Gen Z Bergerak dari Layar Ponsel ke Panggung Perubahan

1 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
gen z odesa
Iklan

Mereka membawa isu keadilan, iklim, dan transparansi. Demokrasi kini lebih muda dan digital.

***
Generasi Z, mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012, kini tidak hanya menjadi penonton dalam panggung politik Indonesia. Dengan populasi yang signifikan dan karakteristik digital yang kuat, Gen Z telah menjelma menjadi aktor penting dalam menentukan arah kebijakan nasional. Dari layar ponsel, mereka bergerak ke panggung perubahan, membawa semangat baru dalam demokrasi yang lebih partisipatif dan transparan.
 
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok usia 15–24 tahun berjumlah puluhan juta jiwa. Pada Pemilu 2024, suara mereka terbukti menjadi penentu hasil akhir, menunjukkan bahwa Gen Z bukan lagi massa homogen yang mudah diarahkan. Kajian dari Populi Center dan CSIS menegaskan bahwa mereka memiliki pola politik yang unik, adaptif terhadap saluran kampanye digital, dan cenderung skeptis terhadap elite politik lama.
 
Gen Z tumbuh dalam era teknologi yang serba cepat, dengan konsumsi informasi melalui video pendek, meme, dan siaran langsung. TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi lokasi penting untuk kampanye politik. Influencer dan konten kreator independen sering kali memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi daripada juru kampanye resmi partai.
 
Dilansir dari kompas.com, dalam Seminar Nasional bertema Ekspresi Politik Gen Z di Ruang Siber, pakar hukum tata negara dari UGM, Zainal Arifin Mochtar, menekankan pentingnya keterlibatan anak muda dalam politik. “Generasi muda seharusnya tidak hanya menjadi penonton. Mereka perlu terlibat aktif agar kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar mewakili kepentingan publik,” pungkasnya.
 
Manifesto politik Gen Z tidak terikat pada ideologi klasik. Mereka lebih fokus pada isu-isu konkret seperti:
- Keadilan sosial dan ekonomi: Biaya hidup, akses pendidikan, dan lapangan kerja menjadi perhatian utama.
- Krisis iklim dan keberlanjutan: Gen Z sangat peduli terhadap kebijakan lingkungan dan masa depan planet.
- Transparansi dan integritas politik: Mereka menuntut komunikasi yang autentik dan kebijakan yang berdampak langsung.
 
Meski aktif di dunia maya, banyak anak muda belum bisa terjun langsung ke politik praktis karena terbentur biaya. “Anak muda kalah di kontes politik karena tidak punya duit. Jadi, mereka cuma bisa andil lewat dunia maya,” tutur influencer Agus Mulyadi dalam seminar yang sama
 
Gen Z telah membuktikan bahwa politik tidak lagi milik elite. Dari layar ponsel, mereka membangun narasi, menyebarkan gagasan, dan mendorong perubahan. Kini, tantangannya adalah bagaimana membawa energi digital itu ke dunia nyata ke TPS, ke parlemen, dan ke ruang-ruang pengambilan keputusan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Sastra Fatwa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler