x

Tatap muka virtual

Iklan

Ides Desnila

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 28 November 2021 13:54 WIB

Covid-19 Memaksa Guru dan Pesdik Melek Digital

Artikel ini berisi tentang kondisi pembelajaran yang terjadi saat Cobid-19 menyerang negeri kita tercinta. guru dan pesdik mau tidak mau harus melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh yang sarat dengan digital.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari Guru Nasional tahun 2021 masih diselimuti bayang-bayang Covid-19. Walau pun saat ini sudah memasuki PPKM level 1 bukan berarti kita menyepelakan. Karena rumor di media sosial santer mengatakan akan datang gelombang 3 penyebaran Covid 19. Peningkatan kembali penyebaran Covid-19 akan datang pada bulan Januari 2022. Padahal awal Januari rencananya akan dimulai pembelajaran tatap muka 100%. Entahlah kami hanya menyerahkan semua keputusan kepada Allah. Semoga diberikan yang terbaik. Aamiin.

Walau pun demikian penulis sebagai guru tetap harus optimis dan semangat. Badai pasti akan segera berlalu. Pantang kalah dengan corono. Kami bersama-sama berjuang untuk terus memajukan dunia pendidkan. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan membangun negeri tercinta “Indonesia”.

Memang tak dapat dipungkiri, datangnya corona membuat kelumpuhan di segala bidang. Tak terkecuali bidang pendidikan. Saat itu tanggal 16 Maret 2020, tepat akan dilaksanakan ujian nasional hari pertama. Tiba-tiba diumumkan ujian nasional ditiadakan. Seluruh aktivitas sekolah mengalami kegagapan. Semua pembelajaran dilakukan secara online. Jujur ini membuat kami guru mau tidak mau melek teknologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum pandemi datang, kami sudah terbiasa menggunakan media pembelajaran berorientasi Digital. Namun peserta didik ada dihadapan kami. Dengan adanya pembelajaran online pesdik tidak ada di hadapan kami. Kami hanya bertemu secara virtual. Seperti berada dalam hutan, kami meraba-raba melakukan pembelajaran secara online.

Awal yang berat, hanya memiliki sedikit keterampilan digital kami bersama melewati masa pembelajaran jarak jauh. Diawali absensi pesdik melalui WA Grup. Lalu penulis menunjuk satu pesdik sebagai penanggung jawab (PJ)  Mapel setiap kelasnya. PJ ini bertugas sebagai penyambung lidah antara guru dengan pesdik lainnya. Selanjutnya materi diberikan secara daring. Penyampaian materi bisa menggunakan aplikasi Google meet, zoom, skype bila tatap muka. Namun bila hanya penugasan saja penulis menggunakan video pembelajaran baik yang dibuat sendiri maupun yang diunduh dari youtube. Kemudian pesdik mengirim hasil menegerjakan tugas melalui google drive. Nah di sini tugas PJ Mapel untuk mengarahkan teman-teman mengumpulkan tugas. Selain itu PJ pun bertugas memotivasi teman-teman untuk mengumpulkan tepat waktu.

Penulis sangat merasakan dengan dipaksa belajar jarak jauh ini baik guru dan pesdik secara tidak langsung dipaksa untuk melek digital. Dengan demikian mau tidak baik guru dan pesdik ekstra kerja keras berusaha mengusai pembelajaran yang bersumber pada digital. Belajar di sini tak mengenal waktu. Bisa kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja. Itulah yang dikenal saat ini dengan sebutan Merdeka Belajar.

Merdeka belajar di sini ternyata sasarannya tidak hanya untuk peserta didik, guru dan orang tua pun ikut melaksanakan merdeka belajar. Mengapa? Guru belajar bagaimana menyampaikan materi yang tadinya luring (pesdik ada dalam satu ruang kelas) menjadi daring. Begitu pun dengan orang tua, sebelum PJJ seluruh pembelajaran disampaikan secara langsung oleh guru. Saat ini mau tidak belajar bagaimana membantu anak belajar.

Dibalik semua itu, ternyata tidak hanya penguasaan digital saja yang menjadi masalah dalam pembelajaran jarak jauh. Namun kondisi ekonomi pesdik pun salah satu kendala yang tak dapat kita hindari. Untuk itu penulis meminimalkan penggunaan tatap muka virtual diganti menjadi video pembelajaran. Baik yang dibuat penulis maupun yang diunduh dari youtube. Dengan bekal yang penulis pelajari dari pelatihan guru youtuber yang diadakan MGMP Bahasa Indonesia SMK DKI Jakarta, membuat materi untuk PJJ dengan media video pembelajaran. Walau perlahan namun pasti penulis memberikan penjelasan seperti layaknya di kelas. Walau hanya mendengar suara penulis saja.

Penulis menyadari bahwa peserta didik sangat menyukai kegiatan menonton. Untuk itulah penulis memberikan contoh video pembelajaran yang menarik perhatian pesdik. Bila mereka sudah tertarik maka minat belajar pun akan semakin tinggi. Dan pada akhirnya pesdik memahami materi dengan jelas sampai bisa memroduksi karya.

Hasil pembelajaran yang berupa keterampilan pesdik wajib mengirimkan ke youtube, lalu link youtube mereka dikirim ke PJ. Kemudian PJ menjadikan satu pada word, lalu word tersebut dikirim ketautan google drive kelas. Selain ke Google drive. PJ melaporkan hasil karya teman-temannya berupa tautan ke penulis melalui Whatsapp (WA).

Sebagai bentuk reward penulis mempublish karya pesdik yang terbaik ke media sosial dengan menuliskan nama dan kelas pesdik tersebut. Dengan begitu untuk kegiatan pemeblajaran selanjutnya pesdik lebih semangat untuk memahami pelajaran agar bisa membuat karya yang lebih baik.

 

Ikuti tulisan menarik Ides Desnila lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB