Mencari sesuap nasi dengan wajah yang tidak bergizi
Mengharapkan kasih agar perut dapat terisi
Bukannya aku mau seperti ini
Tapi karena keadaan yang memaksa aku begini.
Sudah mencari pekerjaan di negeri tercinta ini
Ratusan lamaran semua terhenti
Ingin hati berteriak dengan pedih
Tapi aku harus tegar menghadapi semua ini.
Ku lihat presidenku berdiri
Dalam singgasananya yang dijaga oleh polri
Menyampaikan ekonomi kini sedang melambung tinggi
Tapi aku masih seperti ini.
Ku lihat orang lalu lalang berlari
Mengejar waktu yang tiada berhenti
Sementara aku duduk di sini
Menanti dermawan yang murah hati.
Dalam pedih ke sendiri
Ku lihat anakku terbaring sendiri
Di tengah malam yang sunyi
Berselimutkan angin yang sepoi-sepoi.
Janganlah pandang hina aku ini
Karena bukan mauku seperti ini
Aku mau merubah diri
Menanti kabar dari perusahaan yang ku datangi.
Aku masih sendiri
Tapi aku sudah punya anak sendiri
Ini karena masa putih abu-abuku aku tidak berbakti
Oh ayah dan ibu penyesalanku kini ku tanggung sendiri.
Ditengah malam yang sunyi
Aku masih berdoa dalam hati
Ya, Tuhan kasihanilah aku ini
Orang yang berdosa karena nafsu diri.
Pagi yang dingin ku duduk seorang diri
Putra kecilku berbaring dekat kaki
Mangkuk tempat ku meminta duit belum juga terisi
Air mataku mulai mengalir membasahi pipi.
Janganlah pandang hina aku yang hina ini
Karena bukan mauku seperti ini
Aku tahu ini adalah akibat ku tidak berbakti
Tapi aku sudah menjalani hidup yang perih ini.
Harapanku jika kelak aku diterima nanti
Aku akan merubah semua ini
Mencari seorang suami yang berbakti
Agar aku dan anakku terlindungi.
Ikuti tulisan menarik Monang Simamora lainnya di sini.