Pendidikan Agama Islam yang Dianak Tirikan

Selasa, 18 Februari 2025 08:15 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Sistem Pendidikan Indonesia: Antara Cita-Cita dan Kenyataan
Iklan

***

Oleh: Salwaana Fajri Lathiifah, Mahasiswi Prodi PAI Semester IV STIBA Ar Raayah

           

Bagaimana pendapat kalian tentang pemuda pemudi Indonesia sekarang ini? Miris, bukankah begitu? Gelombang budaya asing yang menyerbu begitu dasyatnya masuk ke dalam negeri bagai tamu kehormatan tanpa ada hambatan dan perlawanan. Seakan kata ‘silahkan’  menyambut mereka di pintu negara. Musik, pakaian, makanan, bahasa menyusup mempengaruhi gaya hidup. Menjadi urutan pertama dalam indikasi pencarian populer.

Dilihat dari latar warga Indonesia yang mayoritas penduduknya merupakan penganut Islam seakan tidak ada artinya. Sehingga label ‘Islam KTP’ yang biasanya kita dengar cocok disandang negeri ini. Bagaimana tidak, remaja, dewasa bahkan anak kecil kini tidak senggannya menyebar vidio mereka menari dengan percaya diri, merasa tidak malu jika dilihat oleh lawan jenisnya, bahkan berbangga atas hasil yang diraihnya.

Ditambah lagi krisis budaya pacaran yang mencuri perhatian, bukan hanya berpegangan tangan dan berboncengan, bahkan berciuman dan berhubungan intim seakan hal yang wajar. “Kalau keduanya mau kenapa harus dilarang.” Begini pemaparan presepsi yang menjerumuskan dan menyebar luas sekarang. Hingga sangat disayangkan, Islam kini kehilangan jati dirinya, pemuda pemudi muslim yang berpegang teguh pada tuntunan syariat agamanya.

Lalu apa sebab hilangnya jati diri muslim saat ini? Kalau menilik kembali Tiga Faktor Proyeksi Pendidikan Abad ke-21 di negara ini, tercantum bahwa poin pertama merupakan pendidikan karakter akhlak yang terdiri dari karakter moral dan karakter kerja. Dalam karakter moral dipaparkan bahwa siswa dibimbing untuk menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, jujur, dan rendah hati.

Namun sangat disayangkan pada kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri pelajaran pendidikan agama Islam hanya mendapatkan jatah satu jam pelajaran dalam seminggu. Bagaimana bisa membentuk karakter siswa yang beriman dan bertakwa dalam waktu sesingkat ini?

Maka tidak heran jika pemuda pemudi zaman ini kehilangan jati diri muslim mereka. Pasalnya asupan rohani mereka sangatlah kurang dan tidak mencukupi. Mereka tidak mampu memahami dan hanya sebatas mengetahui kewajiban-kewajiban yang mereka harus jalani tanpa mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Maka bukan hal baru mendapati seseorang yang tidak lagi menunaikan salatnya, yang bisa dikatakan sebagai kewajiban utama seorang muslim. Kini Islam hanya sebatas tulisa dalam Kartu Tanda Penduduk, karena Pendidikan Agama Islam dianak tirikan.

Sukabumi, 16 Februari 2025

*) Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Penulisan Akademik pada Semester IV Prodi PAI STIBA Ar Raayah

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Pendidikan Agama Islam yang Dianak Tirikan

Selasa, 18 Februari 2025 08:15 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler