x

Iklan

SELVIA NUR QOMARINA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 09:14 WIB

Memaknai Puisi “Pada Suatu Pagi Hari” Karya Sapardi Djoko Damono

Artikel ini membahas tentang makna yang terkandung dalam puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Pada Suatu Pagi Hari".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sapardi Djoko Damono adalah sastrawan hebat Indonesia yang banyak melahirkan karya-karya hebat. Sapardi Djoko Damono dikenal dengan sebutan SDD, nama ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga para pecinta sastra khususnya puisi dan dikalangan masyarakat luas. Sastrawan hebat Indonesia ini lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Sapardi adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah. Awal karir Sapardi dimulai saat ia duduk di Sekolah Menengah Atas Atau SMA, karya-karyanya sering dimuat dimajalah. Kegemarannya menulis semakin berkembang saat ia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan di UGM. Di dunia kesusastraan, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an. Sapardi atau SDD sangat wajar dikenal dikalangan masyarakat luas karena dilihat dari puisi-puisinya yang dianggap sederhana namun kaya akan makna.

Puisi adalah karangan yang terikat. Puisi dapat dikatakan terikat karena dalam penulisan puisi memiliki aturan yang harus dipenuhi oleh penulis.Puisi terikat yang dimaksud adalah gaya bahasanya sangat ditentukan oleh rima, irama, dan penyusunan larik dan bait. Pada puisi juga biasannya disisipkan majas yang membuat puisi semakin indah. Majas yang digunakan dalam puisi juga beragam. Hudson dalam Aminuddin (2011: 134) mengatakan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.

Puisi ditulis dengan bahasa yang sangat beragam dan disusun dengan kata-kata yang penuh makna. Penulisan puisi biasanya dibuat atas dasar pengalaman, penglihatan, perasaan dan keadaan penulis yang dirasakan saat itu. Oleh karena itu, para penulis sering meluapkan emosinya dengan menulis suatu karya puisi. Dalam jenis puisi ada beberapa puisi yang tidak cukup dibaca sekali untuk mengerti makna puisi tersebut, ada juga puisi yang menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca sehingga para pembaca cukup membaca sekali saja untuk mengerti makna puisi tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Pada Suatu Pagi Hari” adalah salah satu karya puisi Sapardi yang dikenal di kalangan para pecinta sastra dan masyarakat luas. Puisi ini cukup dikenal karena kata-kata yang digunakan Sapardi juga makna yang mendalam pada puisi “Pada Suatu Pagi Hari” ini. Puisi karya SDD ini menjelaskan tentang kehidupan yang memiliki makna sangat mendalam. Puisi "Pada Suatu Pagi Hari" menjelaskan perasaan sedih saat kita ingin membaca puisi ini sebaiknya nada yang digunakan adalah rendah agar kita terbawa akan isi puisi tersebut.

Berikut adalah syair puisi “Pada Suatu Pagi Hari” karya Sapardi Djoko Damono.

PADA SUATU PAGI HARI

Karya : Sapardi Djoko Damono

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali

menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu.

Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi

agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak

mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur.

Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong pada suatu pagi hari.

Saat Saya membaca puisi ini pertama kali, Saya dibuat tercengang dengan kata-kata yang dibuat penulis dalam puisi ini. Sebagai pembaca Saya banyak sekali menemukan makna puisi dalam puisi "Pada Suatu Pagi Hari". Puisi “Pada Suatu Pagi Hari” karya Sapardi Djoko Damono mengandung makna seseorang yang sedang merasakan kesedihan. Namun, dibalik rasa sedih yang sedang dialaminya ia tetap masih memperdulikan harga dirinya agar ketika ia menangis tidak ada orang lain yang mengetahuinya sehingga ia menunggu rintikkan hujan untuk menyembunyikan tangisnya.

Dari puisi ini Saya belajar bahwa terkadang dengan menangis bisa membuat masalah yang kita lalui lebih baik. Dengan menangis membuat kita menjadi lega akan suatu masalah yang sedang dihadapi. Menangis tidak selalu diartikan seseorang cengeng, seseorang yang lemah, bahkan seseorang yang stres. Justru dengan menangis membuat kita lebih tegar dan terus maju untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan menangis juga membuat mental seseorang semakin kuat, terumata dalam menghadapi permasalahan hidup. 

Dari puisi karya SDD ini saya menemukan pelajaran yang dapat kita petik yaitu bahwa semua permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya. kita juga harus menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan jangan menyelesaikan masalah dengan hal-hal buruk yang dapat merugikan diri sendiri dan kita juga bisa melakukannya dengan mengalihkan masalah tersebut dengan kegiatan positif yang kita sukai, misalnya dengan membaca buku, membaca novel, mendengarkan musik, dll.

 

Referensi :

Octaviani Silvia. 2017. Analisis Puisi Pada Suatu Pagi Hari Karya Sapardi Djoko Damono Pendekatan Pragmatik. Diakses pada tanggal 3 Desember 2021.

Yusliawati, Rachmawati Annisa, Ismayani Mekar. 2019. Analisis Pragmatik dan Diksi Puisin “Pada Suatu Pagi Hari” Karya Sapardi Djoko Damono. Volume 2 Nomor 5, September 2019. Diakses pada tanggal 3 Desember 2021.

 

Ikuti tulisan menarik SELVIA NUR QOMARINA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu