x

Aktor Cillian Murphy dan sutradara Christopher Nolan saat syuting film Oppenheimer. Dok. Universal Pictures

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Jumat, 9 Februari 2024 09:43 WIB

Nominasi Film Terbaik Oscar 2024 Berasal dari Novel dan Esai

Alihwahana dari buku -bisa berupa novel atau bukan- lazim disebut ekranisasi. Menarik disimak, nominasi film terbaik Oscar 2024 berasal dari sejumlah fiksi dan nonfiksi. Berikut catatan kritikus film Scott Hocker seperti dilansir laman theweek.com

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

American Fiction: Erasure, Percival Everett

Percival Everett, dalam dunia penulis, adalah seorang gembong. Para penggemarnya membaca karyanya berulang kali dan mempropagandakan betapa hasil karya sastranya kurang dihargai.

Lewat Erasure, Everett menusuk representasi kulit hitam dalam mesin penerbitan Amerika dengan menyematkan dua narasi dalam teks. Pertama, kisah seorang penulis, Thelonius "Monk" Ellison, yang mencoba mengguncang tulisannya sembari menegosiasikan interaksinya dengan keluarganya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, buku yang ditulis Ellison sebagai tanggapan satir terhadap literatur kulit hitam yang stereotip. Dalam adaptasi film Cord Jefferson, American Fiction, penyesuaian tak terelakkan dilakukan terhadap teks Everett.

Beberapa orang, seperti penulis naskah Michael R. Jackson, meratapi film ini. Menurutnya ada  bagian penting, yang telah menghilangkan nilai buku tersebut.  Sementara kritikus dan penulis Lavelle Porter, mengagumi American Fiction.

Porter menulis, "Betapa hebatnya tulisan orang ini. Percival Everet, maksudnya).  Sekarang mungkin lebih banyak orang yang akan mendengarkan dan membacanya."

Tapi American Fiction memang menyenangkan banyak orang. Sejauh ini, film tersebut — berdasarkan novel komik gelap Percival Everett tahun 2001 Erasure — telah memenangkan People's Choice Award di Festival Film Internasional Toronto dan merupakan runner-up untuk SCAD Savannah Film Festival's Audience Award, dan telah menerima nominasi Film Terbaik dari Golden Globes, Film Independent Spirit Awards, dan Critics Choice Awards, bersama dengan penghargaan utama dari beberapa festival sekelas Oscar.

Poor Things: Frankenstein, Mary Shelley

Ketika memulai debutnya pada tahun 1818, novel bernuansa horor ini tidak menarik banyak perhatian. Mungkin, sebagian karena penulisnya, Mary Shelley, dibayang-bayangi oleh suaminya yang seorang penyair, Percy Bysshe Shelley.

Karya ini kemudian diadaptasi untuk berbagai produksi panggung. Film-film pun demikian, seperti versi terkenal tahun 1931 yang dibintangi oleh Boris Karloff semakin mengukuhkan sosok Dokter Frankenstein dan monsternya dalam jiwa masyarakat. Namun, baru pada tahun 1970-an dan 1980-an, Frankenstein menjadi bagian dari kanon sastra.

"Gerakan perempuan dan meningkatnya kesadaran akan perspektif "Lain" - sudut pandang yang dianggap berada di luar arus utama tradisional - mengubah cara pembaca memahami novel Shelley tahun 1818 ini," tulis Courtney Suciu dalam publikasi sumber daya perpustakaan ProQuest. Kemudian, pada tahun 2023, pembacaan feminis atas Frankenstein diperkuat dalam film Poor Things karya Yorgos Lanthimos. Dalam novel ini monster yang diperankan oleh Emma Stone adalah seorang wanita.

Oppenheimer: American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer, Kai Bird and Martin J. Sherwin

Cover buku American Prometheus

Film dari musim panas 2023 adalah sebuah peristiwa. Begitu juga dengan pembuatan dan penerbitan buku setebal 700 halaman yang ditulis oleh dua penulis biografi terkemuka.

Biografi tahun 2005 ini memenangkan Penghargaan Pulitzer untuk biografi atau otobiografi. Pada tahun 2021, sutradara Christopher Nolan membaca analisis Bird dan Sherwin tentang kehidupan Oppenheimer, dan dua tahun kemudian film adaptasi Nolan dari biografi mereka mengambil alih dunia.

Sherwin meninggal sebelum film ini tayang, namun film ini beresonansi dengan isu-isu yang dihadapi masyarakat saat ini. Film ini, seperti yang dikatakan Bird dalam sebuah wawancara di Institute of Advanced Study di Princeton, dapat "menstimulasi percakapan nasional - dan bahkan global" tentang "peran seorang ilmuwan di tengah masyarakat yang dipenuhi dengan teknologi."

The Zone of Interest: The Zone of Interest, Martin Amis

Judulnya memang sama, tapi jangan salah, ada banyak sekali perbedaan antara novel Martin Amis tahun 2014 dan film adaptasi tahun 2023 karya Jonathan Glazer. Dalam bukunya, Amis memfiksikan komandan Nazi Rudolf Hoss sebagai Paul Doll, yang ditempatkan di Auschwitz dan merupakan salah satu dari tiga narator.

Film Glazer membatalkan fiksi Hoss dan berfokus sepenuhnya pada hubungan antara Hoss dan istrinya, Hedwig, dan bagaimana kehidupan mereka yang hidup berdekatan dengan kamp konsentrasi Auschwitz. Film Glazer telah menimbulkan polarisasi. Beberapa kritikus tergerak oleh keseniannya yang tidak manusiawi; yang lain, seperti Manohla Dargis di The New York Times, menjulukinya sebagai "latihan film seni yang hampa dan membanggakan diri sendiri." Buku aslinya juga agak memecah belah.

"Amis adalah seorang penyihir yang berambisi untuk mengangkat tema-tema yang berbobot, tetapi dia di atas segalanya adalah seorang penyihir kata," tulis Tova Reich di The Washington Post, sembari mencatat bahwa penggambaran karakternya "tidak terlalu baru atau mencerahkan."

Killers of the Flower Moon, Killers of the Flower Moon: The Osage Murders and the Birth of the FBI, David Grann

Penulis David Grann adalah seorang legenda nonfiksi. Tiga artikel majalahnya dan salah satu bukunya telah diangkat menjadi film sebelum perlakuan yang sama terjadi pada Killers of the Flower Moon." Pelaporan yang mendalam dan ketajaman bercerita dari Grann telah membuatnya memiliki banyak penggemar selama bertahun-tahun.

Dua di antara penggemarnya adalah Leonardo DiCaprio dan Martin Scorsese, sutradara terkenal yang membesut film berdurasi tiga setengah jam yang mengisahkan tentang pembunuhan di suku Osage pada tahun 1920-an. Pembunuhan yang dikenal sebagai Reign of Terror, seperti yang diungkap Grann, dilakukan oleh orang kulit putih yang mencoba merebut tanah kaya minyak milik suku Osage dari tangan mereka.

DiCaprio dan Scorsese sangat menyukai Grann: Mereka membeli hak film untuk buku terbaru Grann, The Wager, bahkan sebelum buku itu diterbitkan. ***

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 jam lalu

Terpopuler