Penulis, aktivis, sociopreneur.\xd\xd\xd Menyuarakan nalar kritis dan semangat mandiri dari pesantren ke publik digital #LuffyNeptuno
Beda Tipis Tapi Krusial, antara Diskusi dan Debat
Senin, 28 Juli 2025 08:39 WIB
Kadang kita merasa sudah diskusi, padahal saling ngotot. Artikel ini akan bantu kamu membedakan dan mempraktikkan cara ngobrol yang sehat.
***
“Jangan debat terus, coba diskusi dong!”
Kalimat ini sering kita dengar saat obrolan mulai panas. Tapi… emangnya apa sih bedanya diskusi dan perdebatan? Kenapa kadang kita merasa diskusi itu menyenangkan, tapi perdebatan malah bikin capek hati?
Apa Itu Diskusi?
Diskusi itu seperti ngobrol bareng sambil cari titik temu. Kamu punya ide, temanmu juga, lalu kalian saling tukar pikiran. Nggak harus sepakat 100%, tapi setidaknya saling mendengarkan dan mempertimbangkan. Diskusi itu proses yang damai, fokusnya bukan siapa menang siapa kalah, tapi gimana caranya kita ngerti bareng-bareng.
Contoh:
> Kamu dan temanmu diskusi tentang cara terbaik hemat uang di akhir bulan. Dia bilang "pakai aplikasi budgeting", kamu bilang "pakai amplop". Lalu kalian bahas kelebihan dan kekurangannya. Seru, kan?
Apa Itu Perdebatan?
Perdebatan itu adu argumen. Bisa dalam suasana formal (kayak lomba debat atau forum politik), bisa juga informal (kayak warung kopi yang panas gara-gara beda pilihan presiden). Tujuan utama debat adalah membela pendapat sendiri dan menunjukkan bahwa argumen kita lebih kuat.
Tapi ingat! debat yang sehat bukan saling menjatuhkan, melainkan menguji logika dan fakta.
Kalau sudah baper, adu suara, atau saling sindir, itu bukan debat sehat. Itu ego saling tabrak!
Kapan Harus Diskusi, Kapan Harus Debat?
Diskusi cocok untuk urusan keluarga, kerja tim, organisasi, atau ngobrol bareng teman. Tujuannya kerja sama.
Debat dibutuhkan saat harus menentukan keputusan besar, seperti menyusun undang-undang, memilih pemimpin, atau menguji suatu kebijakan. Tujuannya keputusan yang logis dan kuat.
Etika yang Harus Dijaga
1. Jangan potong pembicaraan.
2. Fokus ke ide, bukan ke orangnya.
3. Berani salah, jangan sok paling benar.
4. Hormati sudut pandang yang berbeda.
5. Jangan pakai emosi sebagai senjata.
Karena kadang, yang bikin rusak bukan isi debatnya, tapi cara kita membawakannya.
Bukan Soal Menang, Tapi Soal Tumbuh
Di era media sosial, semua orang bisa bicara. Sayangnya, tidak semua bisa berdiskusi. Banyak yang lebih suka debat kusir, saling serang, atau malah saling blokir.
Padahal, baik diskusi maupun debat punya peran penting. Yang bikin berbahaya adalah saat kita kehilangan niat untuk belajar, dan hanya ingin menang sendiri.
Jadi, yuk... sebelum ngomong: niatnya mau diskusi atau debat? Mau cari solusi, atau cuma mau cari musuh?
Ditulis oleh: Lutfillah Ulin Nuha

Sociopreneur | Founder Neptunus Kreativa Publishing
8 Pengikut

Malang, Kota Pendidikan yang Tak Pernah Kehilangan Toko Buku
Jumat, 19 September 2025 07:11 WIB
Oase Pengetahuan di Tengah Krisis Membaca
Rabu, 17 September 2025 18:50 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler