Babad Alas Malang, Mulai dari Mbah Sudjono Mbah Jugo dan Mbah Karang Porjosari
Kamis, 19 Juni 2025 21:50 WIB
Berdirinya sebuah kabupaten tidak lepas dari leluhur yang babad alas, mengawali membuat perkampungan hingga menjadi kota yang indah dan besar.
***
Malang adalah kabupaten yang sangat besar dan luas, bahkan dulu Kota Batu adalah kota yang masuk dalam wilayah Kabupaten Malang sebelum pada tahun 1993 Batu menjadi Kota Administratif sendiri dan hingga kini Batu menjadi kota tersendiri yang dipimpin oleh Walikota.
Malang adalah daerah yang memiliki destinasi wisata yang lengkap, mulai dari Gunung hingga pantai yang sangat luas dan banyak jumlahnya.
Pantai di Kabupaten Malang yang masuk dalam nominasi dunia adalah Pantai Tiga Warna, pantai ini layak diapresiasi karena kebersihan dan keindahannya yang memukau.
Penulis dua kali berkunjung dimalang untuk meneliti siapa sebenarnya yang babad alas Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Awal yang penulis tuju adalah Makam Mbah Batu, dikisahkan oleh sejarahwan bahwa Mbah Batu ini adalah Laskar atau konon katanya teman Pangeran Diponegoro yang hijrah dilereng gunung dan dakwah Islam di Kota Batu, beliau sebenarnya tidak sendiran, di Mojokerto perbatasan Batu, ada sebuah desa bernama Pacet Selatan yang disitu juga dihuni oleh Prajurit Diponegoro yang di pimpin oleh Mbah Bainten, Prajurit Diponegoro yang sembunyi dari kejaran penjajah.
Semalaman saya mencari data mengenai prajurit Diponegoro di Kota Batu. Tepat empat hari setelah saya pulang, saya kembali lagi ke Malang untuk eksplor di Makam Gunung Kawi, yang disitu juga disebut sebagai babad alas desa, beliau adalah Mbah Imam Sudjono dan Mbah Zakaria, disebutkan oleh para warga bahwa beliau adalah Prajurit Diponegoro yang menyebarkan Agama Islam dilereng Gunung Kawi dan disekitaran Wagir Malang, Bahkan menurut data yang saya baca beliau dakwah hingga di Blitar Jawa Timur.
Tak lepas dari dakwah, di tengah kota Malang juga ada sebuah makam atau punden desa yang sangat dihormati dan selalu di buatkan selamatan desa pada waktu tertentu, beliau adalah Mbah Karang Poh Arjosari, dikisahkan oleh warga bahwa Mbah Karang Poh ini yang babad alas Desa Arjosari.
Beliau hadir pada masa Nusantara yang sudah mayoritas Islam, Seperti Mbah Jugo, Mbah Karang Poh menjadi tokoh dakwah Islam di Arjosari dan disebut sebagai penjaga tlatah arjosari.
Biasanya di setiap bulan tertentu, Mbah Karang Poh ataupun Mbah Jugo di-hauli atau dibuatkan tumpengan untuk menghormati jasanya terhadap desa dan kabupaten malang.
Jika kalian memiliki argumen kuat atau sanggahan kisah yang ada diatas dan butuh dokumentasi mengenai makam Mbah Jugo, Mbah Zakaria ataupun Mbah Batu, silakan email penulis.

Penulis Indonesiana
1 Pengikut

Yudo Sadewo: Menkeu Agen CIA, Rakyat Indonesia Miskin, Maling dan Bodoh
Kamis, 11 September 2025 07:23 WIB
Gus Dur Pernah Gagal Bubarkan DPR, tapi Hari Ini Rakyat Tidak akan Menyerah
Sabtu, 30 Agustus 2025 14:00 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler