x

PPSU Pd Bambu 1

Iklan

R. Bimo Wicaksono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 November 2021

Selasa, 16 November 2021 17:03 WIB

Getok Lele, Serunya Permainan Tradisional di Kampung Pondok Bambu

Cerpen tentang permainan tradisional yang masih tetap dilestarikan oleh anggota Pasukan Pelangi Oranye PPSU DKI Jakarta sebagai salah satu warisan kebudayaan bangsa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia terkenal memiliki kekayaan alam  mempesona dan budaya yang beragam. Banyak sekali warisan budaya yang mengandung nilai luhur dan patut untuk dilestarikan. Salah satu warisan budaya tersebut adalah permainan tradisional. Permainan tradisional biasanya dimainkan oleh sekelompok anak seperti pada zaman dulu yang sering bermain bersama di luar rumah.

Permainan tradisional memang tidak kalah seru dengan permainan modern. Selain bermain dengan ceria bersama teman-teman, juga dapat melatih ketangkasan dan jiwa sosial. Meski disebut permainan, namun hal itu tetap mengandung nilai positif dalam kehidupan. Kisah ini akan menceritakan tentang salah satu permainan tradisional yaitu “Getok Lele” yang masih tetap dilestarikan sampai saat ini.

Pada hari Senin yang cerah di bulan Oktober 2021 seperti biasa, aku dan kawan-kawan Pasukan Pelangi Oranye (anggota PPSU Kelurahan Pondok Bambu) melaksanakan kegiatan apel pagi – dikarenakan masih dalam kondisi pandemi dilaksanakan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 – bersama para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dipimpin oleh Ibu Lurah Kelurahan Pondok Bambu (Asianti Yasmuarsih, MKM).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Pakde Pariman, nanti abis selesai tugas dan apel sore kita main Getok Lele yaa. Ajarin saya cara bermainnya, kemarin saya lihat Pakde Pariman bersama Bang Reni dan Bonek sepertinya seru banget mainnya di halaman samping kantor”, ujar diriku mengawali percakapan.

“Itu permainan dari zaman dulu yaa sudah ada, Pakde?”

“Oke, siap Mas Bim, nanti saya ajari yaa. Iya benar, getok lele itu permainan dari zaman dulu udah ada. Saat saya masih usia sekolah SD di kampung, itu sering main setelah pulang sekolah, Mas”, ujar Pakde Pariman

Kemudian saat kami masih mengobrol, Abeh Gonil terlihat menghampiri dan berkata,

“Kalau mau main Getok Lele, Abeh ikut yaa, pokoknya dijamin seru deh”.

Setelah apel pagi selesai kami melanjutkan tugas rutin sebagai anggota PPSU Pasukan Pelangi Oranye di wilayah RT RW Kelurahan Pondok Bambu.

Tidak terasa hari sudah menjelang sore sekitar pukul 15.00, kawan-kawan anggota Pasukan Pelangi Oranye PPSU dari zonasi kerja lalu kembali ke kantor untuk melaksanakan apel sore dan mengisi daftar absensi kehadiran finger print.

Saat apel sore, dimulai dengan pengarahan dari Ibu Hj. Een Sukaenah sebagai pembina kami dan setelah selesai apel sore, aku melihat Pakde Pariman bersama Abeh Gonil dan beberapa kawan lainnya sedang mempersiapkan batang bambu.

Assalamualaikum, wah lagi pada persiapan bikin permainan getok lele nih”, ujarku mengawali percakapan.

Waalaikum salam, sini Mas Bim, ayo kita main Getok Lele yang tadi pagi saya janji mau ajarin”, ujar Pakde Pariman.

Cara bermainnya adalah dengan menggunakan 2 (dua) batang kayu yang satu berukuran panjang dan yang satunya kecil. Tongkat kayu yang panjang digunakan untuk alat pemukul dan satunya sebagai alat yang untuk dipukul. Untuk memainkannya tanah dilubangi berbentuk silinder kemudian tongkat kecil ditaruh di tengah–tengah dan tongkat yang panjang untuk melempar kayu tersebut agar terlempar jauh. Ketika dilempar pihak yang menjaga mencoba untuk menangkap kayu kecil tersebut. Dan apabila yang menjaga tidak berhasil menangkap kayu kecil tersebut, terdapat kesempatan ke dua yaitu melemparkan kayu tersebut dari posisi berhentinya kayu kecil yang terlempar tersebut agar mengenai kayu besar yang di taruh di atas lubang. Jika tidak berhasil mengenai kayu besar, maka si pelempar tersebut mendapatkan poin.

Sebelum bermain getok lele, kumpulkan teman-teman sebanyak 6 orang. Jumlah ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Untuk bermain getok lele, dibutuhkan tempat yang lapang supaya dalam bermain getok lele lebih leluasa. Coba bayangkan ketika bilah bambu itu terbang ketika lawan bermainmu melemparnya. Padahal, kamu harus berlarian menangkap bilah bambu tersebut. Jadi, tempat yang lapang paling cocok untuk bermain permainan tradisional ini.

Aturan bermain getok lele sangat mudah dan sederhana. Dua kelompok masing-masing memiliki tugas. Kelompok pertama bertugas melempar bambu, sedangkan kelompok yang lain bertugas menangkap bambu. Jika bambu berhasil ditangkap oleh lawan main, itu artinya pemain bisa bertukar posisi. Nah, menang atau kalah dalam permainan getok lele, ditentukan dengan jumlah poin. Bagi kelompok yang memiliki banyak poin, itulah yang menang.

“Tuh kan, Bim, seru nih main ginian, Abeh saja demen banget dah kalau diajak main hehehe”, komentar Abeh Gonil sambil beliau memasang bambu untuk permainan tersebut.

“Bonek, kamu jaga sebelah sana, ayoo kita mulai yaa”, ujar Abeh Gonil sembari mempersiapkan semuanya.

Saat kawan-kawan sedang asyik bermain, dari kejauhan Ibu Lurah dan Ibu Hj. Een Sukaenah sebagai pembina kami, memperhatikan lalu mereka menghampiri kami.

“Wahh, kalian seru banget nih keliatannya, permainan tradisional yaa, ?”

Ehh, ada Ibu Lurah dan Bu Hj. Een, Siap, Bu. Iya nih mohon izin, kebetulan kami sering memainkan getok lele ini Bu setelah selesai kegiatan kerja. Yah ini sebagai cara kami untuk tetap melestarikan warisan budaya kan Bu, kalau bukan kita siapa lagi ?”, Abeh Gonil menjawab dan membuka pembicaraan.

“Memang betul Beh, sekarang ini permainan tradisional jarang banget ditemukan apalagi di kota besar seperti Jakarta ini. Alhamdulillah beruntungnya di Pondok Bambu masih ada permainan ini yah”, komentar Ibu Lurah.

“Saya sangat bangga bahwa kalian masih berupaya tetap melestarikan permainan tradisional ini dan kalau bisa, ajak anak-anak sekitar sini untuk ikut main bersama kalian, sehingga mereka bisa lebih mengenal permainan yang tidak kalah seru dibandingkan dengan gadget atau permainan canggih semacamnya masa kini”.

“Iya betul itu, alhamdulillah kita mainnya juga bareng anak-anak sini Bu, mereka lihat kita seru banget mainnya jadi pada ikutan deh.”

“Oke silahkan lanjut yaa, saya pamit mau pergi dulu, ada tugas dinas lagi”, ujar Bu Lurah.

“Siap, terima kasih BaBu atas apresiasi dan dukungannya”, ujar kami semua.

Permainan kemudian dilanjutkan, Bonek kali ini giliran untuk melempar bambu dan Andrian sebagai giliran jaga yang akan menangkapnya.

Nih, siap-siap gue lempar, elu tangkep yak”, ujar Bonek.

Pletak, terdengar bunyi bambu itu ketika dilempar cukup jauh dan ternyata tidak berhasil ditangkap oleh Andrian.

Aduh, kagak ketangkep lagi,  gue kalah dah ini mah”, ujar Andrian.

Tuh kan, gue menang, hhehe. Ntar yang kalah traktir mie ayam yaa bro”, ujar Bonek sambil tertawa.

Pakde Pariman dan Abeh Gonil terlihat sangat senang karena mereka berhasil untuk tetap melestarikan permainan tradisional tersebut sampai sekarang khususnya di kampung Pondok Bambu. Anak-anak di lingkungan sekitar kantor kelurahan juga ikut memainkannya dengan sangat antusias. Permainan ini memang sangat seru karena melatih konsentrasi dan kesabaran bagi para pemainnya. Tidak terasa hari Senin yang cerah ini sudah semakin senja, kemudian Abeh Gonil mengatakan kepada kami bahwa permainan selesai untuk hari ini.

Ayo kawan-kawan udeh mau Magrib nih, kita udahan dulu mainnya yak, bisa besok dilanjutin lagi”, ujar Abeh Gonil.

Yahh, padahal lagi seru-serunya ini Beh, saya nyaris menang nih skornya beda tipis. Si Bonek dan Reni kalah poinnya sama saya”, ujar Pakde Pariman.

“Iya iyalah, kan Pakde Pariman ngerti main ginian dari dulu, lhah, kalau kite kan umurnya masih mudaan dah, hehehe. Terima kasih yaa Abeh Gonil dan Pakde Pariman sudah mengajarkan kepada kita dan nerusin tradisi permainan ini sampai sekarang”, ujar Bonek.

“Yang penting, kita masih bisa melestarikan tradisi kampung kita, ini permainan sudah lama banget, Tong, usianya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang jaga tradisinya”, pesan Abeh Gonil.

Kemudian kami pulang ke rumah masing-masing dan beristirahat untuk hari esok kembali bertugas sebagai Pasukan Pelangi Oranye Kebanggaan Jakarta. Kami berharap semoga permainan getok lele ini tetap dilestarikan sampai kapanpun sehingga generasi berikutnya akan tetap mengenal permainan ini sebagai salah satu warisan budaya nasional dan kebanggaan Indonesia.

Salam Pelangi Oranye...

***

Ikuti tulisan menarik R. Bimo Wicaksono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB