x

Pixabay - https://pixabay.com/id/photos/bayi-bayi-baru-lahir-air-mata-sedih-408262/ https://www.youtube.com/watch?v=8yTrovqzUDM

Iklan

Eko Armunanto

There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed ― [Ernest Hemingway]
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 20 Juli 2019 21:39 WIB

Analisa Tangis Bayi Untuk Deteksi Dini Potensi Autis dan Kelainan Mental

Suara tangisan bayi dapat memberikan petunjuk berdasarkan pola tangisan yang mungkin menandakan adanya masalah kesehatan. Frekuensi suara tangisan dapat mengungkapkan kemungkinan bayi memiliki masalah perkembangan seperti autisme. Tangisan itu ibarat jendela bagi otak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suara tangisan bayi dapat memberikan petunjuk berdasarkan pola tangisan yang mungkin menandakan adanya masalah kesehatan. Dengan menggunakan alat ini frekuensi suara tangisan dapat mengungkapkan kemungkinan bahwa bayi memiliki masalah perkembangan seperti ASD (Autism Spectrum Disorder). Alat ini berupa program komputer dikembangkan oleh para dokter dan insinyur Brown University dan Rumah Sakit Wanita & Bayi di Rhode Island.

"Ini adalah suatu cara untuk memahami apakah bayi berisiko terhadap masalah perkembangan selanjutnya, terutama autisme," kata Stephen Sheinkopf, asisten profesor psikiatri dan perilaku manusia di Brown University yang membantu mengembangkan alat ini. Dia mengatakan alat baru ini juga membantu mengukur status kesehatan bayi pada periode baru lahir, seperti apakah mereka mengalami rasa sakit atau tidak setelah dikenai prosedur terapi tertentu di rumah sakit.

"Kami telah lama mengetahui bahwa penderita autis yang lebih tua memiliki suara atau vokalisasi yang tidak biasa atau tidak khas," kata Sheinkopf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi analisa suara bayi telah diyakini berguna dalam mengembangkan alat identifikasi dini untuk autisme. Itu merupakan tantangan besar. Bagaimana Anda menemukan tanda-tanda autisme pada masa bayi?". Jawabannya dapat dikodekan melalui tangisannya.

Psikiater Barry Lester dari Brown University yang juga membantu mengembangkan alat tersebut mengatakan sistem itu dapat mengidentifikasi masalah pada bayi prematur, atau tumbuh lebih lambat ketimbang biasanya, atau terpapar obat-obatan. Alat analisis terdiri dari perekam suara digital standar untuk menangkap suara tangisan dan program komputer yang menganalisis suara dan mengekstrak sekumpulan informasi tentang fitur akustiknya. Sistem memecah teriakan tangis menjadi blok 10 milidetik, dan mengukur nada, atau frekuensi - tingkat di mana pita suara bergetar. Frekuensi dasar rata-rata untuk bayi pada umumnya adalah sekitar 300 hingga 400 Hertz, kata Lester.

Brown University mengatakan alat baru ini hasil kolaborasi dua tahun antara Brown's School of Engineering dan Women & Infants Hospital. Sebuah makalah yang menggambarkan alat ini dicetak di Journal of Speech, Language and Hearing Research.

"Tangisan itu ibarat jendela bagi otak," kata Lester. Jika defisit neurologis mengubah cara bayi mengendalikan pita suaranya, perbedaan-perbedaan kecil itu selanjutnya bisa menyebabkan perbedaan tinggi-rendah nada dan fitur akustik lainnya. Lester telah menerbitkan beberapa makalah yang menunjukkan bahwa perbedaan tangisan terkait dengan masalah medis yang berasal dari malnutrisi, paparan obat pranatal, dan risiko lainnya.

Selama tahun 1950 an dan 60 an, para peneliti di Skandinavia memperhatikan bahwa bayi dengan kelainan tertentu menghasilkan tangisan abnormal. Contoh terbaik adalah sindrom "tangis kucing", yaitu suatu kondisi genetik di mana bayi mengeluarkan suara bernada tinggi seperti kucing. Ini memberi para ilmuwan gagasan bahwa tangisan bayi dapat mengindikasikan gangguan mental. Tapi "Ini tidak seperti tes darah". Lester menolak pandangan bahwa alat penganalisa tangis ini dapat mendeteksi masalah mental tertentu, menurutnya itu hanya dapat menangkap tanda-tanda sebagai peringatan dini bahwa bayi tersebut mungkin memiliki masalah.

Ikuti tulisan menarik Eko Armunanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu