x

Masa depan bahasa Indonesia di era globalisasi

Iklan

103_Cut Anisya Fitri Izzati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 November 2021

Senin, 15 November 2021 16:46 WIB

Masa Depan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Penggunaan bahasa dipengaruhi oleh perangkat teknologi modern sehingga membuat bahasa menjadi sesuatu yang up to date. Bahasa Indonesia pada masa mendatang di harapkan lebih menampakkan peranaannya dalam kehidupan modern. Sebab bahasa Indonesia tidak hanya sekadar sebagai alat komunikasi dalam masyarakat tetapi juga merupakan bentuk sikap budaya bangsa Indonesia. Alangkah baiknya perkembangan bahasa Indonesia diikuti pula dengan pengajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar agar tetap terpelihara hingga ke generasi selanjutnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Secara umum bahasa diartikan sebagai alat komunikasi berupa bunyian suara ataupun ujaran dari individu yang satu individu lainnya. Alat komunikasi ini mempunyai posisi atau kedudukan yang sangat penting dan strategis. Tanpa adanya bahasa, informasi tidak akan tersalurkan atau tersampaikan dengan mudah. Bisa dibayangkan betapa sulitnya berinteraksi pada zaman pra sejarah dahulu kala saat tanpa peranan bahasa.

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan itu tercantum pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia berperan sebagai tameng bagi Indonesia agar tidak kehilangan jati dirinya.

Tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah globalisasi yang membawa banyak corak asing ke depan mata kita. Banyak ahli menyimpulkan bahasa yang kita gunakan saat ini secara konstan bertransformasi dan beradaptasi terhadap keperluan penggunanya. Apalagi di era yang serba canggih dan serba gawai, rasanya tidak ada manusia yang tidak menggunakan media sosial dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, penggunaan bahasa pun ikut dipengaruhi oleh perangkat teknologi modern sehingga membuat bahasa menjadi sesuatu yang up to date.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggunaan bahasa di media sosial penuh dengan akronim membuat gaya berkomunikasi menjadi informal sekaligus terbuka. Hal tersebut dapat menjadi pisau bermata dua, jika bahasa dalam media sosial digunakan untuk mengujarkan kebencian. Kita sebagai pengguna media sosial harus cerdas dalam memilah kata dan ragam tuturan yang tepat untuk memberikan efek komunikasi yang positif.

Dalam bidang sosiolinguistik, ada yang dinamakan dengan variasi bahasa atau ragam bahasa. Variasi dari segi penutur, yaitu slang. Slang adalah bahasa gaul yang tidak baku, dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh remaja atau kelompok sosial tertentu (Aswin, 2015:143). Bahasa slang ini tidak dapat diterjemahkan secara kata per kata, serta harus melihat pada lawan bicara, karena bahasa slang terkesan kasar. Bahasa slang sangat berperan penting dalam pembentukan bahasa yang digunakan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel.

Bahasa slang sekarang lebih banyak digunakan melalui media sosial seperti, Facebook, WhatApp, Instagram, Twitter dan Line. Misalnya, kata “kepo” yang merupakan kepanjangan dari Knowing Every Particular Object. Biasanya, kata ini ditujukan pada seseorang yang serba ingin tahu. Dapat disimpulkan dari satu contoh tersebut bahwa bahasa slang terbentuk dari beberapa kata yang disingkat. Contoh lain yang paling sederhana dan sering kita gunakan adalah penggunaan kata “anjir” dan “anjay”. Kata “anjir” dan “anjay” tidak hanya digunakan oleh remaja di kota, saat ini remaja di daerah-daerah pun telah menggunakannya.

Selain itu masyarakat kini gemar menyebut kata asing daripada padanannya dalam bahasa Indonesia. Bahasa asing dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi daripada bahasa Indonesia. Hal ini tampak pada pemakaian kata atau istilah asing yang berarti tidak memiliki kebanggaan terhadap bahasa Indonesia dan tidak mencari kata atau istilah yang berasal dari bahasa Indonesia atau dari bahasa serumpun. Penggunaan bahasa asing oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Hal tersebut menunjukkan, bahasa Indonesia sesungguhnya mulai pudar dan jarang digunakan oleh generasi muda.

Pemakaian bahasa yang tidak beraturan dalam masyarakat itu disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak cukup baik. Selain itu, penggunaan bahasa gaul juga muncul di televisi sehingga masuk ke pelosok-pelosok paling terpencil sekali pun. Ironisnya, keadaan seperti itu dibiarkan saja. Lembaga pemerintah yang paling berwewenang dalam bidang bahasa yaitu Pusat Bahasa, nampaknya juga merasa cukup hanya dengan mengisi ruang bahasa di TVRI seminggu sekali selama satu jam.

Usaha pengembangan bahasa dilakukan dengan pelestarian bahasa itu sendiri. Pertama, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Praktik-praktik berbahasa Indonesia seperti itu dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

Kedua yaitu menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh guru kepada siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.

Ketiga, usaha lainnya yaitu dari pihak pemerintah juga harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Penggunaan Bahasa Indonesia secara benar dari aktor dan aktris idola masyarakat dapat memberi contoh untuk masyarakat luas untuk mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.

Bahasa Indonesia pada masa-masa mendatang di harapkan lebih menampakkan peranaannya dalam kehidupan modern. Sebab bahasa Indonesia tidak hanya sekadar sebagai alat komunikasi dalam masyarakat yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang beraneka ragam tetapi juga merupakan bentuk sikap budaya bangsa Indonesia. Alangkah baiknya perkembangan bahasa Indonesia diikuti pula dengan pengajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar agar tetap terpelihara hingga ke generasi selanjutnya. Hal ini dapat terwujud apabila pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia berjalan dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan setiap peluang yang ada, seperti dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak lainnya dalam berbagai bentuk.

Ikuti tulisan menarik 103_Cut Anisya Fitri Izzati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB