x

Gunung Sumbing, Temanggung, Jawa Tengah di sore hari

Iklan

Aan Subekhan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 07:54 WIB

Perjalanan Camp Mahasiswa


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

            Kabar terkait hilangnya lima orang mahasiswa di daerah Gunung Lawu  belakangan ini rame menjadi perbincangan dikalangan masyarakat dan menjadi pemberitaan di seluruh media. Hal ini dikarenakan  kelima orang mahasiswa tersebut selama 3 bulan pencarian oleh polisi tidaklah ditemukan. Dimana hilangnya kelima orang mahasiswa tersebut awalnya diketahui setelah 5 hari para mahasiswa tersebut tidak turun dari pendakian yang mereka lakukan.

            Perjalan tersebut berawal dari kegiatan yang dilakukan oleh salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di suatu perguruan tinggi. Dimana disuatu hari UKM tersebut mengadakan suatu rapat persiapan dalam pelaksanaan salah satu even penting bagi mereka. Dimana Rahman sebagai Ketua Pelaksana acara tersebut.

Hari pelaksanaan even pun akhirnya datang. Dimana segala persiapan dilakukan demi membuat acara tersebut bisa meriah dan bisa terlaksana dengan baik. Namun sayangnya dalam mempersiapkan acara penutupan terdapat keteledoran yang diakukan salah satu anggta divisi perlengkapan dan dekorasi yang diketuai Afnan. Dimana anggotanya meninggalkan sebuah tangga di atas panggung hingga acara penutupan tersebut dimulai. Keteledoran tersebut membuat Rahman sangatlah marah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Goblok siapa yang naruh tangga itu disitu” Ucap Rahman sambil membentak melalui Handy Talky (HT)

“Mana anak Perdek, tolol banget. udah mau dibuka nih closing” Ucap Rahman melalui HT dengan marah

“Perdek, perdek tolong tangganya buruan diurus” sahut  Nugroho mencoba menanggapi Rahman melalui HT

“Afnan, mana nih woyy anak perdek, gak becus banget ngurus gituan” Ucap Rahman, kembali mencoba menghubungi anak divisi perlengkapan dan dekorasi melalui HT

“Sorry gaes, ini gue lagi OTW ke lokasi” Ucap Afnan menanggapi

Setelah Afnan mencoba berlari menuju panggung ternyata acara penutupan tersebut terlanjur sudah dibuka. Dimana kemudian Afnan menunggu sejenak pembawa acara (MC) untuk membuka acara tersebut dan kemudian mencoba dia mengambil tangga tersebut sendirian.

Kemudian setelah selesai, diadakanlah kegiatan evaluasi acara tersebut. Dimana dalam kegiatan evaluasi sempat terjadi adu mulut antara Afnan dan Rahman dalam  menanggapi tangga yang tertinggal di atas panggung pada acara penutupan. Dimana Rahman  menyalahkan Afnan  dan membawa-bawa keluarga, sehingga sontak hal tersebut membuat Afnan sangat marah.

“Gue terima kalau lu nyalahin gue atas kejadian kemarin, tapi jangan sekali-kali lu bawa-bawa keluarga gue” Ucap Afnan dengan marah setelah Rahman memarihi afnan dangan membawa-bawa keluarganya.

“Emang gitukan kenyataannya, lo kalau kerja emang gak becus. kagak pernah diajarin orang tua apa ?” Ucap Rahman denan nada meremehkan Afnan

“Lo tuh yang bajingan, suka main dan gonta-ganti cewek mulu” ucap Afnan yang kesal mendengar ucapan Rahman

Hal itu membuat Rahman yang sudah emosi bertambah semakin marah setelah mendengar ucapan Afnan, dan tiba-tiba Rahman memukul wajah Afnan dengan keras. Perkelahian antara Afnan dengan Rahman pun tidak bisa terhindarkan. Dimana melihat hal tersebut kemudian semua orang yang ikut kegiatan evaluasi tersebut berusaha melerai Afnan dan Rahman. Kemudian Safitri yang selama ini berpacaran dengan Rahman mencoba ikut melerai perkelahian tersebut.

“Udah udah, Bisa malah berantem” Ucap Safitri dengan nada meninggi sambil mecoba melerai dan menarik Rahman

“Lo juga Man, apa-apan sih bisa main tangan gitu kayak anak kecil aja lo” Ucap Safitri

Setelah dilerai, Rahman yang masih merasa kesal kemudian mencoba pergi untuk membeli minum, hingga akhirnya evaluasi selesai. Hal itu membuat Safitri yang berangkat bersama dengan Rahman harus menunggunya. Melihat hal tersebut Nisa, Lia dan Nugroho mencoba menemaninya, hingga hari semakin malam  tetapi Rahman tak kunjung datang. Nisa dan Lia yang tinggal di Asrama Kampus akhirnya pamit duluan, karena asrama tersebut menerapkan jam  malam. Tinggalah Safitri dan Nugroho di gedung Pusat Kegiatan Mahasiwa  (PKM). Disitu Safitri juga sempat bercerita terkait sikap Rahman yang terkenal playboy, sering marah-marah dan terkadang memukulinya. Hal itu membuat Safitri kesal dan seringkali berkeinginan untuk putus dengan Rahman. Kemudian tiba-tiba Safitri juga mengunkapkan perasaan yang dia miliki selama ini kepada Nugroho sebelum berpacaran dengan Rahman.

“Nu sebenernya itu gue suka sama lo Nu, tapi selama ini gue malu buat ngomong ini” Ucap Safitri secara tiba-tiba kepada Nugroho

Hal itu sontak membuat Nugroho kaget. Namun ternyata selama ini Nugroho juga memiliki perasaan yang sama kepada Safitri. Tetapi pada waktu ketika dia mau mengungkapkan perasaannya ternyata Safitri telah berpacaran dengan Rahman.

“Gua juga sebenarnya suka ama lu fit” Ucap Nugroho menangapi ucapan Safitri

Setelah mendengar ucapan Nugroho tersebut, tiba-tiba Safitri mencium Nugroho. Tidak lama kemudian akhirnya Rahman datang. Namun ketika dia memarkirkan kendaraannya disebelah ruangan  kegiatan evaluasi tadi dilakukan, terdengar suara desahan perempuan di ruangan tersebut. Rahman yang mendengar suara tersebut awalnya tidak terlalu memperdulikan apa yang dia dengar. Tetapi ketika Rahman mencoba untuk masuk gedung tersebut, betapa terkejutnya dia ternyata yang keluar dari gedung tersebut adalah Nugroho dan Safitri.

“Lho yang lain mana ?’ Ucap Rahman

“Udah pada pulang man” Ucap Nugroho

Setela ngobrol sebentar, akhirnya  merekapun segera ke kendaraan mereka untuk segera pulang ke kos masing-masing. Di dalam perjalanan Rahman mencoba bertanya kenapa Nugroho dan Safitri hanya berdua saja dan apa yang mereka lakukan. Namun Safitri hanya mengatakan bahwa mereka ditinggal oleh Nisa dan Lia karena terlalu lama menunggu Rahman.

Beberapa minggu kemudian, Rahman mengajak teman-temannya untuk camping di Gunung Lawu selama beberapa hari untuk bisa merekatkan kedekatan mereka kembali serta untuk refreshing. Hal itu disetujui beberapa teman-temannya yang lain. Namun, sangat disayangkan Afnan dan Fira tidak bisa ikut mereka. Tetapi Afnan yang sudah terbiasa naik Gunung mengatakan akan mencoba menyusul mereka sendiri setelah urusan yang dia lakukan selesai.

Hari yang ditunggu-tunggupun akhirnya datang juga. Berbagai perlengkapan untuk camping pun` telah dipersiapkan. Rahman, Safitri, Nugroho, Lia dan Nisa akhirnya berangkat menggunakan mobil milik Rahman menuju ke Gunung Lawu melalui Basecamp Singolangu. Pada siang harinya sekitar jam 11 siang akhirnya merekapun sampai di basecamp. Setelah mengurus segala administrasi yang diperulukan, bergegaslah mereka untuk melakukan pendakian. Namun sebelum itu Nugroho merasa ada beberapa kejanggalan dan merasa cemas ketika ingin melakukan pendakian. Kemudian Nisa mencoba menenangkan Nugroho dan mengatakan kalau itu hanyalah perasaannya saja. Sehingga mereka kemudian memutuskan untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian tersebut.

Setelah melakukan pendakian Rahman, Safitri dan Lia yang sudah sering melakukan pendakian terlihat cukup gesit dalam menapaki track pendakian tersebut. Berbeda dengan Nisa yang baru pertama kali melakukan pendakian merasa cepat capek dalam melakukan pendakian tersebut. Kemudian Nugroho yang melihat hal tersebut kemudian menyuruh Rahman, Safitri dan Lia untuk melanjutkan perjalanan tersebut terlebih dahulu.  Dimana sebenarnya Nisa selama ini diketahui, suka dengan Nugroho

“Y udah kita duluan ya Nu, Nis” Ucap Lia

“Jagain yang bener tuh Nu anak orang, jang macem-macem lu ditempat kayak gini. dikutin baru tau rasa kalian” Ucap Rahman mencoba meledek mereka

“Huuust jangan bilang macem-macem gitu dong beb” Ucap Safitri mendengar ucapan Rahman

“iya-iya sorry beb, y udah kita duluan ya Nu. Ati-ati kalian” Ucap Rahman merasa bersalah

Rahman, Safitri dan Lia pun akhirnya berjalan mendahhului mereka. Nugroho juga akhirnya menemani Nisa yang tidak terlalu kuat untuk mendaki dan mencoba untuk naik perlahan melangkahi trek pendakian tersebut yang berupa jalan setapak yang terjal bersama dengan Nugroho. Haripun menjadi semakin gelap. Namun, Nugroho dan Nisa masih tertinggal jauh dari teman-temannya yang lain.

Disis lain Rahman, Safitri dan Lia sempat terpisah dalam melakukan pendakiannya. Safitri terpencar sendirian dan dia bertemu dengan seseorang misterius ketika mendekati sebuah gubuk di dekat Pos 4. Dimana orang tersebut kemudian memberikan sebuah nasehat kepada Safitri dan lalu pergi meninggalkannya menuju gubuk dan menghilang ketika sampai didepan gubuk tersebut. Hal itu tentu saja membuat Safitri sangat ketakutan dan langsung pergi lari meninggalkan gubuk tersebut dan akhirnya bertemu kembali dengan Nugroho dan Nisa.

Rahman, dan Lia yang juga sudah sampai di pos 4 pendakian akhirnya  memutuskan untuk mencari Safitri terlebih dahulu. Setelah beberapa lama mereka melakukan pencarian akhirnya Rahman, dan Lia bertemu dengan Safitri, yang kembali bersama dengan Nugroho dan Nisa. Kemudian mereka memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu dan mendirikan tenda di pos 4. Setelah itu Rahmad dan Nugroho mengeluarkan peralatan camping memasak untuk membuat suatu makanan untuk menghilangkan rasa lapar mereka setelah beberapa jam melakukan pendakian.

Setelah mereka selesai makan, kemudian mereka memutuskan untuk bermalam ditempat tersebut terlebih daulu. Namun ketika akan tidur tiba-tiba Nisa meminta tolong Safitri dan Lia untuk menemaninya keluar sebentar karena ingin kencing. Namun mereka semua takut, dan tidak mau mengantarnya. Kemudian diantarla Nisa keluar oleh Nugroho karena Rahman sudah terlihat tidur duluan.  Tidak berapa lama kemudian Rahman yang sebelumnya masi tertidur juga ikut keluar dari tenda dengan membawa sebuah tas selempangnya yang cukup besar.

“Mau kemana lo Man, bawa tas segala” Ucap Lia kepadanya

“Kebelet, gue ya. Iya ini ada senter didalam tas soalnya” Ucap Rahman membalas perkataan lia

“Ati-ati y beb” Ucap Safitri kepada Rahman

Setelah Safitri dan Lia hanya berdua di tenda, kemudian Safitri teringat dan mencoba bertanya kepada Lia yang bisa berbahasa Jawa terkait nasehat yang diberikan seseorang misterius digubuk yang sebelumnya dia jumpai. Dimana kata-kata yang diucapkan orang misterius tersebut kepadanya adalah “ojo pernah salah milih tresno, jalaran bakal dadi celoko”. Setelah menjelaskan arti kata-kata tersebut. Lia juga menceritakan bahwa Nisa juga sempat bercerita kepadanya bahwa Lia dan Nugrohho sebelum bertemu dengan  Safitri, sempat melihat orang misterius dibalik pepohonan ketika sedang berjalan mendaki. Suasanapun menjadi terasa mencekam dan tiba-tiba terdengar suara Nisa dari luar. “Awas Nu” terdengar suara Nisa yang keget. Sontak hal itu membuat Safitri dan Lia berlari menuju asal suara tersebut.

Safitri dan Lia kemudian terlihat terkejut dan ketakutan setelah mereka melihat Rahman sedang mencekik Nisa dan melihat keadaan Nugroho yang sudah tergeletak tidak jauh dari tempat mereka berada. Hal tersebut tentu saja membuat  Safitri dan Lia syok dan berlari ketakutan menjauh dari tempat tersebut. dimana Rahman yang mengetahui keberadaan mereka kemudian meneriaki mereka.

“Woy jangan lari kalian” Ucap Rahman dengan nada membentak

Sontak Safitri dan Lia semakin ketakutan dan berlari cukup kencang menjauh tetapi Rahman terus mengejar mereka. Safitri dan Lia yang sudah kecapean sebelumnya telah melakukan pendakian, membuat lari mereka menjadikan tidak bisa terus berlari kencang. Sehingga mereka akhirnya terkejar oleh Rahman yang membawa semacam tongkat besi yang tebal. Safitri yang melihat tingkah  pacarnya tersebut heran dan tak menerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh Rahman.

“Apa yang lo lakuin man, kenapa lo begini” Ucap Safitri sambil menangis ketakutan

“Gila lo Man dia tuh pacar lo, apa yang mau lo lakuin Man” Ucap Lia sambil mencoba mengatur nafas setelah berlarian

“Gue udah tau semua fit, hubungan lo ama Nugroho.. suara di gedung PKM itu emang lu ama Nugroho kan. Gue  juga pernah  liat dengan mata gue sendiri kalau lo, sedang berduaan ditaman bareng Nugroho” Ucap Rahman dengan wajah seperti ingin membunuh mereka

Kemudian Rahman berusaha memukul kepala Safitri menggunakan tongkat besi yang sudah dia bawa sebelumnya, tetapi Safitri mencoba melawan. Dimana tiba-tiba Lia memukul tengkuk Rahman sehingga membuat Safitri dan dirinya bisa kabur. Melihat Safitri dan Lia yang kabur, kemudian Rahman kembali mengejar mereka. Setelah mencoba lari jauh dari kejaran Rahman, ternyata Rahman masih terus mengejar mereka. Namun karena keadaan yang gelap dan langit yang berawan membuat pandangan Lia maupun Safitri menjadi susah melihat keadaan disekelilingnya sehingga tiba-tiba mereka jatuh dan terperosok kedalam jurang.

Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Safitri dan Lia telah jatuh kejurang. Rahman  mencoba memastikannya kembali bahwa mereka sudah mati, setelah melihat kedalaman jurang tempat Safitri dan Lia jatuh. 

Rahman yang tidak ingin perbuatannya tersbut diketahui kembali ketempat Nugroho dan Nisa terkgeletak untuk mengkubur mereka didekat gubuk yang diliat Safitri.  Namun  ketika Rahman sedang memasukan mayat dari Nugroho dan Nisa kedalam lubang yang digalinya tiba-tiba ada yang memukulnya sehingga membuatnya pingsan.

Setelah terbangun tiba-tiba Rahman berada di dalam gubuk tersebut dengan keadaan terikat tangan dan kakinya.

“Siapa lo anjing, jangan macem-macem lo sama gue” Ucap Rahman menggancam orang tersebut, dengan ketakutan

“lo udah ngebunuh temen-temen  lo man. Jadi lu juga pantes buat gue bunuh” Ucap orang misterius tersebut kepada Rahman

Tanpa diketahui orang misterius tersebut. Rahman berusaha untuk membuka ikat tangannya dan berhasil melepaskan ikatan tali tangannya tersebut. Dimana kemudian Rahman melihat sebuah kayu besar yang berada didekatnya. Sehingga setelah orang itu berbicara dan mendekatinya dia berusaha memukul kepala orang tersebut tetapi meleset, dan dirinya malah terjatuh. Hal tersebut membuat orang misterius tersebut balik memukul kepala Rahman sangat keras dengan kayu, sehingga membuat Rahman meninggal.

Setelah itu, orang misterius tersebut mengubur Rahman dan teman-temanya yang lain didalam lubang yang telah dibuat oleh Rahman. setelah kejadian itu kelima orang mahasiswa tersebut yang awalnya melakukan perjalanan camping, hingga saat ini tidaklah ditemukan keberadaannya dan begitupun dengan sosok misterius yang telah membunuh Rahman..

Ikuti tulisan menarik Aan Subekhan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB