Lahir, Bandar Lampung, Sekolah dan nyantri di Pesantren, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekarang Aktif Berkaligrafi dan menulis Puisi.
The Prabowo Effect: Still a Talking - Stick and Carrot - Consept ? *
Selasa, 11 Februari 2025 16:15 WIB
Jika kita menilik lebih dalam, transformasi Prabowo mencerminkan perjalanan demokrasi Indonesia itu sendiri.
The Mashera (Boardman Robinson) dalam Dinamika Politik di dalam Lensa Karikatur
Dalam sejarah politik Indonesia, karikatur telah juga menjadi cermin yang tajam dalam menggambarkan dinamika kekuasaan dan relasi antar berbagai elemen masyarakat. Gambar yang kita lihat ini, meskipun sederhana dalam goresannya, menyajikan kompleksitas interaksi politik yang masih relevan hingga hari ini.
Ketika kita mencermati komposisi gambar tersebut, terlihat jelas bagaimana seniman menangkap esensi dari apa yang kita kenal sebagai politik praktis. Kerumunan figur yang saling berbisik menggambarkan fenomena yang dalam bahasa politik Indonesia sering disebut sebagai politik tingkat tinggi, di mana keputusan-keputusan penting seringkali diambil dalam perbincangan informal di luar forum resmi.
Gestur mengangkat topi yang ditampilkan dalam gambar merupakan metafora yang kuat tentang dinamika penghormatan dalam politik Indonesia. Ini mencerminkan konsep sungkan dan hierarki sosial yang masih mengakar kuat dalam budaya politik kita. Meskipun kita hidup dalam era demokrasi modern, pola-pola interaksi tradisional semacam ini tetap mewarnai landscape politik nasional.
Pola interaksi yang digambarkan juga menyinggung fenomena yang kita kenal sebagai politik belakang layar. Dalam konteks Indonesia, ini terkait erat dengan konsep musyawarah informal, di mana banyak kesepakatan politik sesungguhnya dicapai melalui pertemuan-pertemuan tidak resmi sebelum dibawa ke forum formal.
Yang menarik, karikatur ini juga menggambarkan bagaimana politik Indonesia memiliki karakteristik yang unik dalam hal pembentukan kelompok kepentingan. Figur-figur yang berkelompok dalam gambar mencerminkan realitas politik Indonesia yang sarat dengan pembentukan koalisi dan aliansi strategis, baik yang bersifat permanen maupun temporer.
Aspek komunikasi non-verbal yang ditampilkan dalam karikatur - seperti postur tubuh dan pengelompokan figur - merepresentasikan dengan baik bagaimana dalam politik Indonesia, pesan-pesan penting seringkali disampaikan melalui simbol dan gestur, bukan hanya melalui komunikasi verbal langsung.
Relevansi karikatur ini dengan kondisi politik kontemporer Indonesia sangat kuat. Meskipun zaman telah berubah dan teknologi telah mengubah cara politisi berkomunikasi, pola-pola dasar interaksi politik yang digambarkan masih dapat kita temui dalam praktik politik sehari-hari di berbagai tingkatan, mulai dari politik desa hingga politik nasional.
Dapat disimpulkan bahwa karikatur ini berhasil menangkap esensi abadi dari dinamika politik Indonesia - sebuah sistem yang kompleks di mana formalitas dan informalitas, tradisi dan modernitas, serta kepentingan pribadi dan publik senantiasa berinteraksi dalam menciptakan landscape politik yang unik.
Perjalanan Transformasi: Narasi Kepemimpinan Prabowo dalam Demokrasi Indonesia.
Di penghujung senja Jakarta yang sibuk, gedung-gedung pencakar langit menjadi saksi bisu sebuah transformasi politik yang menarik. Prabowo Subianto, sosok yang dulunya dikenal dengan seragam militernya, kini menjelma menjadi figur yang mewakili kompleksitas transisi demokrasi Indonesia. Seperti metamorfosis kupu-kupu, perubahannya membawa warna baru dalam spektrum politik nasional.
Bayangkan sebuah lukisan yang perlahan berubah warnanya. Dimulai dari kanvas yang didominasi warna tegas kehijauan militer, kini mengalir gradasi warna-warni demokrasi. Prabowo tidak lagi sekadar sosok yang identik dengan ketegasan militer, tetapi berkembang menjadi pemimpin yang memahami nuansa dan kompleksitas demokrasi modern. Tangannya yang dulunya terbiasa memegang pedang komando, kini juga mahir menggenggam pena diplomasi.
Dalam ruang-ruang diskusi politik, namanya memantik perdebatan yang menarik. Ada yang melihatnya sebagai simbol adaptabilitas pemimpin di era demokrasi, sementara yang lain menganggapnya sebagai studi kasus sempurna tentang evolusi kepemimpinan politik Indonesia. Seperti sungai yang mengalir, perjalanannya menunjukkan bagaimana seorang pemimpin bisa beradaptasi dengan tuntutan zaman tanpa kehilangan esensi karakternya.
Di tengah hiruk-pikuk politik Jakarta, kantornya di Kementerian Pertahanan menjadi tempat di mana visi baru tentang kepemimpinan demokratis bertemu dengan pengalaman masa lalu. Di sana, keputusan-keputusan tidak lagi semata-mata tentang komando dan kendali, tetapi lebih tentang dialog dan konsensus. Pertemuan demi pertemuan menunjukkan bagaimana pendekatan militer yang terstruktur bisa berpadu dengan fleksibilitas demokrasi modern.
Jika kita menilik lebih dalam, transformasi Prabowo mencerminkan perjalanan demokrasi Indonesia itu sendiri. Seperti negara yang belajar untuk menemukan jati dirinya dalam kancah demokrasi global, Prabowo pun mengalami proses pembelajaran dan adaptasi yang serupa. Setiap langkahnya, setiap keputusannya, menjadi cermin bagaimana demokrasi Indonesia terus berevolusi.
Di gedung parlemen, suaranya kini lebih sering terdengar membincangkan isu-isu kesejahteraan dan pembangunan ekonomi, ketimbang sekadar urusan pertahanan dan keamanan. Visinya tentang Indonesia berkembang dari perspektif keamanan semata menjadi pandangan yang lebih komprehensif tentang pembangunan bangsa. Seperti puzzle yang perlahan lengkap, setiap bagian dari transformasinya menambah dimensi baru dalam pemahaman kita tentang kepemimpinan demokratis.
Saat matahari terbenam di ufuk Jakarta, bayang-bayang gedung tinggi menciptakan siluet yang mengingatkan kita pada perjalanan panjang demokrasi Indonesia. Dalam bayangan itu, sosok Prabowo berdiri sebagai testament hidup bagaimana seorang pemimpin dan sistem demokrasi bisa tumbuh bersama, saling membentuk, dan saling memperkuat. Kisahnya bukan sekadar tentang perubahan personal, tetapi tentang evolusi sebuah bangsa dalam memahami dan menjalankan demokrasi.
STICK AND CARROT: BOARDMAN ROBINSON'S THEORY IN ANALYZING PRABOWO'S POLITICAL LEADERSHIP.
Dalam konteks perpolitikan Indonesia kontemporer, teori "Stick and Carrot" yang digambarkan dalam karikatur Boardman Robinson tahun 1916 memberikan perspektif menarik dalam menganalisis gaya kepemimpinan Prabowo Subianto. Sebagai figur politik yang memiliki latar belakang militer dan kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, pendekatan dualistik ini terlihat jelas dalam trajektori politiknya.
ANALISIS STICK (PENDEKATAN TEGAS).
Latar belakang militer Prabowo memberikan dimensi "stick" yang jelas dalam gaya kepemimpinannya. Hal ini tercermin dalam beberapa aspek :
- Pendekatan tegas dalam isu keamanan nasional
- Retorika yang kuat tentang kedaulatan negara
- Sikap assertive dalam kebijakan pertahanan
- Penekanan pada disiplin dan hierarki organisasi
-
ELEMEN CARROT (PENDEKATAN INSENTIF).
Seiring evolusi politiknya, Prabowo mengembangkan pendekatan "carrot" yang signifikan:
- Program-program kesejahteraan dalam kampanye politiknya
- Visi ekonomi kerakyatan yang menjanjikan
- Pembangunan koalisi politik yang inklusif
- Pendekatan diplomatik dalam hubungan internasional
TRANSFORMASI LEADERSHIP.
Menariknya, perjalanan politik Prabowo menunjukkan evolusi dari dominasi "stick" menuju keseimbangan dengan "carrot":
- Perubahan citra dari figur militer menjadi negarawan
- Adaptasi gaya komunikasi yang lebih akomodatif
- Pengembangan narasi yang lebih berorientasi kesejahteraan
- Penekanan pada stabilitas dan kemajuan ekonomi
- IMPLEMENTASI KONTEMPORER.
Dalam posisinya sekarang, pendekatan dual ini termanifestasi dalam: - 1. Kebijakan Pertahanan.
- Modernisasi alutsista (stick)
- Pengembangan industri pertahanan dalam negeri (carrot) - 2. Politik Nasional.
Ketegasan dalam isu kedaulatan (stick)
Program pemberdayaan ekonomi (carrot) - REFLEKSI BOARDMAN ROBINSON.
Seperti yang digambarkan Robinson dalam karikatunya, keseimbangan antara "stick and carrot" menjadi kunci dalam kepemimpinan politik yang efektif. Prabowo mendemonstrasikan pemahaman akan prinsip ini melalui: - Kombinasi ketegasan dan kelembutan
- Keseimbangan antara otoritas dan persuasi
- Harmonisasi antara kekuatan dan kesejahteraan
Teori "Stick and Carrot" Boardman Robinson memberikan kerangka analitis yang relevan dalam memahami dinamika kepemimpinan politik Prabowo. Evolusi gayanya menunjukkan bagaimana pendekatan dualistik ini dapat beradaptasi dengan konteks demokrasi modern Indonesia, sambil tetap mempertahankan efektivitasnya dalam mencapai tujuan politik dan kepemimpinan nasional.
*) Lihat: https://id.scribd.com/document/826567913/The-Prabowo-Effect-Still-a-Talking-Stick-and-Carrot-Consept

Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler