Pelajar Ber-Makeup di Jam Belajar demi Lolos dari Tekanan Sosial

Rabu, 28 Mei 2025 11:12 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
3 Alasan Pentingnya Keselarasan Tujuan Pendidikan Antara Orang Tua dan Sekolah
Iklan

Makeup di kalangan pelajar berdampak ganda: meningkatkan percaya diri, tapi bisa ganggu belajar dan munculkan tekanan sosial

Fenomena penggunaan makeup di kalangan pelajar telah menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan Indonesia. Saat busur dan kalkulator berdampingan dengan lipstik dan bedak dalam tas sekolah, kita perlu mempertanyakan: bagaimana tren ini memengaruhi esensi pendidikan itu sendiri?

Generasi Z dan Revolusi Kecantikan Digital

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam tiga tahun terakhir, industri kosmetik mencatat lonjakan signifikan sebesar 15% pada konsumen remaja berusia 13--18 tahun (AIKI, 2023). Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan transformasi budaya yang dipercepat oleh media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube telah menjadi "ruang kelas informal" tempat remaja belajar tentang standar kecantikan kontemporer.

"Media sosial tidak hanya mengubah cara remaja memandang diri mereka, tetapi juga mendefinisikan ulang apa yang mereka anggap sebagai penampilan 'normal'," jelas sosiolog pendidikan Dr. Ratna Supradewi.

Dua Sisi Mata Koin: Percaya Diri vs Gangguan Akademis

Riset menunjukkan paradoks menarik: makeup dapat menjadi pendukung maupun penghambat pembelajaran. Studi Putri dan Suyanto (2022) menemukan bahwa 68% remaja putri melaporkan peningkatan kepercayaan diri ketika mereka merasa nyaman dengan penampilan mereka. Hal ini seringkali diterjemahkan menjadi partisipasi yang lebih aktif di kelas.

Namun, data juga menunjukkan sisi lain. Siswa yang terlalu fokus pada penampilan dilaporkan kehilangan hingga 150 menit waktu belajar per minggu untuk memperbaiki riasan (Widodo & Mariana, 2023).

Tekanan Sosial dan Hierarki Kecantikan di Sekolah

Frasa "tidak cukup cantik" menghantui 62% remaja putri yang merasa inferior dibandingkan teman sebaya yang menggunakan makeup (Anggraeni et al., 2022). Koridor sekolah kerap menjadi panggung tak resmi, menciptakan hierarki sosial baru berdasarkan kemampuan membeli dan keterampilan merias diri.

"Kita melihat munculnya bentuk baru tekanan sosial dan eksklusivitas berbasis penampilan," ujar psikolog pendidikan dalam studi tersebut.

Risiko Kesehatan Kulit Muda

Riasan mungkin menyamarkan ketidaksempurnaan, tapi juga menyimpan risiko. Dr. Irma Bernadette, dermatolog, mengingatkan bahwa kulit remaja masih dalam masa perkembangan aktif. Bahan kimia dalam kosmetik dapat memicu iritasi atau alergi yang mengganggu kenyamanan dan konsentrasi belajar.

Reformulasi Kebijakan: Antara Larangan dan Edukasi

Larangan total terhadap makeup justru dapat kontraproduktif. Sekolah yang menerapkan regulasi fleksibel namun tegas mencatat tingkat kepatuhan 40% lebih tinggi dibandingkan institusi dengan kebijakan zero-tolerance (Kusumadewi & Pramono, 2023).

"Pendekatan berbasis edukasi terbukti lebih efektif," ujar peneliti pendidikan Widiastuti (2023). "Alih-alih melarang total, integrasikan pemahaman tentang citra diri positif ke dalam kurikulum."

Kolaborasi Tiga Pilar Pendidikan

Penyelesaian isu ini perlu kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan media. Workshop yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua telah menunjukkan hasil positif dalam membangun pemahaman bersama mengenai nilai-nilai autentik di balik penampilan.

Melampaui Riasan: Edukasi untuk Literasi Sosial

Di tengah arus tren makeup, sekolah memiliki peluang untuk membimbing siswa mendefinisikan ulang makna kecantikan. Pendekatan terbuka dan reflektif dapat menjadi sarana pembelajaran tentang literasi media, penerimaan diri, dan kesehatan mental.

"Generasi ini sedang mencari identitas di dunia yang dipenuhi filter dan standar yang tidak realistis," ujar Dr. Supradewi. "Tugas kita adalah membantu mereka menavigasi kompleksitas ini sambil tetap fokus pada pertumbuhan intelektual dan emosional."

Dengan pendekatan seimbang, tren makeup bukan hanya isu kedisiplinan, melainkan momentum pendidikan yang bermakna.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler