x

peduli tahu diri

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 6 Januari 2021 18:08 WIB

Peduli dan Tahu Diri, Masih Menjadi Barang Mahal

Bagaimana diri Anda, keluarga Anda, orang-orang di sekitar Anda, orang-orang yang dekat dan bergabung dengan grup atau perkumpulan Anda baik dalam dunia agama, seni-budaya, olah raga, lingkungan RW/RT? Sudahkah menjadi peduli dan tahu diri? Rendah hati, besar hati, dan pandai bersyukur? Sepertinya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Pernahkah Anda memiliki sikap memperhatikan, bertindak proaktif, hingga bersimpati dan berpaetisipasi terhadap kondisi atau keadaan di sekitar Anda?

Pernahkah Anda memiliki sikap keberpihakan untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar Anda, lingkungan Anda, kelompok Anda, grup Anda, pekerjaan Anda, dll?

Bila itu lekat dalam kehudupan Anda, maka Anda adalah bagian dari orang-orang yang peduli. Orang-orang yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, bantuan, uluran tangan, menginisiasi perubahan, menebar kebaikan, kebenaran, keadilan, dll.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila Anda tergerak hati dan pikiran karena melihat suatu keadaan tertentu yang butuh bantuan baik dalam bentuk tenaga maupun materi, maka itulah kepedulian.

Bila Anda terpanggil untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi orang lain. Bila Anda tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan orang lain. Bila Anda mengajak dan mengingatkan orang-orang yang selama ini mementingkan diri sendiri. Bila Anda pro aktif dalam mengatasi masalah-masalah di lingkungan Anda dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Itulah sikap peduli Anda.

Karenanya, orang-orang seperti Anda yang selalu memiliki kesediaan untuk memberi solusi terhadap persoalan di lingkungan dan masyarakat, seperti menyisihkan waktu, tenaga, materi, mau "menyumbang", memiliki kerelaan hati, mau membantu kesulitan orang lain, maka Anda berperikemanusiaan.

Sebab peduli adalah sikap untuk memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, tergerak membantu kesulitan manusia lainnya, membangkitkan kemandirian yang ada di masyarakat. Lalu, tidak bisa tinggal diam, melihat kelemahan, tidak bisa berpangku tangan dan membiarkan keadaan-keadaan yang buruk terus terjadi di sekitar dan lingkungannya.

Lebih dari itu, bagi Anda yang peduli, maka senantiasa ikut merasakan penderitaan orang lain, ikut merasakan ketika penderitaan sebagian masyarakat lain sedang sakit, ikut merasa bersedih ketika sebagian saudara-saudara kita di timpa musibah bencana, kesulitan atau ditimpa keadaan-keadaan yang memberatkan dan membangkitkan rasa kasihan dan iba dll. Itulah peduli.

Berikutnya, orang-orang yang peduli tentu akan berbanding lurus atau signifikan dengan sikapnya yang pasti akan tahu diri. Dalam KBBI, tahu diri memiliki arti mengerti keadaan dirinya, kedudukannya, dan sebagainya.

Bila Anda adalah orang yang peduli, maka Anda akan tahu keadaan diri Anda dibandingkan dengan orang lain, dan masyarakat di sekitar Anda. Karenanya Anda akan tahu diri. Semisal Anda lebih kurang dalam berbagai hal dari orang lain, tapi Anda masih tetap akan memikirkan orang lain yang lebih kekurangan dari diri Anda. Apalagi bila Anda berkecukupan dan berkelebihan dalam berbagai hal, maka Anda pun akan sangat peduli kepada orang-orang yang kekurangan.

Itu semua karena Anda memahami siapa Anda, kedudukan Anda di tengah keluarga, lingkungan, pekerjaan, perkumpulan, kekeluargaan, hingga masyarakat.

Orang-orang yang tahu diri juga sangat menghargai siapa dirinya, dari asal dirinya, bagaimana keadaan dirinya dulu dan kini, siapa yang membuat dia jadi ini dan itu. Karenanya, orang-orang yang peduli dan tahu diri, biasanya juga sangat tahu bagaimana caranya menghargai dan bagaimana cara membalas budi yang tak perlu pakai kata-kata dan narasi.

Sepanjang yang saya tahu dan saya lihat, orang-orang yang peduli dan tahu diri, mereka sangat rendah hati, berbesar hati, dan pandai bersyukur.

Orang-orang yang peduli dan tahu diri, tidak pernah mendewakan harta dan benda. Mereka yang peduli dan tahu diri, dan selalu dilimpahi rezeki, malah mengatakan bahwa apa yang mereka peroleh dan dapat hanya sekadar titipan, amanat Allah di dunia.

Dari setiap perak yang didapat dari hasil jerih payah halalnya, maka mereka akan selalu mengatakan, rizki yang didapat itu sebagian besar malah hak orang lain.

Begitu pun, bagi orang-orang yang rezekinya tak melimpah, namun karena memiliki sikap peduli, tahu diri, rendah hati, besar hati, dan pandai bersyukur, maka rezeki yang tak banyak pun selalu disyukuri dan tak pernah lupa berbagi pada yang lebih membutuhkan.

Kira-kira, bagaimana dengan para elite partai kita yang kini duduk di kursi empuk hasil dari suara rakyat yang kini duduk di parlemen dan pemerintahan? Siapa saja yang dari mereka yang tergolong orang-orang peduli dan tahu diri. Apa yang sejatinya mereka cari hingga kini?

Bagaimana diri Anda, keluarga Anda, orang-orang di sekitar Anda, orang-orang yang dekat dan bergabung dengan grup atau perkumpulan Anda baik dalam dunia agama, seni-budaya, olah raga, lingkungan RW/RT? Sudahkah menjadi peduli dan tahu diri? Rendah hati, besar hati, dan pandai bersyukur?

Atau masih menjadi "batu" buta dan tuli tak ada hati yang hanya mementingkan diri sendiri, keluarga, kolega, kelompok, dan golongannya?

Saya yakin, kita semua akan dengan mudah sekali menandai dan mengenali orang-orang yang peduli dan tahu diri di sekitar kita. Orang yang peduli dan tahu diri, pun orang yang penuh simpati dan empati.

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler