Mendekati Bulan Desember Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) berencana akan menggelar Reuni 212 seperti tahun kemarin. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Slamet Ma’arif.
Menanggapi itu, KH Ma’ruf Amin menilai reuni aksi 212 itu tak perlu digelar. Sebab urusannya sudah tak ada lagi. Dia justru mempertanyakan tujuan dari adanya reuni 212 tersebut.
Ma’ruf sendiri mengaku tidak akan hadir jika diundang ke reuni tersebut. Dia tidak akan hadir jika ada agenda politik di dalam reuni itu.
Meski begitu, Mantan Ketua MUI itu tak mempermasalahkan jika reuni yang dimaksud adalah untuk silaturahmi. Namun jika untuk agenda politik tertentu menurutnya sudah tak diperlukan lagi.
Sebagaimana kita ketahui, gerakan Aksi 212 atau dikenal aksi bela Islam 2 Desember merupakan reaksi massa atas ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ketika itu, karena dianggap menistakan agama.
Saat itu, Ma’ruf Amin selaku Ketua MUI adalah tokoh yang mengeluarkan fatwa bahwa Ahok telah menistakan agama, yang menjadi pangkal adanya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang menjadi inisiator adanya reaksi massa turun ke jalan.
Bagaimana tidak, kehadiran capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo dam Sandi Uno yang diagendakan pada acara ini menuai kritik yang serius dari berbagai kalangan, Dugaan adanya unsur politik pada aksi yang hendak direunikan ini semakin kuat dengan waktu digelarnya yang berdekatan menjelang pilpres berlangsung.
Lantas apa keuntungan masyarakat yang kurang paham atas aksi ini? sepertinya mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun. Sebab, aksi ini hanya memiliki tujuan kampanye politik saja. Embel – embel bela Islam dirasa hanya pemanis aja agar masyarakat percaya dan merasa dibela keIslamannya.
Oleh karena itu bila ada ajakan untuk mengikuti aksi yang sama dalam wujud reuni ataupun gerakan lain, jelas itu bukan bagian dari gerakan bela agama lagi. Melainkan wujud kepentingan penggeraknya.
Untuk itu tak perlu ditanggapi. Lebih baik masyarakat melakukan kegiatan lain yang bermanfaat, seperti bekerja, mengurus keluarga ataupun berbuat hal yang bermanfaat di lingkungan sekitar. Itu lebih dari esensi bela agama sebenarnya.
Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.