x

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 14 Mei 2021 05:47 WIB

Cerpen | Misteri Kastil Purnama

Konon, di dalam sebuah hutan yang luas di wilayah Jawa Tengah, terdapat sebuah kastil misterius bergaya candi dan keraton. Para penduduk desa di sekitaran hutan tersebut, menjulukinya sebagai Kastil Purnama. Selain itu, para penduduk desa sangat takut akan kastil tersebut. Mengapa kastil tersebut dijuluki Kastil Purnama? Mengapa para penduduk desa sangat takut dengan kastil tersebut? Apakah ada misteri dibalik Kastil Purnama?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Konon, di dalam sebuah hutan yang luas di wilayah Jawa Tengah, terdapat sebuah kastil yang memiliki desain bergaya candi dan keraton. Kastil itu berdiri di tengah danau dan dijaga oleh ikan-ikan karnivora yang besar. Kastil tersebut juga dihuni oleh sembilan orang misterius berjubah hitam. Di malam-malam tertentu, mereka sering keluar kastil untuk menaruh sesajen di bawah sebuah pohon beringin yang terletak di pusat hutan.

Keberadaan kastil itu sangatlah misterius. Karena tidak semua orang dapat melihat, apalagi mengunjungi kastil tersebut secara langsung. Karena kastil itu hanya terlihat di malam hari; terutama saat malam bulan purnama. Maka dari itu, para penduduk desa di sekitar hutan tersebut telah menjulukinya sebagai Kastil Purnama. 

Selain keberadaannya yang misterius, para penduduk desa sangat resah dengan kastil tersebut. Sebab, orang-orang yang nekat ingin mendatangi kastil itu; mereka tidak akan pernah kembali dan menghilang secara misterius. Walhasil - untuk mencegah bertambahnya korban - para penduduk desa setempat mulai membuat peraturan dengan melarang keras orang-orang untuk memasuki hutan, sekaligus menjadikan hutan tersebut sebagai tempat yang keramat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktu demi waktu telah berlalu. Kastil Purnama telah menjadi sebuah legenda urban bagi para penduduk desa di pinggir hutan itu. Bahkan cerita akan kastil tersebut mulai menyebar hingga keluar desa dan mencapai penduduk kota. Banyak orang yang mempercayai keberadaan kastil tersebut, tapi juga banyak yang menganggapnya sebagai takhayul belaka. Sampai-sampai ada seorang pemuda vlogger dan urban explorer yang tertarik untuk mengeksplorasi kastil itu.

****

Setelah mendapatkan waktu yang tepat dan perlengkapan yang cukup, akhirnya si Pemuda langsung pergi menuju ke tempat kastil itu berada. Tidak lupa juga dia membawa kamera vlog untuk mendokumentasikan kegiatannya selama eksplorasi, sekaligus untuk mengambil gambar kastil tersebut.

Setibanya di permukiman desa tepi hutan, si Pemuda mulai melakukan wawancara ke beberapa penduduk untuk mendapatkan informasi mengenai Kastil Purnama. Pada awalnya, para penduduk tidak antusias untuk menceritakan kastil itu. Bahkan banyak dari mereka yang berusaha menghindar atau mengalihkan topik selama wawancara. Namun, sikap mereka berubah setelah mengetahui bahwa si Pemuda berencana mendatangi Kastil Purnama. Mereka semua memperingati si Pemuda untuk membatalkan niatnya, dengan alasan bahwa kastil itu berada di dalam hutan yang dikeramatkan, serta banyaknya orang yang tidak pernah kembali setelah mencari kastil tersebut.

Alih-alih mendengarkan peringatan para penduduk desa, si Pemuda malah semakin terbakar jiwa petualangnya dan semakin penasaran akan Kastil Purnama. Walhasil, sudah bulat niatnya untuk mengeksplorasi kastil itu. Lantas dia mulai mendesain rencana untuk memasuki hutan tersebut, tanpa diketahui oleh para penduduk desa.

Akhirnya, si Pemuda memutuskan untuk memasuki hutan itu pada malam hari; tepat pada malam bulan purnama. Berkat minimnya penerangan dan penjagaan di sekitaran hutan, telah membuatnya berhasil memasuki hutan tersebut dengan sangat mudah. Namun nahas, itu menjadi hari terakhir si Pemuda terlihat.

****

Setelah berminggu-minggu si Pemuda menghilang; pihak keluarga, kerabat, hingga para penggemarnya di media sosial mulai melaporkannya ke polisi. Lantas pihak kepolisian langsung menerjunkan anggota mereka untuk mencari keberadaan si Pemuda. Tim sukarelawan mulai ikut dibentuk untuk membantu proses pencarian. 

Berkat kesaksian penduduk desa - tempat si Pemuda terakhir kali terlihat - pihak kepolisian mulai memerintahkan anggotanya untuk mengeksplorasi hutan tersebut. Meskipun sempat terhalang oleh beberapa penduduk konservatif, tapi pihak kepolisian berhasil bernegosiasi dan memasuki hutan itu. Walaupun proses eksplorasi hanya dapat dilakukan pada pagi hingga sore hari; demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak sedikit penduduk lokal yang ikut menjadi sukarelawan untuk mencari si Pemuda. Bahkan mereka juga melibatkan beberapa ahli spiritual, untuk melindungi para tim penyelamat selama mengeksplorasi hutan tersebut.

Setelah berhari-hari proses pencarian berlangsung, mereka masih tidak menemukan keberadaan si Pemuda. Mereka juga tidak menemukan keberadaan Kastil Purnama, termasuk danau yang mengelilinginya. Sampai pada satu hari, salah seorang polisi berhasil menemukan sebuah kamera vlog - diduga milik si Pemuda - dengan dilumuri oleh bau dupa yang menusuk. Lantas pihak kepolisian langsung mengamankan kamera tersebut, sebagai barang bukti untuk proses penyelidikan. Kemudian mereka bergegas mengirimnya ke kantor polisi terdekat untuk diselidiki.

Disana mereka mendapati bahwa kamera tersebut masih dalam keadaan bagus. Tidak ada tanda kerusakan sedikit-pun; seperti bekas kecelakaan, hingga serangan binatang buas atau perampok. Hanya ada beberapa lecet kecil akibat terjatuh. Kalakian mereka mulai mengambil memori kamera itu, untuk melihat isi rekamannya. Alhasil, mereka mendapati sebuah rekaman yang mengerikan dan mengganggu.

****

Video diawali dengan aktivitas si Pemuda, selayaknya seorang vlogger. Tidak ada yang janggal dari aktivitas tersebut. Semua berjalan normal. Bahkan sewaktu si Pemuda memasuki hutan di malam hari, dia terlihat sangat antusias dengan gaya yang kekanak-kanakan, seperti sedang berkunjung ke taman hiburan.

Hingga pada satu adegan, si Pemuda menemukan sebuah pohon beringin yang besar dengan sebuah bebatuan yang didesain seperti sebuah meja persembahan. Di atas meja bebatuan itu terdapat sebuah sesajen yang berisi dengan dupa yang terbakar, berbagai macam bunga, berbagai macam buah-buahan segar dan beberapa daging ayam bakar, hingga sebuah kendi berisi air.

Lantas si Pemuda langsung menaruh kameranya di atas meja tersebut. Lalu - dengan tanpa berpikir panjang - si Pemuda langsung melahap makanan yang ada di dalam sesajen tersebut dan meminum air dari kendi itu. Dia melakukannya seperti food vlogger; sambil mengomentari makanan sesajen itu dan melontarkan kalimat yang mencemooh hal-hal spiritual, sekaligus kepercayaan penduduk lokal yang - dianggapnya - primitif. 

Tanpa dia sadari, perbuatannya sedang disaksikan oleh sembilan sosok berjubah hitam yang sedang berdiri di belakangnya dan bersembunyi di balik kegelapan. Tidak begitu jelas sosok tersebut. Karena selain tubuh mereka yang diselimuti oleh kegelapan malam, mereka juga menutup kepala dan wajah mereka dengan kain berwarna hitam. 

Kemudian adegan berpindah; dimana si Pemuda itu - dalam keadaan telanjang - sedang menangis dan meronta-ronta meminta tolong. Kedua tangan dan kakinya diikat sesuai arah mata angin; di atas sebuah batu besar yang berbentuk seperti altar persembahan. Kemudian terlihat sembilan sosok berjubah hitam sedang berdiri mengelilinginya. Salah satu di antara mereka sedang memegang kamera si Pemuda, untuk mengabadikan ritual yang sedang berlangsung.

Apabila dilihat lokasi kejadian tersebut; tempat itu dikelilingi oleh bangunan, seakan-akan seperti di sebuah halaman bagian dalam sebuah kastil yang terbuka dan tidak terawat. Banyak sekali relief dan simbol-simbol ganjil di dinding kastil tersebut, yang telah ditumbuhi oleh tumbuhan merambat. Seberapa di antaranya terlihat retak dan telah runtuh akibat usia bangunan yang sangat tua. Tidak ada lampu penerang, sehingga adegan terlihat gelap dan hanya mengandalkan cahaya bulan purnama. Tidak ada juga tanda-tanda benda modern, sehingga membuat tempat itu terlihat arkais.

Kemudian, salah satu dari sembilan sosok berjubah hitam tersebut, mulai menaburkan ramuan yang berupa serbuk bunga dan sari ke tubuh si Pemuda, sembari membacakan sebuah mantra dengan bahasa yang sulit dimengerti. Kalakian, diikuti oleh salah satu sosok jubah hitam yang berdiri di sebelah kanan sosok - yang baru saja menaburkan serbuk - itu dengan mengeluarkan sebuah pisau belati dari balik jubahnya. Lalu sosok itu langsung menusuk perut si Pemuda dan merobeknya secara vertikal.

Setelah itu, mereka mulai mendesain perut si Pemuda menjadi sebuah mangkuk sesajen. Mereka mulai memasukan beraneka ragam bunga ke dalam perut si Pemuda, menampung darahnya ke dalam kendi, menjadikan organ-organ dalamnya sebagai makanan persembahan, dan tidak lupa menaruh semangkuk dupa yang terbakar di atas dada si Pemuda. Adegan yang paling mengganggu dan eksentrik adalah si Pemuda masih dalam keadaan sadar dan menyaksikan perutnya yang sedang dijadikan tempat sesajen. Tampaknya, sosok itu telah menaburkan serbuk dan mantra agar si Pemuda itu tetap hidup dan sadar, meskipun dalam keadaan yang sekarat.

Arkian, semua sosok berjubah hitam tersebut mulai berdiri mengelilingi tubuh si Pemuda dan melontarkan mantra dalam bahasa Jawa kuno yang asing. Seketika langit mulai membentuk sebuah format ganjil dan memancarkan cahaya dengan berbagai macam warna yang menusuk mata, sehingga membentuk seperti rorschach dengan gaya seni psychedelic. Hingga akhirnya, langit tersebut membentuk sebuah mulut Charybdis, lengkap dengan gigi-giginya yang serupa gigi hiu putih besar.

Kemudian mulut itu terbuka lebar dan menghisap asap dupa sesajen dari tubuh si Pemuda. Lantas semua sosok berjubah hitam itu mulai bersujud menyembah, kecuali sosok yang memegang kamera. Sedangkan si Pemuda hanya bisa menjerit histeris tidak berdaya, dengan ekspresi penuh ketakutan yang tidak ternilai.

Lalu adegan berpindah; terlihat para sosok berjubah hitam itu sedang menyeret tubuh si Pemuda yang sekarat, menuju ke sebuah jembatan batu - di depan pintu utama kastil - yang terputus. Setibanya di ujung jembatan yang terputus itu, salah satu dari sosok berjubah hitam tersebut mulai menuangkan darah si Pemuda - dari kendi - ke danau. Lantas permukaan air danau tersebut mulai beriak, seakan ada sesuatu yang besar sedang menghampiri mereka.

Menyadari hal itu, mereka langsung melempar tubuh si Pemuda ke danau. Belum sempat mendarat di permukaan air danau, seketika muncul seekor ikan yang memiliki panjang antara 20 hingga 50 kaki, dengan rupa seperti Dunkleosteus. Ikan itu memakan tubuh si Pemuda dengan sekali lahap dan membawanya ke dasar danau.

Arkian, para sosok berjubah hitam itu mulai melihat ke arah kamera. Kalakian mereka mulai melepas kain hitam penutup kepala dan wajah, untuk memperlihatkan wujud asli mereka yang ganjil. Mereka semua bukan manusia. Mereka memiliki rupa yang tidak pernah kita lihat sebelumnya di muka dunia ini. Alhasil, sangat sulit sekali untuk dideskripsikan dengan detail, selain kata mengerikan. Kemudian video-pun berakhir.

****

Video yang sulit dijelaskan dengan akal sehat itu, telah memberikan sebuah tanda tanya besar bagi pihak kepolisian. Meskipun tidak ditemukannya unsur editan tangan manusia, tapi karena terlalu absurd dan ganjil telah membuat mereka yakin akan banyak pihak yang tidak percaya dan dapat menciptakan kegaduhan publik. 

Proses penyelidikan semakin terganggu, ketika semua polisi yang menyaksikan video tersebut telah terkena sebuah penyakit misterius dan efek samping psikologis. Alhasil, mereka semua terpaksa keluar dari kasus tersebut. Bahkan ada yang pensiun dini. 

Akhirnya proses penyelidikan menempuh jalan buntu. Walhasil, mereka memilih untuk mengarang cerita yang lebih rasional untuk diberitakan ke publik dan pihak keluarga si Pemuda. Sedangkan rekaman video itu tidak pernah dipublikasi dan langsung dilenyapkan.

Polisi membuat cerita; seakan-akan si Pemuda mengalami kecelakaan dan jasadnya telah dimakan oleh binatang buas di dalam hutan tersebut. Pada awalnya para kerabat dan keluarga si Pemuda tidak yakin dengan cerita itu. Walakin, mereka tidak punya bukti lain untuk membantahnya, sehingga mereka terpaksa mempercayai pernyataan polisi. Di satu sisi, mereka sangat tidak percaya dan skeptis dengan kejadian mistis atau hal-hal diluar nalar manusia. Tetapi para penduduk yang tinggal di sekitar hutan tersebut, tidak mempercayai pernyataan polisi dan memilih untuk bungkam.

****

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler