keuanganmenghadapi ancaman serius dari ransomware yang dapat mengganggu operasional. Ransomware sering menyerang melalui phishing, kelemahan perangkat lunak, atau pencurian kredensial.

***

Sektor jasa keuangan, yang menjadi salah satu tulang punggung utama perekonomian, dihadapkan pada tantangan besar dari meningkatnya ancaman ransomware. Serangan ini tidak hanya mengancam kelangsungan operasional, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial yang signifikan serta mencoreng reputasi perusahaan.

Oleh karena itu, pendekatan holistik yang mengintegrasikan pengendalian internal dengan keamanan siber menjadi strategi yang krusial untuk mengurangi dampaknya. Dengan memahami risiko ransomware dan menerapkan langkah mitigasi yang terstruktur, perusahaan jasa keuangan dapat melindungi aset penting mereka serta mempertahankan kepercayaan masyarakat.

Ransomware adalah salah satu jenis perangkat lunak berbahaya yang berfungsi mengenkripsi data dan menuntut pembayaran tebusan untuk mengembalikan aksesnya. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor jasa keuangan menjadi sasaran utama karena nilai tinggi dari data yang dikelolanya. Serangan biasanya dimulai melalui metode seperti phishing email, eksploitasi kelemahan perangkat lunak, atau pencurian kredensial login.

Dampak yang diakibatkan meliputi kerugian finansial langsung, penurunan reputasi, potensi denda regulasi, hingga terhambatnya operasional. Hal ini menunjukkan perlunya tindakan pencegahan yang lebih proaktif untuk mengatasi ancaman tersebut.

Peran Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang kuat menjadi lapisan perlindungan pertama dalam menghadapi ransomware. Langkah-langkah penting seperti menetapkan kebijakan keamanan yang menyeluruh, melakukan pencadangan data secara rutin, serta menjalankan audit dan pemantauan sistem secara berkala adalah hal mendasar.

Selain itu, segregasi tugas harus diterapkan untuk membatasi akses yang tidak sah, sementara pelatihan keamanan siber untuk karyawan perlu ditingkatkan. Dengan pengendalian internal yang efektif, perusahaan dapat membangun fondasi perlindungan yang kokoh terhadap ancaman siber yang terus berkembang.

Keamanan Siber sebagai Pelindung Tambahan

Di samping pengendalian internal, penerapan teknologi keamanan siber mutakhir menjadi elemen kunci dalam melindungi perusahaan dari serangan ransomware. Langkah-langkah seperti penggunaan firewall generasi terbaru, sistem Endpoint Detection and Response (EDR), autentikasi ganda (2FA), serta pencadangan data yang terstruktur memberikan perlindungan ekstra.

Pengujian keamanan secara berkala juga membantu mengidentifikasi celah keamanan sebelum dieksploitasi oleh pelaku. Kombinasi teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan respons dini terhadap serangan siber.

Studi Kasus dan Tantangan Implementasi

Serangan ransomware pada sebuah perusahaan jasa keuangan besar di Eropa pada tahun 2020 menjadi contoh nyata pentingnya pengelolaan keamanan yang lebih baik. Serangan tersebut terjadi akibat kelemahan dalam pengelolaan akses serta kurangnya pembaruan sistem. Meski upaya mitigasi seperti pelatihan karyawan dan penerapan teknologi EDR berhasil meningkatkan perlindungan, tantangan seperti biaya yang tinggi, rendahnya kesadaran, dan kompleksitas sistem masih menjadi hambatan utama. Mengatasi hambatan ini menjadi langkah penting untuk menciptakan perlindungan yang menyeluruh. 

Menghadapi ancaman ransomware membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dengan menggabungkan pengendalian internal dan keamanan siber. Perusahaan jasa keuangan perlu menyusun kebijakan keamanan yang komprehensif, mengadopsi teknologi terkini, dan memprioritaskan pelatihan karyawan. Selain itu, pembentukan tim respons insiden yang tanggap terhadap serangan juga sangat diperlukan.

Dengan strategi ini, sektor jasa keuangan dapat secara efektif mengurangi risiko ransomware, menjaga kepercayaan pelanggan, serta memastikan stabilitas operasional di tengah tantangan keamanan siber yang semakin kompleks.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler