x

Ilustrasi Menghidupi Tempat Ibadah: Pixabay

Iklan

Fajar Widiatri Mahasiswa Universitas Tidar ILMU KOMUNIKASI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Desember 2021

Selasa, 14 Desember 2021 14:42 WIB

Memperkokoh, Memurnikan Keimanan dan Ketauhidan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kekuatan iman dan tauhid seorang muslim itu berbeda - beda, ada yang sangat kuat sekali iman dan tauhidnya ada juga yang sedang - sedang saja atau bahkan ada pula yang sangat lemah sehingga mudah sekali terkoyak iman dan tauhidnya.

 Sebelum membahas Tauhid dan keimanan lebih jauh alangkah baiknya jika memahami tentang apakah iman dan tauhid itu sendiri.  Tauhid,yaitu seorang hamba yakin bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah(ketuhanan).  uluhiyah(ibadah), Asma dan Sifat-Nya. 
Tauhid merupakan landasan utama dan pertama keyakinan Islam dan implementasi ajaran-ajarannya.  Tanpa Tauhid tidak ada Iman, tidak ada akidah dan tidak ada Islam dalam arti yang sebenarnya.  Akidah dalam Islam berpangkal pada keyakinan Tauhid, yaitu keyakinan tentang wujud Allah, tidak ada yang menyekutukannya baik dalam sifat, maupun perbuatannya.  
Allah SWT telah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat : 56)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian pengertian Iman, kata Iman berasal dari hahasa Arab yang berarti tasdig (membenarkan).  Keyakinan bahwa kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.  Karena iman, seseorang mengakui adanya hal-hal yang wajib dan hal-hal yang wajib bagi Allah.  

Menurut Syaikh Abdul Majid Az-Zandani
Hal ini dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Iman yang diterbitkan pada tahun 2016. Definisi menurut istilah syarak’ yakni mempercayai. Ada pula pendapat menyatakan bahawa iman adalah keyakinan yang terbentuk dalam hati. Sebagaimana firman Allah SWT pada Al-baqarah ayat 143 :

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”


Rukun-rukun Iman:

اْلإِيْمَانُ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ

Iman Kepada Allah

اْلإِيْمَانُ بِاْلمَلَائِكَةِ

Iman Kepada para Malaikat

 اْلإِيْمَانُ بِاْلكُتُبِ

Iman kepada kitab-kitab

 اْلإِيْمَانُ بِالرُّسُلِ

Iman kepada para Rasul

 اْلإِيْمَانُ بِاْليَوْمِ اْلآخِرِ

Iman kepada Hari Akhir

 اْلإِيْمَانُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Iman kepada takdir yang baik dan yang buruk

Tauhid dalam Surah Al Ikhlas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢

Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Nilai Pendidikan Tauhid Rububiyyah pada ayat kesatu, tentang Keesaan Allah Subhanahu Wa Ta`alaa. Niliai kedua, Nilai Pendidikan Tauhid Uluhiyyah pada ayat kedua, berkenaan dengan Kekuasaan Allah bahwa hanya Allah tempat meminta segala sesuatu. Nilai ketiga, Nilai Pendidikan Tauhid Asma` wa Sifat yang terdapat pada ayat ketiga dan keempat, berkenaan dengan sifat Allah yang maha sempurna.

Ikuti tulisan menarik Fajar Widiatri Mahasiswa Universitas Tidar ILMU KOMUNIKASI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler