Cara Keren Merespon Perlakuan Buruk

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anda sudah memperlakukannya dengan baik. Namun, perlakuan yang anda terima justru sebaliknya. Apa yang harus anda lakukan? Membalasnya? atau Membiarkannya?

"Saya sudah mengajaknya bicara baik-baik. Menghormati dan menghargai pandangannya. Berusaha terbuka dengan berbagai kemungkinan solusi. Namun, respon yang saya terima justru sebaliknya. Saya mendapat perlakuan tidak mengenakkan. Segala upaya dan niat baik saya hanya dipandang sebelah mata.”

Petikan curcol diatas beberapa kali saya temukan di dalam sesi-sesi pelatihan resolusi konflik. Intinya, meski sudah berusaha memperlakukan orang lain dengan hormat dan kooperatif, ternyata tidak menjamin kita mendapatkan perlakuan yang sama. Apa yang seharusnya kita lakukan? Tetap berusaha konstruktif dan berperilaku baik, atau mengikuti gaya dan sikap destruktif mereka ?

Ketika mendapat perlakuan dari orang lain yang tidak membuat kita nyaman, kita sering "tergoda" untuk melakukan hal yang sama terhadap orang tersebut. Alasan-alasan seperti hilangnya kesabaran, balas dendam, dan tidak bisa menerima perlakuan buruk, seringkali menjadi pemicunya.

Seburuk apapun perlakuan yang kita terima, kita harus berusaha untuk tidak terpengaruh menggunakan cara-cara yang sama. Khususnya yang mengarah kepada sikap "destruktif" dan kekerasan.

Karena akibat yang ditimbulkan justru masalah yang kian rumit. Dan cara tersebut tidak akan mendukung tercapainya "resolusi" atas masalah yang dihadapi. Selain itu, jika kita juga menggunakan cara destruktif, sama artinya kita menyetujui perilaku orang tersebut sebagai cara yang bisa diterima dalam menyelesaikan masalah.  

Memang tidak mudah. Namun, tidak menggunakan cara-cara yang sama adalah pilihan paling masuk akal yang harus kita ambil. Menempuh pilihan ini, juga akan membuktikan, bahwa kita memiliki kemauan dan kemampuan untuk diajak berkomunikasi dan bekerjasama. Dampaknya tentu saja sangatlah positif. Kita bisa mendapatkan trust dari orang yang tadinya memusuhi kita sekalipun.

Saya percaya, menjadi orang baik itu adalah niat dan keinginan semua orang. Selalu ada ‘titik harapan’ di setiap orang untuk menjadi pribadi yang baik. Persoalannya, seberapa besar peluang dan kesempatan yang diberikan kepada "titik" itu untuk bisa membesar dan mempersempit ruang "negatif" dan "destruktif" diri kita. Kita bisa membantu diri kita sendiri dan juga orang lain dengan sikap kooperatif dan konstruktif yang kita amalkan. #gusrowi

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Gusrowi AHN

Coach & Capacity Building Specialist

0 Pengikut

img-content

Mengenali Bahasa Penaklukkan

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Fleksibel Kan Membawamu Ke Tujuanmu

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler