Berbagi Peran Kepemimpinan
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBerbagi peran kepemimpinan adalah cara terbaik untuk memunculkan pemimpin-pemimpin baru.
Selalu saja ada orang yang punya kecenderungan untuk merangkap jabatan. Mungkin orang-orang ini merasa cukup sakti untuk mampu menangani urusan yang berbeda-beda dengan 24 jam per hari yang ia punyai. Bisa pula, mereka keliru dalam menimbang bobot pekerjaan, sehingga berani merangkap posisi. Namun bisa pula karena alasan lain, misalnya keengganan untuk berbagi wewenang, kekuasaan, atau pun berbagi peran sebagai pemimpin.
Isu berbagi peran sebagai pemimpin (shared leadership) kini semakin memperoleh perhatian para ahli manajemen dan manajer terkemuka. Dunia bertambah kompleks, kepentingan-kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan militer saling bertautan. Mengurus sebuah negara membutuhkan konsentrasi dan fokus yang luar biasa.
Begitu pula di tingkat perusahaan. Para manajer hebat mengekang diri untuk tidak merangkap jabatan, mengingat isu-isu kapital, kepemilikan, pemasaran, produksi, maupun teknologi, semakin rumit. Mereka merasa tidak mungkin menambah satu jabatan saja di luar yang sudah mereka pegang. Seorang direktur utama akan menahan diri untuk memegang pula posisi direktur keuangan atau produksi, atau menjadi ketua pengurus cabang olahraga.
Para manajer hebat ini menyadari bahwa rangkap jabatan bukan memperkuat organisasi, melainkan malah sebaliknya, sebab peran kepemimpinan tidak dibagi kepada sebanyak mungkin orang yang memiliki potensi. Sungguh sayang bila sumber daya berbakat tidak memperoleh kesempatan sedini mungkin untuk mengasah kemampuan kepemimpinan di bidang keahliannya. Gerak mereka menjadi serba terbatas karena otoritas terpusat pada orang tertentu.
Shared leadership, dalam pandangan para ahli manajemen, sangat bermanfaat untuk memaksimumkan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Menurut Bergman (2012), shared leadership dapat terwujud manakala dua atau lebih anggota terlibat dalam kepemimpinan tim dalam mengarahkan dan memengaruhi anggota organisasi. Shared leadership juga dapat dilakukan dengan menahan diri untuk tidak merangkap jabatan.
Pemimpin hebat justru akan menyemaikan iklim yang memungkinkan anggota organisasi/karyawan perusahaan mengambil inisiatif, memutuskan suatu masalah, dan menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab. Ia akan berbagi peran, wewenang, dan sekaligus tanggung jawab dengan orang lain. Ia akan bangga bila orang-orang di sekelilingnya tumbuh menjadi pemimpin yang tak kalah hebat dibanding dirinya. Seorang pemimpin yang hebat akan tetap kuat pengaruhnya sekalipun ia tidak menempati suatu jabatan.
Dengan berbagi peran, seorang pemimpin telah menunjukkan bahwa ia memercayai orang-orang di sekelilingnya—ia percaya bahwa orang lain pun mampu. Dengan berbagi peran kepemimpinan, orang-orang dalam organisasi justru merasa terlibat dan interaksi di antara mereka akan berjalan lebih dinamis. Hasil studi mengenai perusahaan yang kinerjanya sangat bagus (Pierce, 2009) menunjukkan bahwa para CEO perusahaan ini mempraktekkan prinsip-prinsip shared leadership dalam organisasi. Dengan cara ini, organisasi menjadi semakin matang. Begitu pula dengan kepemimpinannya. ***
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Pemimpin Ghosting, Jadi Teringat Lagunya Dewa
Rabu, 4 September 2024 11:28 WIBAda Konflik Kepentingan di Klab Para Presiden
Kamis, 9 Mei 2024 12:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler