Jejak Sejarah dan Perjalanan Bahasa Persatuan
Senin, 28 April 2025 22:06 WIBTulisan ini mengulas bagaimana Bahasa Indonesia tumbuh dari berbagai akar bahasa daerah hingga akhirnya disepakati sebagai bahasa pemersatu
Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga cerminan budaya, identitas, dan sejarah suatu bangsa. Di tengah keberagaman suku dan bahasa daerah yang ada di Indonesia, Bahasa Indonesia hadir sebagai jembatan pemersatu. Namun, tidak banyak yang benar-benar memahami dari mana asal-usul bahasa ini, bagaimana perkembangannya, dan mengapa Bahasa Melayu menjadi dasar pembentukannya. Artikel ini akan membahas perjalanan Bahasa Indonesia dari akar sejarahnya hingga menjadi simbol identitas nasional.
Pentingnya Sastra dalam Kehidupan
Sebelum masuk ke pembahasan utama, penting untuk menyadari peran bahasa dalam dunia sastra. Sastra, khususnya puisi, adalah bentuk paling halus dari ekspresi budaya melalui bahasa. Dalam puisi, kita bisa melihat bagaimana bahasa mencerminkan kepekaan, nilai-nilai moral, bahkan kritik sosial. Oleh karena itu, pemahaman terhadap sejarah dan perkembangan bahasa juga berarti memahami perkembangan budaya dan pemikiran bangsa.
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki akar yang kuat pada Bahasa Melayu, sebuah bahasa yang sudah digunakan secara luas di Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka. Dalam catatan sejarah, Bahasa Melayu menjadi lingua franca di wilayah Asia Tenggara, digunakan dalam aktivitas perdagangan, pendidikan, dan bahkan dalam penyebaran agama.
Naskah-naskah kuno seperti Prasasti Kedukan Bukit (683 M) dan Prasasti Talang Tuo (684 M) menunjukkan bahwa Bahasa Melayu sudah digunakan dalam bentuk tulisan sejak abad ke-7. Dalam perkembangan berikutnya, Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Malaka untuk berkomunikasi lintas etnis dan wilayah.
Perkembangan Menjadi Bahasa Indonesia
Momentum penting dalam sejarah bahasa kita terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, saat para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara mengikrarkan Sumpah Pemuda. Salah satu isi sumpah tersebut adalah: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Inilah pertama kalinya istilah “Bahasa Indonesia” digunakan secara resmi.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Penggunaannya meluas ke ranah pemerintahan, pendidikan, media massa, dan kehidupan sehari-hari. Pemerintah pun membentuk lembaga khusus untuk mengembangkan bahasa, seperti Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Mengapa Bahasa Melayu yang Dipilih?
Pemilihan Bahasa Melayu sebagai dasar Bahasa Indonesia bukan tanpa pertimbangan. Ada beberapa alasan kuat mengapa bahasa ini dianggap paling ideal:
- Netralitas Politik
Bahasa Melayu tidak terasosiasi dengan kelompok dominan atau etnis tertentu, berbeda dengan misalnya bahasa Jawa yang memiliki penutur terbanyak. Karena itu, Bahasa Melayu dianggap netral dan dapat diterima oleh semua pihak. - Sederhana dan Mudah Dipelajari
Struktur Bahasa Melayu relatif sederhana dibandingkan bahasa daerah lain. Kosakata dan tata bahasanya mudah dipelajari oleh berbagai etnis, sehingga dapat dengan cepat disebarluaskan. - Telah Digunakan Secara Luas
Sebelum Indonesia merdeka, Bahasa Melayu sudah digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah dan media cetak, terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. - Warisan Sejarah dan Budaya
Bahasa Melayu telah digunakan dalam naskah-naskah sastra klasik dan dokumen-dokumen kerajaan. Pilihan ini sekaligus menghormati sejarah budaya Nusantara.
Perbedaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu
Meski berasal dari akar yang sama, Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Malaysia telah berkembang secara berbeda. Beberapa perbedaan mencolok di antaranya:
- Kosakata:
Contoh perbedaan kosakata adalah kata “kantor” dalam Bahasa Indonesia disebut “pejabat” dalam Bahasa Melayu Malaysia. Atau “telepon genggam” di Indonesia yang disebut “telefon bimbit” di Malaysia. - Ejaan:
Bahasa Indonesia menggunakan sistem ejaan yang disempurnakan (EYD), yang terakhir diperbarui pada tahun 2015. Sementara itu, Bahasa Melayu menggunakan ejaan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. - Pengaruh Bahasa Asing:
Bahasa Indonesia menyerap banyak kosakata dari bahasa Belanda, sementara Bahasa Melayu lebih banyak terpengaruh oleh bahasa Inggris. - Gaya Bahasa dan Formalitas:
Bahasa Melayu Malaysia cenderung lebih formal dan baku dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan Bahasa Indonesia lebih fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan lambang identitas nasional dan hasil dari perjalanan panjang sejarah bangsa. Memahami asal-usul dan perkembangannya penting agar kita tidak sekadar menggunakannya, tetapi juga turut menjaga dan mengembangkannya. Dengan bahasa, kita membangun jembatan antarbudaya, mengungkapkan pemikiran, dan merawat persatuan di tengah keberagaman.
Sebagai generasi penerus, tugas kita adalah terus belajar dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di tengah arus globalisasi dan serbuan bahasa asing, menjaga jati diri melalui bahasa adalah bentuk cinta tanah air yang nyata.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Titik, Koma, dan Titik Dua: Si Kecil yang Sering Diabaikan dalam Tulisan
Jumat, 9 Mei 2025 20:38 WIBJejak Sejarah dan Perjalanan Bahasa Persatuan
Senin, 28 April 2025 22:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler