Tipe Penulis Kreatif di Era Digital

Selasa, 2 Juli 2019 14:02 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Era digital menghadirkan tantangan sekaligus peluang. Khusus dalam penulisan, ada tiga tipe penulis kreatif yang tetap survive di era digital. Siapa saja mereka?

Tipe Penulis Kreatif yang Survive di Era Digital

 

Era digital bukan hanya menghadirkan tantangan. Tapi juga peluang bagi mereka yang bisa memanfaatkannya. Salah satunya, adalah dunia kepenulisan, khususnya menulis kreatif. Karena era digital yang identik dengan 1) digitalisasi, 2) otomatisasi, dan 3) kecerdasan buatan sama sekali tidakberguna manakala tidak mampu "dibahasakan" secara kreatif.

 

Makanya era digital, bisa dijadikan momentum untuk mengembangkan menulis kreatif sebagai proses. Atau bisa juga disebut penulisan kreatif. Masalahnya, mau atau tidak menjadi penulis kreatif?

 

Dari sisi kreativitas, setidaknya hanya ada tiga tipe penulis kreatif yang bisa "survive" di era digital, yaitu:

  1. Penulis inovatif, yaitu penulis yang selalu konsisten dalam menghadirkan tema dan ide-ide baru yang orisinal pada setiap karyanya.
  2. Penulis follower, yaitu penulis yang mampu melihat peluang dari tren karya sastra yang digemari masyarakat di era kekinian.
  3. Penulis momenial, yaitu penulis yang piawai dalam memanfaatkan momen tertentu atau peristiwa penting untuk membuat karya yang diterima pembaca. 

Artinya, menjadi satu di antara ketiga tipe penulis kreatif di atas pun sudah layak mendapat "panggung" atas setiap tulisan atau karyanya.

 

Hakikatnya, penulis kreatif harus menghadirkan karya yang berbeda. Karya yang tidak sama dengan karya pada umunya. Karena dalam menulis kreatif, ada dua point penting yaitu: 1) kemampuan menulis yang baik dan 2) kreativitas sebagai cerminan "beda" dibandingkan karya lainnya.

 

Sebagai contoh saja. Mampukah kita menghasilkan karya kreatif berkonsep seperti cerita "Malin Kundang" untuk zaman sekarang. Apa yang menjadi sebab anak durhaka kepada orang tua di zaman now? Atau sebaliknya, apa yang menjadi orang tua "durhaka" barangkali kepada anaknya? Buatlah kisah seperti itu secara kreatif. Maka itu bisa disebut penulis kreatif.

 

Nah, untuk mendalami menulis kreatif secara paripurna, buku "Kompetensi Menulis Kreatif" karya Syarifudin Yunus yang diterbitkan oleh Ghalia Indonesia tentu bisa jadi rujukan. Karena buku ini menyajikan cara dan langkah yang bia ditempuh agar mampu menulis dengan cara yang beda. Tentu menulis untuk keperluan sastra. Karena menulis kreatif adalah menulis untuk sastra, bukan menulis ilmiah. Buku "Kompetensi Menulis Kreatif"  adalah tuntunan untuk penulis kreatif di tingkat pemula. Tentang menulis dengan cara yang beda, menulis yang tidak biasa. 

 

Prinsipnya, menulis kreatif tidak dapat diajarkan, tetapi dapat dipelajari. Karena menulis adalah perbuatan, bukan pelajaran. Tanpa menulis, tidak akan pernah ada karya kreatif. #PenulisKreatf #MenulisKreatif #KompetensiMenulisKreatif

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler