x

Tenaga Kesehatan menjadi sasaran utama pemberian vaksin Booster kedua/Foto : Dokpri

Iklan

Ruang Dakwah Medis Indonesia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Maret 2023

Kamis, 25 Mei 2023 10:29 WIB

Mengenal Anestesi Spinal Bagi Penata Anestesi dan Dokter Spesialis Anestesi

Mengenal Anestesi Spinal Bagi Penata Anestesi dan Dokter Spesialis Anestesi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Solo – Bagi dokter spesialis Anestesi dan Penata Anestesi metode pemberian anestesi pada pasien yang akan dioperasi sangatlah hal vital dikarenakan bertujuan untuk memblok sensasi nyeri ketika akan dilaksanakan tindakan operasi. Tak khayal peran anestesiologi dalam tindakan operasi merupakan salah satu indikator selain tindakan bedah dalam keberhasilan operasi. Dalam dunia anestesiologi untuk tindakan anestesi dibedakan menjadi dua jenis yaitu anestesi umum dan anestesi spinal.

Anestesi umum merupakan anestesi yang dilakukan dengan bertujuan untuk membuat pasien tidak sadarkan diri. Sedangkan spinal anestesi merupakan salah satu anestesi yang dilaksanakan pada pasien yang akan menjalani operasi yang bertujuan untuk memblok sensasi nyeri pada bagian perut pasien hingga sampai ke bawah kaki.

Pemberian spinal anestesi dilaksanakan oleh dokter Spesialis Anestesi dan dibantu oleh penata anestesi. Pemberian spinal anestesi dilakukan pada rongga sub arakhnoid. Indikasi pelaksanaan spinal anestesi dilakukan pada organ perut ke bawah yaitu antara lain : Bedah ekstremitas bawah, bedah panggul, tindakan sekitar rektum perineum, bedah obstetri ginekologi, bedah urologi, bedah abdomen bawah dan pada Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombinasi dengan anestesi umum ringan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Spinal anestesi memiliki keuntungan dan kerugian masing – masing bagi pasien. Untuk keuntungan spinal anestesi antara lain : harga yang lebih murah daripada anestesi umum, kepuasan pasien akan mudah tercapai dikarenakan pasien bisa melaksanakan aktivitas setelah beberapa jam selesai pembedahan, pada pasien yang mengalami masalah pada gangguan penyakit paru tidak akan banyak berdampak menimbulkan masalah kecuali pada keadaan high blok, jalan nafas pasien tidak menjadi acuan utama dikarenakan pada pasien yang dilakukan spinal anestesi bisa secara spontan bernafas secara mandiri, Otot pada ekstemitas bawah sangatlah relax hal ini disebabkan oleh complete motor blok dan Dapat meningkatkan splanic blood flow akibat vasodilatasi yang terjadi. Hal ini dapat menguntungkan bagi operasi sambung usus.

Untuk kerugian pemeberian spinal anestesi adalah untuk mencari lokasi ruang dura lebih sulit dicari daripada pemberian anestesi umum, seorang anestesia harus mampu melaksanakan tindakan dengan tekhnik yang benar dikarenakan lokais anatomi yang lebih mendetail, Hipotensi, erkadang ada beberapa pasien yang tidak cocok untuk dilakukan anestesia dikaranakan ketakutan atau kecemasan pada pasien bila dia tetap sadar sewaktu dilakukan operasi. Hal ini meharuskan kita memberi penenang dimana setelah pemberiannya kita harus menjaga jalan nafas pasien dan bisa terjadi infeksi serta meningitis karena alat – alat yang kurang sterile dalam pelaksaannya.

Untuk lokasi penusukan pada spinal anestesi bertempat pada menyuntikkan obat analgesik lokal ke dalam ruang subarachnoid di daerah antara vertebra lumbalis L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.

Langkah prosedur pertama dokter spesialis Anestesi menyiapkan alat untuk tindakan spinal anestesi meliputi : Spinocain, kasa sterile, spuit 5 cc, Bunascan Injeksi 0,5%, Hand scoen sterile ukuran 7,5, Alkohol 75%, povidone iodine. Selain itu alat yang harsu disiapkan juga adalah harus sudah ada akses intravena dan alat monitor (pulse oxymetri, EKG, tekanan darah, suhu) dan tersedia dan siap pakai: Mesin anestesi, sungkup muka, sumber O2, suction, obat-obatan sedasi, induksi, emergensi dan pelumpuh otot, perlengkapan manajemen jalan napas lengkap.

Kemudian selanjutnya pasien diposisikan dengan 3 pilihan antara lain : Lateral decubitus, duduk dan tengkurap. Pasang monitor EKG, tekanan darah, dan saturasi O2. Siapkan Site landmark yang biasa digunakan untuk anestesi spinal : celah intervertebra L2-3, L3-4, or L4-5, disinfeksi area kulit yang akan dilakukan tindakan dengan larutan antiseptik, cek stylet jarum, buat skin wheal dengan 1% lidocaine dan  jarum 25-G di lokasi yang akan dispinal. Setelah jarum masuk ke lokasi yang benar, lepaskan stylet dan amati aliran LCS yang keluar. Rotasikan jarum 90°, hubungkan syringe dengan jarum barbotase pelan-pelan dan konfirmasi free-flow, masukkan obat perlahan-lahan, barbotase kembali menjelang akhir untuk konfirmasi lokasi jarum, setelah obat habis, cabut jarum dan posisikan pasien. Kemudian Monitoring post spinal (tiap 60-90 detik) tekanan darah, nadi, respirasi selama 10-15 menit. Tentukan derajat ketinggian blok dengan gentle pinprick atau alcohol swab. Stabilisasi tingkat ketinggian anestesi lokal butuh waktu lebih kurang 20 menit.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan Spinal anestesi Obat anestesi lokal juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor N-methyl-D-aspartat (NMDA) dengan derajat berbeda-beda. Sensitivitas terhadap blokade ditentukan dari diameter aksonal dan derajat mielinisasi serta berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Setelah dilakukan pemberian spinal anestesi pada pasien maka Akan merasakan kesemutan atau hangat – hangat di kedua kaki dimana obat anestesi mulai bekerja. Kemudian akan merasakan kebas, kedua kaki akan terasa lemas dan tidak bisa digerakkan atau diangkat. Setelah selesai, maka dokter Anestesi akan memastikan bahwa sejauh mana obat anestesi bekerja. Tetapi pasien akan merasa ditarik, disentuh dan dipegang. *Red

Ikuti tulisan menarik Ruang Dakwah Medis Indonesia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB