Petahana Tidak Aman Jika Elektabilitasnya di Bawah 50%?

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah Kesesatan dari Eep Saefullah

 

Oleh : Rofiq Al Fikri (Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu / JAMMAL)

 

Ramai dibicarakan pernyataan dari konsultan politik, Eep Saefullah bahwa dalam politik di dunia, petahana tidak aman untuk terpilih lagi jika hasil survei elektabilitasnya di bawah angka 50%. Tentu saja, Eep mengatakan demikian karena lembaga surveinya, Polmark Indonesia merilis hasil survei bahwa elektabilitas JKW 40,4 %, sementara Prabowo 25,8%.

 

Namun apakah yang dikatakan Eep itu adalah sebuah fakta akademik? Nyatanya apa yang disampaikan Eep adalah sebuah kesesatan pikir. Berikut buktinya.

 

1. Dalam salah satu acara di TV One yang membahas tentang hasil survei Polmark itu, peneliti Polmark mengakui, survei yang dilaksanakannya berkolaborasi (didanai / dipesan) oleh Partai Amanat Nasional. Kita sudah tahu kan PAN merupakan partai koalisi Prabowo-Sandi.

 

Tidak mengherankan juga jika hasil survei Polmark menyebut PAN bakal lolos parlemen dengan elektabilitas 5,9 persen. Padahal, hampir di semua lembaga survei resmi sebelumnya, elektabilitas PAN hanya berkisar di angka 2 persen yang artinya tidak lolos Parlementiary Threshold (4%).

 

2. Teori Eep Saefullah bahwa “petahana tidak aman jika hasil survei elektabilitasnya di bawah 50%” pun secara akademik sudah tidak valid. Teori itu merupakan teori usang yang dicetuskan oleh Nick Panagakis di tahun 1989. Saat ini, pandangan itu sudah tidak pernah dipakai lagi oleh para konsultan dunia karena terbukti di banyak tempat saat ini teori itu tidak berlaku. Maka, para akademisi politik menyebutnya teori itu hanya sebatas “Mitos Aturan Petahana di Bawah 50%”.

 

3. Sebagai contoh, di Pilpres AS 2012, Barrack Obama yang maju kembali sebagai capres petahana melawan Mitt Romney mematahkan teori usang Mitos Petahana tersebut. Elektabilitas Obama sejak bulan April berkutat di angka sekitar 40-49%. Elektabilitas Obama yang tertinggi hanya di akhir bulan September dan awal Oktober yaitu 50%. Apa yang terjadi? Obama terpilih kembali sebagai Presiden AS dengan raihan 51%. Apa yang disampaikan Eep jelas sebuah kesesatan jika melihat fakta-fakta yang ada di lapangan.

 

4. Masyarakat juga tidak perlu terlalu mendengar ucapan Eep Saefullah. Faktanya, dari 11 lembaga survei resmi yang kredibilitasnya tidak diragukan publik, elektabilitas Jokowi pun hampir selalu di atas 54%. Hanya Polmark Indonesia, lembaga survei milik Eep Saefullah yang surveinya kemarin didanai oleh PAN, partai koalisi Prabowo-Sandi yang mengatakan elektabilitas Jokowi di bawah 50 persen.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Rofiq al Fikri

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler