Misi. Itu penting.

Tanpa misi, apa yang bakal dituju jadi tidak jelas. Entah apa yang dikerjakan dan ingin hasil seperti apa. Dengan misi: akan ada kontribusi. Ada kemanfaatan dirasakan. Salah satunya paling penting misi dalam bekerja.

SKK Migas juga punya sikap seperti itu. Sebagai 'Komandan' dalam industri hulu migas, SKK Migas ingin tanggung jawab kerjanya mengarah tepat sasaran. Bukan sekadar asal kerja. Tidak begitu.

Apalagi dari potensi 'emas hitam' pasti selalu jadi andalan bagi Indonesia. Diandalkan untuk menopang pendapatan APBN --yang bakal digunakan dalam pembangunan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Misinya 1 juta barel migas lagi pada tahun 2030

Supaya Indonesia kembali berjaya sebagai negara unggulan penghasil 'emas hitam'. Seperti pernah terjadi sekitar 3-4 dekade lalu. Dan misi SKK Migas itu patut didukung. Semua untuk kebaikan masyarakat dan Indonesia juga.

Di Tanah Air: data SKK Migas, ada 68 cekungan migas belum dibor. Dari 128 cekungan yang ditemukan hingga kini. Ada 38 wilayah kerja (WK) migas yang direkomendasi agar segera dieksplorasi. Ke-38 WK migas tersebut, terdapat 12 areal yang potensial.

Lalu, sebanyak 16 sumur migas yang potensial dibidik SKK Migas siap dieksplorasi mulai 2021-2022.

Jadi apalagi?

Semua sangat jelas. Misi peningkatan eksplorasi oleh SKK Migas untuk mencapai 1 juta barel per hari pada 2030 adalah keputusan yang tepat. Berbangga pada SKK Migas? Harus dan sepatutnya.

SKK Migas mengerti apa yang harus mereka kerjakan. Bekerja berdasarkan kecermatan data. Bukan asumsi. Makanya punya misi peningkatan eksplorasi.

Sebab memahami harus berpijak dari mana terhadap misinya. SKK Migas tak sekadar asal cuap menentukan misi. Namun menyusun misi kerja berdasarkan fakta.

Sehingga semua masuk akal misi SKK Migas --soal peningkatan eksplorasi.

Dan harapan muncul kontribusi kebaikan bagi masyarakat serta Indonesia dari misi SKK Migas itu sangat besar.*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.