Pengen jadi Penulis meskipun Mamaku pengen aku jadi orang kantoran.

Snapshot

Jumat, 15 September 2023 10:10 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Taken by the woman I often chat with (Leng Lui)

1.. 2.. 3.. Leng Lui membidik bangunan, jalan raya, dan kendaraan yang terparkir. Dia menarik napasnya. Memperhatikan layar gawainya, menggunakan feeling-nya untuk memastikan udah bersedia.

Lalu….

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wanita itu menjepret. Dan ini adalah hasilnya.

“Nice take, dear!” Pesan yang ku kirim padanya.

Ya, itu pengambilan yang sangat bagus. Aku menyukai hasil gambarmu, sayang.

Kira-kira apa yang wanita ini lakukan sepanjang harinya? Kamu lelah, ya? Harus kesana kemari ditemanin tungganganmu itu, mobil kesayanganmu.

Apakah harimu buruk?

Aku selalu mengkhawatirkanmu. Aku menanti kabarmu dari postinganmu. Hari ini kamu mengeluh gak ya? Aku bertanya pada diriku. Semoga saja tidak. Karna aku merasa sedih setiap kali kamu merasa cemas dengan masa depan.

Hari ini ya hari ini. Esok ya sudah lihat nanti.

Berbahagialah, sayang.

Oh ya, hari ini menu makananmu apa? Makan dengan siapa? Ya, sama. Aku juga makan sendirian. Mungkin takdir sedang mempersiapkan rencana terbaiknya untuk menyatukan kita. Tentu saja agar kita merasakan kehangatan makan berdua. Tidak lagi sendirian. Tidak ada rasa sepi. Tawa dan canda yang menghiasi.

Wanita yang ingin aku ajak makan durian tapi sayangnya dia tidak suka durian.

Hahahahaha…

Katanya, dia bisa demam karna memakan durian. Dan mencium aroma buah itu membuat dirinya merasa tidak nyaman. Baiklah, kalau begitu kamu suka apa?

Watermelon! Jawabnya.

What? Aku juga suka itu!

Heiii… Aku juga suka itu!

Bahkan sebelum aku mengenalmu, aku sering mengonsumsi itu karna aku tahu aku ada riwayat asam lambung. Jadi tidak banyak pilihan buah yang bisa aku konsumsi. Tapi watermelon adalah salah satu buah favoritku.

Ah! Kita bisa watermelon dating kayanya.

Hehehehe…

Memanggil pelayan itu, dan mengatakan secara bersamaan.

“Mbak, saya jus semangka ya.”

Kita mengatakan secara bersamaan tapi tidak janjian. Dan pelayan itu menatap heran, dan menebak kita kayanya jodoh.

Entahlah….

Sebelum aku bertemu denganmu, aku pernah melihat reading-an tarot. Aku tidak tahu apakah itu worth it, tapi ya terkadang aku mempercayai. Hahaha…

Lalu apa? Lihatlah, sekarang aku bertemu denganmu.

Apa yang dikatakan tarot itu? Katanya, aku akan bertemu jodohku di media sosial. Apakah kita saling merasa sudah bertemu dengan jodoh kita masing-masing?

Really?

Ini pasti becanda. Ya, jangan terlalu baper. Hiburan aja setidaknya tidak merasa kesepian sekali. Karna memang udah bertahun lamanya tidak merasakan rasa debar seperti ini.

Aku merasa senang setiap kali membaca pesan masuk darimu. Dan sering merangkai kata yang tepat untukmu. Sebelum mengirimkan padamu, aku sering membacanya berulang kali.

Be a perfect!

Aku benci setiap kali diriku terobsesi. Jadinya, harus sempurna gini mengetik dan mengirim pesan padamu. Tapi tenang aja, nanti kamu akan melihat kekuranganku. Aku tahu kamu menginginkan itu karna kamu ingin mencintaiku apa adanya.

Berat kayanya ya kalau punya hubungan jarak jauh?

Beratnya sih di ongkos. Ya, Indonesia – Malaysia nih…

Aku mencoba cari tahu berapa harga alat translator di toko online? Jangan ditanya, ya jelas karna aku ingin saling paham. Soalnya aku tidak terlalu fasih berbahasa inggris. Aduh, tidak ingin mengecewakannya. Tapi aku juga ingin dia berbicara dengan dialek aslinya. Aku pasti menyukainya.

Aku berbahasa dan dia berbicara sesuai dialek atau bahasanya. Biarkan alat translator itu menjadi saksi cinta kita saat mata saling menatap. Pertemuan itu akan nyata.

Kamu tidak akan pernah bertemu dengan orang yang sama atau yang menyerupaiku. Aku spesial, begitu juga denganmu spesial di mataku. Ini kali pertama aku dekat dengan wanita asli berdarah Tionghoa. Aku jadi teringat dengan guru mandarinku saat aku kelas 6 SD. Memori ingatan itu hidup kembali. Dan ini akan menjadi kenangan terindah sepanjang hidupku. Tapi kalau bisa jangan jadi kenangan yang kelak aku rindukan. Tolong, menetaplah!

Aku mulai berlutut, berdoa pada Tuhan. Meminta agar kamu tidak hanya sekedar singgah namun menetap. Bisakah?

Aku menghela napas. Kalau dipikir-pikir ya ini berat. Soalnya kita beda kewarganegaraan. Jauh…

Aku cemas, apakah ini akan berhasil?

Sepertinya aku mulai pasrah. Tapi cinta selalu butuh pengorbanan, kan?

Maka tunjukkanlah…

Tunggu apa lagi?

Bagikan Artikel Ini
img-content
Acha Hallatu

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Pengin Punya Rumah di Jakarta

Senin, 3 Juni 2024 08:38 WIB
img-content

Aku Kembali

Minggu, 2 Juni 2024 06:48 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua