x

image: Beliefnet

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 28 November 2022 18:16 WIB

Kalau Mau Bahagia Hiduplah di Masa Kini dan Sehatkan Hati

Banyak orang mengira bahagia identik dengan kaya raya. Nyatanya banyak orang kaya tidak bahagia. Roy Bennet menyarankan fokus ke masa kini. Sunan Bonang memfokuskan obat hati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau Mau Bahagia Hiduplah di Masa Kini dan Sehatkan Hati

 

Bambang Udoyono

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

“If you want to be happy, do not dwell in the past, do not worry about the future, focus on living fully in the present.”
(Roy T. Bennett)

 

Jika Anda ingin bahagia, jangan tinggal di masa lalu, jangan khawatir dengan masa depan, fokuslah dengan hidup di masa kini. Demikian kalimat bijak dari Roy T Bennet, seorang penulis kawakan.

 

Bahagia memang dipengaruhi oleh faktor di dalam diri kita dan di luar diri kita.  Faktor pertama ini meliputi kondisi hati, kondisi kejiwaan, kondisi sosial, ekonomi, fisik dll. Faktor kedua adalah lingkungan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Faktor pertama itulah, terutama dua yang pertama, yang lebih penting dalam pendapat saya.  Faktor kedua hanya melengkapi saja. Idealnya tentu saja semua faktor terpenuhi.

 

Roy Bennet menyarankan kita agar mampu mengelola suasana kejiwaan dan suasana hati kita.  Dia menyarankan kita fokus kepada kehidupan saat ini juga.  Tepat sekali nasehatnya karena banyak orang yang menderita, atau terkendala dalam menikmati kebahagiaannya karena hatinya, jiwanya, pikirannya tertambat di masa lalu atau di masa depan.

 

Orang yang memiliki pengalaman pahit di masa lalu sehingga menderita luka batin yang dalam kadang belum bisa melepaskannya.  Batinnya masih belum sembuh.  Demikian juga orang yang di masa lalu mendapatkan kejayaan tapi lantas surut juga tidak jarang yang sulit melepaskan diri dari kenangan indahnya.  Mereka merindukan ‘the good old days’.   

 

Kadang bahkan kejayaan itu tidak mereka alami sendiri, tapi mereka terpengaruh cerita kejayaan nenek moyangnya.  Barangkali kakeknya dulu adalah penguasa sebuah wilayah, atau saudagar tajir melintir sedangkan mereka dalam kondisi prihatin.  Jadilah masa lalu itu menjadi impian indah yang dirindukan.  Mereka itu ‘menengok ke masa lalu’.  Menganggap masa lalu jauh lebih indah daripada masa kini.  Akibatnya mereka tidak bersyukur dan selalu mengeluhkan keadaan kekinian.

 

Kondisi dunia sejak dulu sampai sekarang dan masa depan selalu berubah ubah.  Perubahan itu menciptakan ketidakpastian. Bahkan di negara maju sekalipun.  Hanya saja kemampuan mereka mengelola keadaan sosial, ekonomi, politik sudah lebih baik daripada kita sehingga keadaan lebih predictable. Tapi tetap saja uncertainty itu ada.  Itulah sebabnya sebagian orang merasa sangat kuatir dengan perubahan.  Mereka yang memiliki kekayaan besar dan bahkan sangat besar selalu menghadapi resiko besar dari perubahan itu.  Demikian juga dengan orang yang pas pasan.  Maka setiap hari hati mereka selalu cemas.  Hati, jiwa, pikiran mereka selalu gelisah karena terikat dengan masa depan yang penuh ketidakpastian.

 

Jadi kedua golongan manusia tadi – yang terikat dengan masa lalu dan masa depan - sama sama terkendala dalam meraih bahagia.  Harta yang banyak tidak menyebabkan mereka bahagia.  Demikian juga kedudukan tinggi.  Lantas bagaimana cara mengatasinya?

 

Roy Bennet menyarankan agar kita memfokuskan pada kehidupan sekarang.  Meskipun demikian saran itu masih belum tuntas. Memang mudah mengatakan fokuskan pikiran pada keadaan sekarang. Tapi kenyatannya banyak orang tidak bisa melakukannya.  Maka muncul pertanyaan lanjutan, bagaimana caranya?

 

Mengelola atau menata hati yang sakit sudah lama dijelaskan oleh Sunan Bonang dalam tembangnya Tombo Ati (Obat hati).  Pertama adalah membaca Al Qur’an dan memahami maknanya. Kedua adalah solat malam. Ketiga berkumpullah dengan orang soleh. Keempat berpuasa. Kelima perbanyak zikir malam.  Itulah cara terbaik memperbaiki hidup anda.  Itulah cara menyehatkan hati dan jiwa.  Ikuti saja nasehatnya agar hati dan jiwa menjadi sehat.  Kalau sudah sehat maka anda akan mudah memusatkan perhatian kepada apa yang sedang dihadapi di sini dan saat ini.  Maka kekuatiran tentang masa depan tidak ada lagi.  Luka batin dari masa lalu juga insya Allah akan sembuh.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler