x

Iklan

Aaliesha Rahayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Percepatan Pembangunan Desa dengan Empat Program Prioritas

Terdapat empat program prioritas yang menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kesenjangan dan kemiskinan antara desa dan kota

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang tinggi. Hal ini terbukti dari garis pantai Indonesia terpanjang kedua setelah Kanada dengan total panjang 99.093 km, Negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.100 pulau, tempat bermukim lebih dari 1.128 etnis, 746 bahasa yang beragam, 1.000 macam makanan tradisional, 8 situs budaya warisan dunia dan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Namun dibalik kekayaan akan sumber daya terdapat kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi karena pengelolaan dan pemanfaatannya yang tidak merata terutama antara desa dan kota. Tercatat pada tahun 2016, persentase penduduk miskin di perdesaan 13,96% lebih besar dibandingkan kawasan perkotaan 7,43%.  Permasalahan utama yang mendasari kemiskinan di desa adalah 60% dari jumlah penduduk miskin Indonesia adalah petani, sebanyak 55,33% petani adalah petani gurem (penguasaan lahan kurang dari 0,25 ha), akses pendanaan yang terbatas dan cenderung berpola “ijon”, rendahnya akses pasar dan bilai tawar, kurangnya pengetahuan mengenai cara-cara produksi yang baik, dan rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana dalam proses produksi dan pasca produksi.

Padahal desa memiliki potensi yang sangat besar dimana 20,034 desa memiliki potensi perkebunan, 12.827 desa memiliki potensi perikanan, 64.587 desa memiliki potensi energi baru terbarukan, 1,8 juta komoditas UMKM berada di desa, 61.821 desa memiliki potensi pertanian, dan 1.902 desa berpotensi menjadi desa wisata. Oleh karena itu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang dipimpin oleh Menteri Eko Sandjojo hadir untuk dapat memecahkan permasalahan kesenjangan ekonomi dan kemiskinan melalui percepatan pembangunan di desa-desa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solusi yang ditawarkan oleh Kemendes PDTT adalah dengan menjadikan desa sebagai fokus dan lokus utama pembangunan yang diakomodasi melalui empat program prioritas yaitu (1) Pengembangan Produk Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pembangunan Embung, dan pembangunan Sarana Olahraga Desa (Raga Desa).

Program pengembangan prudes dan prukades dilakukan sebagai (1) upaya untuk meningkatkan skala ekonomi desa berbasis teknologi dan inovasi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, adanya kepastian pasar/pembeli, biaya produksi dapat ditekan, investor dapat masuk dan pengelolaan menjadi lebih efisien; (2) membuka kesempatan kerja karena adanya peningkatan skala usaha dan aktivitas ekonomi baru yang tercipta seperti perdagangan, pengolahan, jasa, dll; (3) mendorong partisipasi masyarakat luas untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu sistem rantai pasok sehingga dapat mencegah adanya upaya kooptasi oleh pengusaha besar; dan (4) memberi ruang keterlibatan para pelaku ekonomi.  (pemerintah, pengusaha, masyarakat).

BUMDes bertujuan untuk perluasan akses pasar, penciptaan iklim usaha yang kondusif, peningkatan skala ekonomi, penyediaan sarana dan prasarana pasca panen dan bantuan permodalan. Pengembangan BUMDes dapat dilakukan dengan membentuk unit layanan (pelayanan publik & penyaluran bantuan pemerintah), lembaga keuangan desa, dan unit usaha perdagangan dan jasa. Adapun contoh-contoh unit usaha BUMDes yaitu layanan keuangan perbankan seperti transfer, pembayaran kredit cicilan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), koperasi (simpan pinjam, nelayan, pertanian), toko desa/minimarket, jasa wisata, pengelolaan air bersih dan air minum, layanan pembayaran listrik, distributor pupuk dan bibit bersubsidi dan unit usaha lainnya yang dibentuk berdasarkan musyawarah kebutuhan masyarakat desa.

Pembangunan embung bertujuan untuk peningkatan produktivitas pertanian. Hal ini dilakukan karena sebanyak 82,77% penduduk desa menggantungkan hidup dari sektor pertanian atau berprofesi sebagai petani, namun tidak semua desa memiliki persediaan air yang cukup untuk mendukung sektor pertanian. Oleh karena itu embung hadir sebagai upaya untuk membantu pengairan para petani terutama pada musim kemarau.

Pembangunan raga desa bertujuan menjadi ajang tempat berkumpulnya masyarakat desa, menciptakan keramaian, yang kemudian meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat desa karena dimana ada keramaian umumnya banyak masyarakat yang berdagang di sekitar fasilitas olahraga tersebut dan pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi desa. Hal yang terpenting dari pembangunan raga desa adalah tidak mustahil atlet-atlet terbaik Indonesia dimasa mendatang banyak berasal dari desa.

Keempat program tersebut merupakan salah satu cara pemerintah dalam upaya pemerataan pembangunan antara desa dan kota. Namun sehebat apapun program pemerintah tidak akan tercapai tanpa kerjasama dari berbagai pihak terutama bantuan dari masyarakat sendiri. Oleh karena itu #ayobangundesa.

Ikuti tulisan menarik Aaliesha Rahayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler