Muji Setiyo adalah dosen dan peneliti aktif di Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang - Kampus Unggulan Muhammadiyah

Bledug Kuwu, antara Legenda dan Potensi Energi Terbarukan

5 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, adalah salah satu fenomena alam yang unik sekaligus penuh misteri. Dari perut bumi, muncul semburan lumpur bercampur gas dan mineral yang secara berkala meletup ke permukaan. Masyarakat mengenalnya lewat kis
Iklan

Bledug Kuwu tak hanya legenda dan wisata, tapi juga menyimpan potensi energi terbarukan dari gas metana yang bisa jadi harapan Grobogan.

***

Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dikenal sebagai fenomena alam yang unik sekaligus misterius. Dari perut bumi, semburan lumpur bercampur gas dan mineral muncul secara berkala. Masyarakat akrab dengan kisah legenda Joko Linglung yang melekat pada tempat ini. Namun, di balik cerita rakyat tersebut, ada penjelasan ilmiah: semburan terjadi karena tekanan gas dan mineral hasil dekomposisi material purba di bawah tanah.

Selama ini, manfaat terbesar Bledug Kuwu adalah produksi garam. Air bercampur mineral yang ikut menyembur diendapkan oleh petani hingga menghasilkan garam khas bercita rasa gurih, bahkan dipercaya memberi manfaat kesehatan, terutama untuk kulit. Tetapi, ada potensi lain yang kerap luput: gas yang ikut keluar bersama semburan lumpur.

Gas dari Bledug Kuwu diyakini mengandung metana dan karbon dioksida. Metana, yang menjadi komponen utama gas alam, sebenarnya bernilai tinggi sebagai sumber energi untuk bahan bakar rumah tangga, listrik, hingga transportasi. Sayangnya, metana yang terlepas ke udara justru memperparah pemanasan global karena daya rusaknya lebih besar dibanding karbon dioksida. Artinya, gas yang selama ini terbuang sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai energi jika ada teknologi yang tepat.

Teknologi penangkapan metana bukan hal baru. Di berbagai tempat, gas dari tempat pembuangan sampah atau hasil fermentasi kotoran ternak berhasil dimanfaatkan menjadi biogas. Prinsip serupa bisa diadaptasi di Bledug Kuwu. Dengan rancangan sistem yang sesuai, gas metana dari semburan lumpur dapat dikumpulkan, dimurnikan, lalu dialirkan untuk kebutuhan energi masyarakat.

Bayangkan jika hal ini terwujud. Warga Grobogan bisa memperoleh pasokan energi alternatif untuk memasak, menggerakkan industri kecil, bahkan listrik lokal. Nilai tambah ekonomi pun akan hadir, sekaligus menjadi langkah nyata pengurangan emisi gas rumah kaca.

Potensi ini tentu membutuhkan penelitian mendalam dan inovasi teknologi. Mahasiswa serta peneliti di bidang teknik mesin maupun kimia dapat menjadikan Bledug Kuwu sebagai “laboratorium alam” untuk merancang sistem penangkapan gas yang aman, efisien, dan terjangkau.

Dengan demikian, Bledug Kuwu bukan hanya sekadar destinasi wisata dengan keunikan semburan lumpurnya. Ia juga menyimpan peluang sebagai simbol energi terbarukan berbasis lokal. Jika dikelola serius, Grobogan berpotensi menjadi pionir dalam memanfaatkan fenomena geologi sebagai sumber energi bersih.

Referensi

  1. Muji Setiyo, Potensi Gas dari Bledug Kuwu Grobogan untuk Sumber Energi Termanfaatkan. muji.blog.unimma.ac.id — https://muji.blog.unimma.ac.id/potensi-gas-dari-bledug-kuwu-grobogan-untuk-sumber-energi-termanfaatkan/

  2. Wikipedia Indonesia, Bledug Kuwu — https://id.wikipedia.org/wiki/Bledug_Kuwu

  3. Detik Jateng, “Bledug Kuwu, Fenomena Telaga Lumpur di Grobogan dan Legendanya” — https://www.detik.com/jateng/wisata/d-7050422/bledug-kuwu-fenomena-telaga-lumpur-di-grobogan-dan-legendanya

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muji Setiyo

Professor in Mechanical and Automotive Engineering - Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA)

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler