x

gambar awal dalam naskah hikayat si miskin

Iklan

Afif Muhammad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Juli 2022

Sabtu, 30 Juli 2022 15:01 WIB

Manuskrip Naskah Kuno Hikayat Si Miskin

mentranskip teks pembuka dan penutup dalam naskah kuno berjudul hikayat si miskin

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa itu Manuskrip ? sangat asing apabila kita mendengar kata manuskrip, dan kata manuskrip sendiri adalah sebuah tulisan tangan yang telah ditulis oleh orang terdahulu yang masih ada sampai saat ini. Manuskrip sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu manu dan skrip yang mana apabila diterjemahkan adalah tulisan tangan. Kita bisa menjumpai manuskrip di Propinsi Riau tepatnya berada di Museum Negeri Sang Nila Utama seperti naskah Hikayat Si Miskin yang dijadikan objek pada transliterasi ini.

Deskripsi naskah Hikayat Si Miskin

Naskah Hikayat Si Miskin yang tersimpan di dalam museum berupa naskah kopian saja sedangkan yang aslinya sudah tidak diketahui keberadaannya. Apakah naskahnya sudah lapuk dan rusak atau naskahnya sudah hilang dan tidak diketahui kemana perginya atau siapakah yang menyimpannya. Keadaan ini lah yang ditakuti dan seharusnya tidak boleh terjadi karena mengakibatkan koleksi naskah bukannya bertambah akan tetapi menjadi berkurang karena tidak terawat sebagaimana mestinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikut ini dapat dilihat adalah halaman pertama naskah

hikayat si miskin halaman awal

Berikut adalah pembahasan teks pembuka dan teks penutup

teks pembuka hikayat si miskin

TRANSKRIPSI TEKS PEMBUKA :

             Nasta’inu billahi a’la, ini hikayat orang miskin. Sekali peristiwa Allah Swt menunjukan kekayaannya kepada hambanya, maka ada seorang miskin laki bini  berjalan mencari rizkinya berkeliling negri antah berantah. Ada pun nama raja di dalam negri itu maharaja indra dewa Namanya. Terlalu amat besar kerajaan baginda itu beberapa raja-raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada tiap-tiap tahun.

Maka pada suatu hari, baginda sedang ramai diadapkan oleh segala raja-raja, mentri hulubalang , rakyat sekaliannya ada di penghadapan. Maka si miskin itupun sampailah ke pengadapan itu, seteglah dilihat oleh orang banyak si miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itupun ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu maka dilemparnyalah akan si miskin itu, kena tubuhnya habis bengkak-bengkak.

teks penutup hikayat si miskin

TRANSKRIPSI TEKS PENUTUP  :

bebal ajarilah oleh tuan seraya ia memandang kepada tuan puteri kedua itu katanya tahu-tahulah tuan melakukan dari tuan kedua kepada tuan kakanda itu barang katanya janganlah tuan lalui”. Maka disahutnya dengan air mata juga maka tuan puteri ketiga itu pun berpeluk bercium dan bertangis-tangisan lalu bertukarlah kain baju ada yang bertukar cincin ada yang bertukar subang ada yang bertukar gelang akan tanda alamatul hayat. Setelah itu maka masing-masing masuk ke dalam mangkar kacanya kalau berjalanlah ke luar kota, maka sultan Maharaja Markamah dua laki istri pun mengantarkan segala raja-raja itu hingga ke luar kota, maka segala raja-raja itu pun masing-masing lah berjalan menuju negerinya maka baginda dan Sultan Maharaja Markamah dua segala anak rajaraja yang di tasik itupun berangkatlah kembali masuk ke dalam kotanya lalu ke istananya.

              Sebermula ada pun Maharaja Puspa Indra itu setelah sampai ia ke negerinya Pelinggam Cahya itu maka akan Raja Mangindra Sari pun dirajakan oleh baginda akan gantinya maka pada tiap-tiap tahun segala raja-raja itu utus mengutus serta pergi datang membawa bingkisan dan menghadap Maharaja Markamah. Demikian ceritera si miskin itu diceriterakan oleh orang yang bijaksana berkata pada yang benar juga. Demikianlah diperolehnya diberi Allah Swt karena telah di katakan oleh arif “jikalau mana kamu jatuh ke dalam lembah sekalipun tiada akan hilang cahayanya itu” Wallahu a’lam bishshowab.

ANALISIS TEKS :

Seorang suami istiri yang dikutuk hidup miskin. Pada suatu hari mereka mendapatkan anak yang diberi nama Marakarma, dan sejak anak itu lahir hidup mereka pun menjadi sejahtera dan berkecukupan. Ayahnya termakan perkataan para ahli nujum yang mengatakan bahwa anak itu membawa sial dan mereka harus membuangnya. 

Ikuti tulisan menarik Afif Muhammad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler