sekalipun hidup beribu kausebut sebagai upaya memaknai. kesendirian: berakhir menjadi bahasa yang gagal kita mengerti. ruang penuh kosong itu menggelapi sepi; memerangi segala yang jauh kaugapai.
sementara masa lampau menawarkan kerapuhan-kerapuhan: harapan dan kecemasan baru. Semua yang berangan ingin kembali pulang ke palung ibu.
kesendirian, kau tahu, selalu berhasil menahan semua orang; menyusun tubuh di jalanan sempit, melekat di bawah kaki kita.
aku ingin kesendirian melahapku seperti anak-anak berebut kue ulang tahun atau Jakarta yang merayakan tangismu lebih cepat dari kesedihan manapun.
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Harashta lainnya di sini.