Agro-design untuk Penataan Perkebunan dan Pemukiman di Perkotaan; Studi Kota Bandar Lampung #2

Jumat, 24 Januari 2025 20:44 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi) Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jalan Menuju Kedaulatan Pangan yang Berkelanjutan
Iklan

Ketahanan pangan merupakan konsep dinamis yang secara fundamental terkait erat dengan strategi penataan ruang produktif. Pendekatan agro-design menawarkan kerangka konseptual untuk mewujudkan konsumsi komoditatif mandiri melalui integrasi sistematis antara ruang hunian dan produksi pangan.

 

 
Oleh : Faiza Mafatihullahu-Najwa. 

Ketahanan pangan merupakan konsep dinamis yang secara fundamental terkait erat dengan strategi penataan ruang produktif. Pendekatan agro-design menawarkan kerangka konseptual untuk mewujudkan konsumsi komoditatif mandiri melalui integrasi sistematis antara ruang hunian dan produksi pangan. 

Korelasi antara ketahanan pangan dan agro-design dibangun atas beberapa asumsi fundamental. Pertama, desentralisasi produksi pangan melalui sistem pertanian perkotaan dapat mengurangi ketergantungan terhadap sistem distribusi eksternal. Penelitian Mougeot (2006) menunjukkan bahwa implementasi pertanian skala mikro dapat menurunkan risiko kerentanan pangan hingga 40% pada komunitas perkotaan. 

Mekanisme komoditatif konsumsi mandiri mensyaratkan transformasi paradigmatik dalam perencanaan ruang. Lahan-lahan marginal, area vertikal, dan infrastruktur pemukiman berpotensi dikonversi menjadi zona produktif yang menghasilkan pangan. Konsep ini tidak sekadar solusi ketahanan pangan, melainkan strategi resiliensi sosial-ekologis. 

 

  • Variabel kunci dalam korelasi ini meliputi: 
  • Diversifikasi komoditas produksi 
  • Efisiensi teknologi pertanian urban 
  • Pemberdayaan komunitas lokal 
  • Adaptabilitas terhadap perubahan lingkungan 

 

Sumberdaya Alternatif dalam Penataan Ruang Pemukiman Perkotaan: Strategi Agro-Design. 

Perkembangan perkotaan kontemporer menghadapi tantangan kompleks terkait optimalisasi ruang dan sumber daya. Pendekatan agro-design menawarkan solusi inovatif dalam mengintegrasikan fungsi pemukiman dengan potensi produktif lahan perkotaan. Konsep ini tidak sekadar merancang ruang hunian, melainkan menciptakan ekosistem urban yang berkelanjutan. 

Sumberdaya alternatif dalam konteks agro-design mencakup transformasi ruang-ruang marginal menjadi zona produktif. Atap gedung, lahan kosong, bahkan area vertikal dapat dikonversi menjadi ruang pertanian mikro yang menghasilkan pangan dan mendukung ketahanan ekologis perkotaan. Penelitian Nadal et al. (2017) menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan produktivitas lahan perkotaan hingga 30% tanpa mengganggu struktur pemukiman eksisting. 

Strategi pemanfaatan sumberdaya alternatif meliputi beberapa pendekatan fundamental: 

 

  • Konversi Ruang Vertikal 
  • Pemanfaatan dinding dan atap sebagai media tanam 
  • Implementasi system pertanian vertikal 
  • Integrasi tanaman produktif dalam arsitektur bangunan 
  • Infrastruktur Hijau Multifungsi 
  • Desain ruang publik produktif 
  • Pengembangan taman komunal berbasis pangan 
  • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lahan 
  • Teknologi Pertanian Urban Inovatif 
  • Hidroponik skala permukiman 
  • Sistem akuaponik terintegrasi 
  • Pemanfaatan teknologi pertanian presisi 

 

Aspek sosial-ekonomi menjadi pertimbangan kritis dalam implementasi strategi ini. Pemberdayaan komunitas, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan ketahanan pangan lokal merupakan dampak positif yang dapat dihasilkan. 

 

Peningkatan Ketahanan Pangan: Analisis Dampak Jangka Panjang. 

Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang memerlukan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan. Menurut definisi FAO (2021), ketahanan pangan tidak sekadar mencakup ketersediaan pangan, melainkan juga aksesibilitas, utilisasi, dan stabilitas pasokan pangan dalam jangka panjang. 

Analisis dampak jangka panjang mengungkapkan kompleksitas faktor yang memengaruhi ketahanan pangan. Perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan dinamika ekonomi global menjadi variabel kritis yang membutuhkan intervensi sistematis. Penelitian Rosegrant et al. (2014) menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan pangan global akan meningkat 60% pada tahun 2050, menuntut strategi inovatif dalam produksi dan distribusi pangan. 

Strategi peningkatan ketahanan pangan meliputi beberapa pendekatan fundamental. Pertama, diversifikasi komoditas pertanian menjadi mekanisme utama mitigasi risiko. Pengembangan varietas tanaman adaptif, sistem pertanian presisi, dan teknologi pascapanen modern dapat mengurangi kerentanan sistem pangan terhadap guncangan eksternal. 

Aspek sosial-ekonomi memainkan peran signifikan dalam arsitektur ketahanan pangan. Pemberdayaan petani melalui akses modal, teknologi, dan jaringan pasar menjadi prasyarat fundamental. Studi Sen (1981) tentang entitlement approach menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak sekadar soal produksi, melainkan kemampuan individu mengakses sumber daya. 

Intervensi kebijakan publik menjadi instrumen kunci dalam menjamin ketahanan pangan. Investasi infrastruktur pertanian, sistem logistik yang efisien, dan mekanisme stabilisasi harga merupakan domain krusial yang memerlukan perhatian komprehensif. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa integrasi antarsektor menjadi kunci keberhasilan. 

 

Referensi. 

FAO. (2021). State of Food Security and Nutrition in the World. Food and Agriculture Organization. 

Rosegrant, M. W., et al. (2014). Agriculture and Food Security under Global Climate Change. International Food Policy Research Institute. 

Sen, A. (1981). Poverty and Famines: An Essay on Entitlement and Deprivation. Oxford University Press. 

Nadal, A., et al. (2017). Urban Agriculture: A Tool for Sustainable City Development. Urban Forestry & Urban Greening. 

Mougeot, L. J. A. (2015). Cultivating Better Cities: Urban Agriculture for Sustainable Development. International Development Research Centre. 

Smit, J., Nasr, J., & Ratta, A. (2001). Urban Agriculture: Food, Jobs and Sustainable Cities. UNDP Publications. 

Mougeot, L. J. A. (2006). Growing Better Cities: Urban Agriculture for Sustainable Development. IDRC. 

Smit, J., & Nasr, J. (1992). Urban Agriculture for Sustainable Cities. Environment and Urbanization. 

FAO. (2018). Urban Food Agenda: Sustainable Urban Food Systems. Food and Agriculture Organization. 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
A.W. Al-faiz

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Jejak Al-Masih dalam Ruang Kelas Modern

Kamis, 21 Agustus 2025 22:47 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler