Ketika Pendemo Ditangkap dan Digunduli, Mereka Bukan Koruptor!

2 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
KAPOLRI
Iklan

Demo berakhir ricuh dan terjadi tindakan anarkudt, polisi gercep menangkap pelaku dan memamerkan di publik. Kepala gundul dan diborgol.

***

Pesan Buat Kapolri, “Jangan Digunduli dan Diborgol, Mereka Bukan Penjahat Tetapi Kaum Tertindas!” 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sulitnya mencapai satu pemahaman berkaitan gerakan demonstrasi yang berakhir ricuh dan anarkis. Kondisi tersebut dapat memunculkan spekulasi liar dan jika tidak tercapai kesepakatan dan kesimpulan beserta tindakannya justru akan kembali menyalahkan api keresahan dan bahkan membakar terjadinya demonstrasi yang kian masif dan tak terkendali.

Sejumlah pihak yang ditangkap sejauh ini berjumlah 3.095 Orang. Kelompok bini ditangkap terkait rangkaian Demo dalam beberapa hari kemarin. 

 

 Menurut Amnesty Nilai Polisi terkesan memojokkan dan menyalahkan demonstran.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengungkap bahwa kepolisian telah menangkap sekira 3.095 orang terkait demonstrasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

 

 Paling banyak terjadi di Jakarta, saat polisi menangkap 1.438 demonstran yang melakukan aksi dalam beberapa hari terakhir.

Lintas Driver Ojol

Hal yang sangat menarik adalah penangkapan tersebut justru tidak mencerminkan langkah perbaikan dari Polri usai kasus kendaraan taktis (rantis) Brimob yang melindas pengemudi ojek online (ojol), bernama Affan Kurniawan.

 Diketahui Affan Kurniawan tewas dalam peristiwa tersebut yang terjadi di kawasan Pejompongan, Jakarta. 

Affan Kurniawan akhirnya meregang nyawa setelah dilindas rantis Brimob ketika terjadi kericuhan demo di Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis 28 Agustus 2025.

Jangan Digunduli

Baiknya pihak polisi membebaskan bersyarat kepada kelompok bmasyarakat yang kemarin sempat merusak, membakar dan menjarah fasilitas umum atau negara. Cukup lakukan pembinaan dan teguran sederhana.

 Jangan lakukan tindakan yang membuat masyarakat kembali memetik perselisihan dan hingga menimbulkan konflik ulang. Menciptakan permusuhan baru dengan masyarakat.

Mereka tidak usah digunduli, diborgol digiring dan diarak. Tidak usah dipertontonkan di awal media. Perlakuan hal yang sama dengan pihak polisi yang memakai mobil Rantis melintas driver Ojol.

 Pendekatan kemanusiaan akan lebih efektif dan tepat sasaran, menjadi jembatan rekonsiliasi aparatur polisi dan masyarakat, mengembalikan citra polisi dan juga bagi masyarakat memberikan rasa aman dan juga isyaratkan sinyal perdamaian menyeluruh.

Pastikan Yang Menjadi Pemicu Anarkisme

Kerusakan diawali demonstrasi dalam beberapa hari kemarin (25-31 Agustus 2025) menuntut dibubarkan DPR dan isu-isu sosial hingga mengarahkan kejadian anarkis.

 Siapa yang harusnya dipersoalkan dan disalahkan hingga harus dipersoalkan di depan hukum?

Bagaimana kondisi keamanan terutama pengamanan gedung viral negara baik gedung DPR pusat DPRD atau gedung pemerintah lainnya?

Apakah aksi merusak dan menjarah gedung dan juga barang-barang pemerintah dikarenakan unsur-unsur kriminal murni ataukah ketidaksengajaan akhirat kelalaian keamanan yang terbuka hingga masyarakat terdorong bertindak anarkis dan timbul keinginan menjarah?

Perlu juga ditanyakan dan diamati disaat aksi perusak dan menjarah adalah pengamanan yang cukup dan bagaimana keamanan bekerja?

 Perintah Prabowo Tidak Tegas Perusuh

Bukannya Presiden Prabowo Subianto menegaskan dan memerintahkan aparat bersikap tegas dalam menyikapi demonstran yang anarkis terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air?

 

Bukannya Presiden Prabowo menekankan bahwa negara tidak boleh tinggal diam jika demonstrasi bergeser menjadi tindakan anarki.

 

Menurut Prabowo, Negara, wajib hadir untuk melindungi rakyat serta menjaga fasilitas umum dari perusakan dan penjarahan.

Kriminal Biasa Atau Politik

Dan yang lebih penting lagi, pastikan juga dalam aksi demonstrasi berujung penjarahan dan tindakan anarkis masyarakat adalah tindakan kriminal biasa atau bentuk akumulasi kemarahan publik ke negara atau aparatur termasuk juga DPR? 

Perlukan negara membentuk tim khusus yang independen menyelidiki dan mengusut tuntas terjadinya ledakan demonstrasi yang disertai anarkis dan penjarahan?

Jika dalam kenyataan, kondisi ekonomi, sosial dan politik yang telah menyudutkan masyarakat hingga berlaku kekesalan dan berujung ke kemarahan artinya pendekatan politik harus menjadi penyelesaian utama bukan disamakan dengan urusan kriminal biasa yang serta merta diberlakukan tindakan hukum.

Keputusan dan Tindakan Cermat

Diketahui jika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginfokan bahwa polisi sudah menangkap cukup banyak pelaku kerusuhan yang terjadi seusai aksi unjuk rasa di sejumlah tempat pada beberapa waktu terakhir.

 

 Namun, Sigit belum mengungkap angka pasti mengenai perusuh yang ditangkap jumlahnya masih terus bertambah. "Sudah lumayan banyak (perusuh yang ditangkap), tapi belum kami himpun. 

 

Ada beberapa yang sudah ditangkap, namun karena masih terus bertambah, nanti akan kita informasikan secara resmi," kata Sigit di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).

Jangan sampai penangkapan tersebut diklaim sepihak sebagai prestasi. Sangat berbahaya dan kontrak produktif dengan kondisi saat ini yang sepenuhnya belum kondusif.

Pemerintah dan kepolisian serta penegak hukum lainnya harus berdiskusi, konsultasi dan dengan hati -hati dan seksama untuk membuat nyaman dan aman bagi masyarakat yang sedang dituduh melakukan perusakan dan atau menjarah gedung dan fasilitas negara.

Mengingat kan kembali, pada dasarnya rakyat dan saat ini mungkin sedang diproses oleh polisi sejatinya adalah bagian pemilik gedung dan pemakai juga. Artinya mereka adalah bagian pemilik dan juga mengambil manfaatnya.

 

 Dengan demikian, kedua belah pihak negara melalaui penegak hukum dan Masyarakat yang sedang diproses lebih mengedepankan penyelesaian win win solutions bukan mengedepankan arogansi dan juga ego negara atau penegak hukum.

Jangan Senangkan Prabowo Saja

Melalaui pendekatan kemanusiaan, politik rekonsiliasi adalah cara cerdas dan berkelanjutan, menghindari permusuhan antara masyarakat sipil, negara dan penegak hukum, mencegah bibit-bibit dendam yang akan menyulut bahaya laten dikemudian hari.

Terakhir, jangan sampai upaya memastikan bahwa Polri akan menangkap dan menindak para pelaku kerusuhan sebagai jawaban ke Presiden Prabowo, justru berbalik arah semakin menambahkan eskalasi konflik, kebencian dan juga keresahan masyarakat kepada pihak keamanan terutama polisi. 

 

Artinya, tindakan polisi tidak hanya menyenangkan atasnya tetapi memberikan keadilan masyarakat, menjunjung tinggi hak-hak sipil sekaligus introspeksi terhadap institusi kepolisian selama berkiprah melayani masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Heru Subagia

Penulis, Pengamat Politik dan Sosial

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler