x

https://www.google.com/search?q\x3djalan+gambar\x26sxsrf\x3dAOaemvKhT7Aw9Oz6kTqE50J_gvq485GRCQ:1637368736932\x26source\x3dlnms\x26tbm\x3disch\x26sa\x3dX\x26ved\x3d2ahUKEwjBibnv2aX0AhXSwjgGHUJKBRwQ_AUoAnoECAEQBA\x26biw\x3d1366\x26bih\x3d657\x26dpr\x3d1#imgrc\x3dm0ypTZUoQIrmoM

Iklan

Roni Ali Rahman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 September 2021

Minggu, 21 November 2021 08:49 WIB

Pemuda dan Negeri yang Lucu

pemuda yang berangan-angan terhadap bangsa ini, bangsa yang penuh teka-teki, bangsa yang dipimpin oleh pemimpin yang kerdil hati, bangsa yang tidak paham pada rakyat rakyat yang mengerti, bangsa yang hancur mendekati mati, bangsa yang besar hanya sekedar mimpi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku pemuda yang selalu terbelit dalam lingkup agama, lingkup yang selalu mengajari aku tentang akhlak, lingkup yang selalu membatasi ku dengan hukum-hukum agama, lingkup untuk aku memanusiakan manusia, dan lingkup yang selalu memberiku keindahan hidup.

Sekarang aku pemuda yang mengayomi rakyat, aku pemuda yang hidup untuk melayani masyarakat, aku pemuda yang selalu memberi separuh peluhku kepada orang yang lebih membutuhkan, dan aku pemuda yang selalu bersama di genggaman masyarakat, tapi aku bukan pemuda yang berpendidikan, yang lulus sekolah tinggi di universitas, aku hanya lulusan SMP yang merajut kehidupan di tengah masyarakat. Maka dari itu aku sulit menemukan pekerjaan, pekerjaan yang berkaitan dengan negara, karena semuanya selalu membutuhkan ijazah, ijazah, dan kuantitas.

Dan aku pemuda yang berbeda dengan pemuda yang pertama, pemuda yang selalu menghabiskan waktu dengan teori, pemuda yang selalu berprestasi, pemuda yang namanya diberi tambahan Dr, prof M.Ag atau S.Pd.I. Sekarang aku pemuda yang sukses, yang bekerja kepada negara, aku seorang pejabat yang tinggal menunggu uang rakyat, Tapi sayangnya hari ini aku terborgol, terborgol memakai baju orange bernomorkan 1121, aku sekarang berada di sel-sel yang penuh dengan keindahan, selku seakan lebih indah daripada rumah-rumah rakyat kecil, kasurku lebih empuk  dari orang yang menjadi gelantungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu aku pemuda ketiga, pemuda yang berangan-angan terhadap bangsa ini, bangsa yang penuh teka-teki, bangsa yang dipimpin oleh pemimpin yang kerdil hati, bangsa yang tidak paham pada rakyat rakyat yang mengerti, bangsa yang hancur mendekati mati, bangsa yang besar hanya sekedar mimpi. Tiba- tiba aku sadar dari anganku dan ketawa sembari mengatakan "negara yang jenaka". Hahahahhahaha.

Ikuti tulisan menarik Roni Ali Rahman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler