x

Iklan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 17 Juni 2019 13:35 WIB

Economic Value Added (EVA) Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan

Oleh : Melati Sukma D.S. (Mahasiswi S1 Akuntansi,FE UNISSULA) Drs. Osmad Mutaher,Msi. (Dosen Akuntansi Manajemen,FE UNISSULA)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh : Melati Sukma D.S. (Mahasiswi S1 Akuntansi,FE UNISSULA)Oleh : Melati Sukma D.S. (Mahasiswi S1 Akuntansi,FE UNISSULA)Drs. Osmad Mutaher,Msi. (Dosen Akuntansi Manajemen,FE UNISSULA)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Economic Value Added  (EVA) memang diklaim sebagai alat ukur kinerja yang lebih baik ketimbang alat ukur tradisional seperti rasio keuangan. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan.

Economic Value Added (EVA) memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada Economic Value Added (EVA)  dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri.

Sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun.alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi manajemen sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong aktivitas atau strategi yang dapat menambah nilai ekonomis (value added activities) dan menghapuskan  aktivitas yang merusak nilai (non-value added activities). Economic Value Added (EVA) sangat relevan dalam hal ini karena EVA dapat mengukur kinerja manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu. EVA juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam hal goal setting, capital budgeting, performance assessment, dan incentive compensation suatu perusahaan. Pengaruh nilai tambah di dalam suatu perusahaan secara keseluruhan sangatlah penting sehingga hal ini jangan sampai terlewatkan dalam penyusunan strategi perusahaan.

 

Pengukuran kinerja dan prestasi manajemen berdasarkan metode dan pedoman rasio keuangan akuntansi tidak memberikan indikator yang sebenarnya tentang keberhasilan manajemen. Adanya distorsi akuntansi dimana manajemen mempunyai kontrol penuh atas metode penilaian yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan, menyebabkan pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan tidak dapat diandalkan.

Tujuan perusahaan untuk maksimalisasi laba tanpa memperhatikan nilai

tambah yang diciptakan dalam kegiatan operasional sehari-hari menjadi sulit

diwujudkan pada era globalisasi ini. Persaingan antar perusahaan semakin ketat

dan masing-masing menginginkan hal yang sama, yaitu memperoleh laba sebesarbesarnya. Sudah saatnya tujuan perusahaan berubah dari maksimalisasi laba menjadi maksimalisasi nilai atau value.

Adanya agency cost yang timbul akibat hubungan principal dan agent menuntut pemilik perusahaan untuk dapat menetapkan tujuan sehingga agency cost tersebut dapat dikurangi. Disini tujuan maksimalisasi nilai lebih tepat daripada maksimalisasi laba. Value building berfokus pada jangka panjang dan profit maximization bersifat jangka pendek saja.

          Konsep Economic Value Added (EVA) mempunyai prinsip bahwa keberhasilan manajemen diukur berdasarkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Proses Value Added Assessment dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas yang value added dan aktivitas yang nonvalue added. Selanjutnya manajemen berupaya untuk menambah aktivitas yang value added terhadap stakeholder dan mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang nonvalue added.

EVA dalam hal penetapan tujuan (goal setting) membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Konsisten dengan prinsip Net Present Value (NPV), EVA dapat menjadi dasar dalam capital budgeting tentang penilaian sebuah project. Project dengan positif discounted EVA akan diterima, dan sebaliknya project dengan negatif discounted EVA akan ditolak. Dalam hal performance assessment, Economic Value Added menjadi kriteria penting untuk menilai kinerja manajemen. Penetapan kriteria penilaian yang benar akan berpengaruh pada motivasi dan cara kerja manajemen, yang kesemuanya mempengaruhi sistem penggajian atau insentif dalam suatu perusahaan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/05/pengertian-economic-value-added.html

 

https://trihastutie.wordpress.com/2009/05/10/eva-sebagai-alat-ukur-kinerja-perusahaan-1/

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu