x

Damam Si Anak Genderuwo

Iklan

Fath Aulia Muhammad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2021

Rabu, 17 November 2021 15:59 WIB

Damam Si Anak Genderuwo

Mengisahkan tentang Damam Si Anak Genderuwo dan misinya memberantas pelacuran di salah satu lokalisasi di Kerajaan Mataram.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dari perkawinan seorang genderuwo dan seorang kuntilanak lahirlah Damam si Anak Genderuwo. Kepalanya botak, badannya pendek dan gempal, dan kulitnya hitam legam.
Bibir, lidah, dan darahnyapun berwarna hitam. 
Damam adalah seorang anak genderuwo yang dikaruniai kekuatan super seperti Thanos. Kalau Thanos bisa melenyapkan setengah penghuni bumi maka Damam bisa melenyapkan setengah penghuni lokalisasi di bumi. 
Thanos sudah menggunakan kekuatan supernya. Tapi Damam belum menggunakan kekuatan supernya. Selidik punya selidik ternyata dia suka nongkrong di lokalisasi. Dia takut jika dia menggunakan kekuatan supernya maka pelacur favoritnya akan ikut lenyap. Damam termasuk pengunjung lokalisasi yang bermodal cekak. Bahkan untuk mencari uang untuk ke lokalisasi dia suka memeras teman-temannya. 
Damam merasa teman-temannya takut padanya karena badannya yang gemuk, gempal, dan hitam legam. Ancaman demi ancaman dia tebarkan pada teman-temannya yang tidak mau memberi uang untuk bekal main ke lokalisasi. 
 
Di hari kamis yang cerah ini Damam dipanggil oleh Bapaknya, seorang Genderuwo yang bernama Ki Gandul Kusumo. 
 
" Dam, nanti malam adalah malam jumat kliwon. Kamu pergi ke parangkusumo ya ", pinta Ki Gandul Kusumo.
Parangkusumo adalah suatu wilayah di kerajaan Mataram yang terletak di tepi pantai selatan. Disanalah pusat hiburan malam kerajaan Mataram. Banyak wanita-wanita penghibur dari kerajaan-kerajaan lain yang bekerja disana. 
" Ada apa pak menyuruh saya pergi ke Parangkusumo ? ", tanya Damam. 
" Kamu lenyapkan setengah penghuninya dengan kekuatan supermu ", kata Ki Gandul Kusumo lagi. 
" Lho tapi pak, kekuatan super saya tidak hanya akan melenyapkan setengah penghuni parangkusumo. Tapi bisa melenyapkan setengah penghuni lokalisasi di bumi ", kata Damam.
" Kalau begitu kamu pergi ke tempat Nyi Ine si Ratu Iblis karena hanya dia yang bisa membatasi kekuatanmu untuk sementara ", kata Ki Gandul Kusumo. 
" Baik pak ", kata Damam. 
 
Singkat cerita pergilah Damam ke padepokan Gunung Kembar yang terletak di desa Kliwonan yang berada di kaki Gunung Kembar. Di padepokan itulah tempat Nyi Ine Si Ratu Iblis berada. 
 
Padepokan Gunung Kembar adalah padepokan silat yang di kepalai oleh Nyi Ine Si Ratu Iblis. Nyi Ine adalah pendekar beraliran hitam yang sakti mandraguna. Jurus-jurusnya membuat gentar kawan dan lawan. Jurus langkah seribu, jurus tebar pesona, jurus tangan panjang, dan jurus kepala batu adalah jurus-jurus Nyi Ine yang terkenal. Dan ada jurus pamungkas dia yaitu jurus kesurupan setan. Jurus yang hanya bisa dikeluarkan pada saat terdesak. 
 
Nyi Ine adalah sosok yang sangat dibenci oleh Tuhan dan Setan karena dia pernah melakukan perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan Setan yaitu memperkosa anak Setan. 
 
Damam yang sudah berada di depan pintu gerbang padepokan gunung kembar bertanya pada penjaganya.
 
" Siang pak. Mau ketemu Nyi Ine ", kata Damam. 
" Silahkan pak. Nanti lurus saja sampai ke lobby. Sampai di lobby bisa ditanyakan ke front office ", kata penjaga. 
 
Ini padepokan atau hotel kata Damam dalam hati. 
 
" Baik Pak ", kata Damam.
" Oiya bapak sudah punya voucher bookingnya kan ? ", tanya penjaga.
" Voucher apa pak ? ", tanya Damam.
" Jadi gini pak, kalau mau BO Nyi Ine harus punya voucher booking ", kata penjaga.
" Enggak BO pak. Saya disuruh Bapak saya menemui Nyi Ine untuk minta ilmu pembatas pak ", kata Damam.
" Oo gitu. Kalau jam segini waktunya Nyi Ine open BO. Jadi gak menerima tamu. Bapak datang saja nanti malam saat Nyi Ine tidak sedang open BO ", kata penjaga lagi. 
" Baik pak. Nanti malam saya kesini lagi ", kata Damam.
 
Haduh jaman ini memang jaman susah dan jaman edan. Pendekar sekelas Nyi Ine saja harus nyambi open BO kata Damam dalam hati. 
 
Malam ini langit sangat gelap. Tak ada bintang yang tampak. Hawa dingin terasa menusuk kalbu. Suasana sangat sepi, bahkan suara jangkrik yang biasa terdengar kali ini hilang entah kemana. 
 
Damam yang sudah tidak sabar untuk bertemu Nyi Ine sudah sampai lagi di depan pintu gerbang padepokan gunung kembar.
 
" Malem pak, saya mau bertemu Nyi Ine ", kata Damam kepada penjaga pintu gerbang padepokan Gunung Kembar.
" Malem. Silahkan masuk pak.  Lurus saja sampai ke lobby nanti bilang saja mau bertemu Nyi Ine ", kata penjaga.
" Baik pak ", kata Damam.
 
Dan kemudian bergegaslah Damam menuju lobby padepokan. 
 
Singkat cerita diantarkanlah Damam oleh petugas front office yang ada di lobby padepokan menuju ruangan Nyi Ine.
 
" Ada apa Damam ? ", tanya Nyi Ine.
" Lho kok Nyi tau nama saya ? ", ganti Damam yang bertanya. 
" Ya taulah. Kamu kan yang sering BO anak buah saya yang bernama Caca ", kata Nyi Ine. 
" Iya Nyi ", kata Damam tersipu malu. Wajahnya yang hitam legam sedikit memerah. 
" Kamu mau ilmu pembatas kan ? ", kata Nyi Ine sambil mengarahkan telapak tangannya ke arah Damam. 
" Iya Nyi ", kata Damam.
Tak lama kemudian bergetarlah badan Damam saat menerima ilmu pembatas dari Nyi Ine. 
" Terima kasih Nyi ", kata Damam. 
" Sama sama ", balas Nyi Ine.
 
Kemudian Damam berpamitan kepada Nyi Ine dan segera bergegas pergi ke Parangkusumo. 
Sampai di Parangkusumo, Damam sudah ditunggu oleh Bapaknya.
 
" Cepat kau laksanakan tugasmu ", kata Damam. 
" Baik pak ", kata Damam. 
 
Tak lama kemudian Damam mengepalkan tangannya dengan erat hingga tercipta bola api dan kemudian bola api tersebut membesar hingga sebesar rumah tipe 36 bersubsidi. 
 
Kemudian Damam mengarahkan tangannya ke langit dan disusul kemudian bola api tersebut bergerak cepat menuju ke langit. Sampai di langit beberapa saat kemudian meledaklah bola api itu di atas Parangkusumo dan lenyaplah setengah penghuninya. 
 
Damam dan bapaknya terdiam beberapa saat dan kemudian mereka menangis bersama karena ternyata pelacur-pelacur favorit mereka yang ada di lokalisasi lain setiap hari pasaran kliwon atau biasa disebut kliwonan ikut menjajakan diri di Parangkusumo dan merekapun ikut lenyap. 

Ikuti tulisan menarik Fath Aulia Muhammad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB