Kotagede menjadi magnet tersendiri bagi para penghuninya. Budaya yang masih kental, atmosfer klasik yang tidak berubah, dan suasana hangatnya menjadi hal yang tak terpisahkan dari daerah yang dulunya pusat kerajaan Mataram Islam ini. Kotagede kini menjadi sebuah kecamatan yang terletak di bagian selatan kota Jogjakarta. Kotagede sarat dengan sejarah dan budaya yang masih terjaga sampai sekarang, dengan bangunan-bangunan klasik yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Bersamaan dengan perjalanan saya mengitari Kotagede, saya serasa dibawa kembali ke suasana tahun 1900-an. Di daerah Kotagede masih banyak bangunan-bangunan yang bergaya klasik yang memang sengaja tidak diubah hingga saat ini, dan akhirnya menarik wisatawan datang untuk berkunjung atau sekedar berfoto. Beberapa tempat klasik ini adalah,

Pasar Legi Kotagede

Pasar Legi Kotagede dibangun tak lama setelah Kerajaan Mataram Islam berdiri. Pasar ini mengalami berbagai renovasi dan perbaikan bangunan dari berbagai masa, yang membuat bangunan pasar ini memiliki campuran antara gaya klasik Jogjakarta dan gaya klasik eropa di beberapa bagian.

Dengan masih berkonsep pasar tradisional, pasar ini selalu ramai setiap hari dengan akan semakin ramai saat hari pasaran ‘legi’ datang. Yang khas dari pasar kotagede adalah jajanan pasar dan jamu tradisionalnya. Pasar ini juga pernah menjadi salah satu set film “AADC 2”.

Tembok Hijau

Tembok Hijau atau Tembok Ijo adalah salah satu lokasi spot foto yang terkenal di Kotagede. Tempat ini terletak tidak jauh dari Pasar Kotagede, bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 5 menit dari pasar. Tembok ijo adalah bagian tembok dari rumah warga yang dindingnya di penuhi oleh daun-daun dari tumbuhan dollar rambat yang sangat lebat. Keberadaan pintu tua di bagian tengah temboknya membuat kesan vintage dan klasik semakin kental.

Omah Dhuwur, (bagian dalam)

Omah dhuwur adalah restoran terkenal di Kotagede, bangunan berusia 150-an tahun ini menggabungkan gaya bangunan eropa dan jawa. Sejak dari awal pembangunan sampai sekarang bentuk bangunan tidak berubah. Bangunan ini dulunya adalah rumah tinggal yang kemudian tahun 2002 di alih fungsikan menjadi restoran.

Menu makanan yang disajikan di restoran ini adalah tipe westren dan lokal, karena pada awalnya resto ini ditujukan untuk wisatawan asing. Kesan klasik dapat langsung kita rasakan saat melihat dan memasuki bangunan Resto Omah Dhuwur ini.

Coklat Monggo

Coklat Monggo, toko coklat dan tempat pembuatan coklat ini berdiri pada tahun 2005. Dengan gaya bangunan yang “njogjani” bentuk limasan dan dominasi warna coklat membuat vibes bangunan ini berkesan klasik. Di coklat monggo ini pengujung dapat membeli berbagai jenis macam dan rasa coklat yang memang di buat langsung ditempat ini. Pengunjung juga dapat melihat langsung pembuatan coklat dengan melihat dari balik kaca, di dalam bangunan coklat monggo

Nah, beberapa tempat itulah bangunan-bangunan bertema klasik yang ada di Kecamatan Kotagede, Yogyakarta. Jika teman-teman penasaran, ayo berkunung ke Kotagede. Masih banyak bangunan klasik lain yang dapat dikunjungi.

Ikuti tulisan menarik Diantika Ayu Pratiwi lainnya di sini.