x

Iklan

Fatwa Azmi Asy-syahriza

Anak ingusan yang mengetik dengan jari kecilnya, memandang dengan dua bola mata indahnya, dan mempunyai hati sebagaimana hati manusia.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menjadi Pemimpin Bukanlah Impian, Tetapi Sebuah Pilihan

Islam adalah agama pemimpin. Islam banyak mengatur tentang masalah pemimpin. Lalu, bagaimana sudut pandang islam tentang pemimpin?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Malam ini, udara terasa dingin dan sedikit mendung. Keadaan yang mulai sunyi dengan suara ‘ngorok’ para pemimpi, serta alunan takbir para pezikir. Bagi para pemimpi, ini adalah waktunya untuk berimajinasi. Berimajinasi tentang keindahan masa depan. Tak peduli itu nyata akan terjadi, atau hanya bunga tidur yang menemani. Bagi para pezikir, ini adalah waktu yang tepat untuk mengingat Tuhan. Suasana yang sepi tentu akan menambah syahdunya hati. Entah dimana posisi kita, menjadi seorang pemimpi, seorang pezikir, atau pezikir sambil bermimpi.

Sementara itu, dibawah terangnya lentera bulan terdapat seorang pemimpin, yang sampai larut malam masih terjaga antara zikir dan doa, hatinya masih terbebani tangisan dan jeritan rakyatnya. Ia takut, ketika ia beristirahat dengan nikmatnya, ada seorang rakyat yang ingin mengadu kepadanya. Ia tak mau tidur sebelum rakyatnya bisa tertidur. Ia lebih rela membesarkan kantong matanya dibandingkan membesarkan kantong hartanya. Ia seorang pemimpin di suatu negeri. Negeri itu bernama negeri khayalan, yang muncul disela-sela tidur malamku.

Aneh memang, di zaman sekarang ini kita sudah tidak percaya lagi ada pemimpin yang seperti itu. Mungkin aku akan dianggap gila di kampungku kalau aku berteriak mengharapkan pemimpin seperti itu. Aku akan dianggap korban kampanyeisasi, korban kebohongan janji-janji , dan korban imajinasi tingkat dewa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menjadi pemimpin memang sulit, tetapi tetap saja banyak calon pemimpin yang berani mengatakan dirinya sanggup menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin bukan hanya sekedar memimpin. Tapi juga harus menjadi panutan lil ‘aalamiin.

Pemimpin tak boleh sembarangan, pemimpin tak bisa asal-asalan, pemimpin harus punya tujuan. Tujuan masa depan bagi seluruh rakyatnya, baik yang memilihnya maupun yang tidak.  Pemimpin itu bukan impian, tapi, pemimpin itu pilihan. Syarat menjadi pemimpin tidaklah mudah. Tapi juga susah.

Tanggung jawab yang besar diiringi amanah rakyat tertumpuk di pundaknya. Ia tak bisa jatuh begitu saja, karena amanah itu akan jatuh kepadanya pula. Namun ia juga tidak bisa menganggapnya enteng dan membusungkan dadanya ke langit. Karena nantinya beban amanah itu akan menjatuhkan dirinya serta menariknya ke tanah.

Dalam Islam, pemimpin mempunyai harkat martabat yang tinggi. Islam sangat menghormati pemimpin yang adil. Yang bisa menyejahterakan seluruh rakyatnya. Namun, Islam juga sangat mengutuk pemimpin yang dzolim. Yang mementingkan urusan keduniawian dan jabatannya, serta menghiraukan rakyatnya.

Ketika kita sholat berjamaah, kita harus mencari dan memilih seorang pemimpin. Seorang imam yang berada didepan makmumnya. Hal ini menjadikan seorang imam menjadi panutan terdepan bagi yang dibelakangnya. Ketika sholat akan dimulai, imam akan melafalkan niat dan mengangkat tangan untuk takbiratul ihram. Disini para makmum menunggu sang imam terlebih dahulu. Makmum tidak boleh semena-mena mendahului imam.

Kemudian, imam tersebut membaca surah Al-fatihah, seraya mengajak semua makmumnya untuk meminta petunjuk dan jalan yang lurus kepada Tuhannya. Makmum mengamini dalam arti menyetujui Al-fatihah tersebut.

Seorang imam harus dipilih betul untuk bisa memimpin sholat makmumnya. Sang imam yang harus seorang laki-laki, juga yang harus bisa melafalkan bacaan sholatnya dengan tartil dan baik makhorojil hurufnya. Ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang nantinya banyak mengundang maslahat dan kesalah pahaman bagi yang lainnya.

Seperti di dunia, pemimpin tak bisa sembarangan bicara seenaknya, pemimpin harus berani bertanggung jawab atas ucapannya. Kenapa? Karena pemimpin adalah contoh bagi rakyatnya. Jutaan pasang mata rakyat kecil akan melihat, jutaan pasang telinga akan mendengar. Semua dan apapun yang dikeluarkan oleh pemimpinnya

Hal itu terjadi berulang kali setiap harinya, berarti, setiap hari pula kita mencari dan memilih pemimpin. Bahkan, pada nantinya kita juga akan jadi pemimpin.

Bukan dalam hal sholat saja yang bersifat keagamaan. Namun, dalam kehidupan ini seorang laki-laki sejati pasti akan menjadi seorang pemimpin. Pemimpin bagi istri dan anaknya. Seorang ayah adalah seorang imam serta menjadi hakim bagi keluarganya. Ia yang menentukan bagaimana pilihan kedepannya. Ia yang selalu berusaha memperjuangkan kebahagian keluarganya, ia yang rela menjadi tulang punggung demi keluarganya.

Memilih seorang pemimpin memang mudah, tetapi, memlih pemimpin yang bisa berlaku adil sangatlah pekerjaan yang berat. Mungkin ada seorang pemimpin yang berlaku adil untuk sekelompok rakyatnya. Namun, rakyat yang lain merasa terdzolimi. Ada juga pemimpin yang lebih mementingkan sekelompok rakyatnya, dan menghiraukan yang lainnya. Hal seperti ini malah akan memancing kecemburuan sosial rakyat kepada pemimpinnya. Pemimpin adalah harapan bagi seluruh rakyatnya. Bukan hanya sebagian atau setengah bagian, tapi seluruhnya.

Pemimpin erat dengan ikatan janji. Janji adalah hutang. Hutang harus dibayar. Setidaknya kalimat itulah yang biasa didengungkan dikala rakyat berdemo menagih janji. Tak usah berjanji kalau tak mau ditagih. Janji adalah harapan, jika harapan sudah hilang, apa lagi yang mau diharapkan?

Pemimpin harus menggunakan hati dalam memimpin. Tak ayal jika hanya otak dan otot yang digunakan dalam memimpin, tapi hati nurati tak digunakan. 

Islam sudah banyak mempunyai pemimpin hebat. Karena dalam islam, urusan pemimpin sudah diatur dalam Al-quran dalam kehidupan. Tak usah komentari ini itu. Al-quran sudah banyak mengajarkan tentang hal mencari pemimpin dan menjadi pemimpin. Kalau saja semua pemimipin di dunia ini berpegang teguh dengan al-quran serta sunnahnya, diiringi dengan para ulama yang menasehatinya. Negeri yang damai, rukun, dan sejahtera bukan lagi sebuah negeri khayalan. Pada dasarnya adalah Islam agama yang memimpin seluruh agama-agama yang di dunia ini. Tak usah heran tentang pemimpin yang beragama islam atau apa, karena Islam adalah agama pemimpin.

Di masa Khulafa’ur Rasyidin, Alexander The Great, Umar bin Abdul Aziz, sampai Imam Mahdi adalah contohnya, imam-imam terbaik dimasanya. Lalu, siapa yang akan menjadi imam seperti itu di masa sekarang ini?

Ikuti tulisan menarik Fatwa Azmi Asy-syahriza lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu