Tantangan Menjaga Gizi Tetap Seimbang
2 jam lalu
Gizi seimbang merupakan komposisi asupan harian yang memenuhi kebutuhan tubuh baik secara kualitas maupun kuantitas.
***
Wacana ini ditulis oleh Riska Wahyuni Hasibuan, Luthfiah Mawar M.K.M., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Dalam wawancara kualitatif yang kami lakukan dengan sejumlah remaja dan orang tua, muncul kesadaran yang kuat mengenai pentingnya gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang memiliki akses terhadap makanan beragam dan bergizi tidak hanya menunjukkan energi lebih tinggi untuk beraktivitas, tetapi juga mampu mempertahankan fokus dalam kegiatan belajar dan bermain. Hal ini menegaskan bahwa gizi seimbang bukan sekadar teori, melainkan fondasi nyata bagi kesehatan dan pertumbuhan optimal.
Gizi seimbang merupakan komposisi asupan harian yang memenuhi kebutuhan tubuh baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap zat gizi memiliki peran spesifik dalam mempertahankan kehidupan sel, mendukung pertumbuhan, serta menyeimbangkan energi yang keluar melalui aktivitas fisik dengan energi yang masuk dari makanan. Keseimbangan ini penting bagi anak-anak dan remaja, karena kekurangan energi dapat menurunkan motivasi dan kemampuan mereka untuk bergerak, sementara asupan yang memadai memastikan tubuh dapat berfungsi secara optimal. Dalam konteks ini, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral harus hadir secara proporsional dalam menu harian.
Pemenuhan gizi yang seimbang juga harus memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan pemeliharaan berat badan normal. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam empat pilar gizi seimbang yang saling berkaitan: konsumsi makanan beragam, pola hidup aktif, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemantauan berat badan secara teratur. Pilar-pilar ini bertujuan untuk menyeimbangkan zat gizi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan tubuh, sehingga kesehatan dan pertumbuhan tetap optimal.
Konsumsi makanan yang beranekaragam menjadi pilar pertama. Tidak ada satu jenis makanan yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi, kecuali ASI bagi bayi usia 0-6 bulan. Oleh karena itu, anak-anak dan remaja dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan beragam warna dan jenis. Misalnya, sumber karbohidrat seperti nasi, umbi-umbian, atau tepung dapat dikonsumsi sebanyak 3-4 porsi sehari, sementara protein hewani dan nabati seperti ikan, daging, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan sebanyak 2-4 porsi. Kombinasi ini memastikan tubuh mendapatkan kalori, vitamin, mineral, dan protein yang seimbang.
Pilar kedua adalah pola hidup aktif dan olahraga. Aktivitas fisik tidak hanya membakar kalori, tetapi juga memperlancar metabolisme zat gizi, memperkuat otot, tulang, dan jantung. Direkomendasikan untuk melakukan olahraga minimal tiga kali seminggu dengan durasi 30 menit per sesi, agar keseimbangan antara energi masuk dan keluar tetap terjaga. Aktivitas fisik yang rutin juga berperan dalam mencegah risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung di masa depan.
Pilar ketiga menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, sehat mencakup kesejahteraan fisik, mental, spiritual, dan sosial yang memungkinkan produktivitas penuh secara ekonomi dan sosial. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan alat makan dan dapur, serta menyimpan makanan dengan benar, risiko penyakit infeksi seperti diare, cacingan, dan tifus dapat diminimalkan, sehingga penyerapan gizi optimal tetap terjaga.
Pilar keempat adalah pemantauan berat badan untuk memastikan tercapainya indeks massa tubuh ideal. Pemantauan ini dapat dilakukan secara berkala dengan menghitung rasio berat badan terhadap kuadrat tinggi badan. Berat badan yang ideal menunjukkan keseimbangan gizi dalam tubuh dan menjadi indikator utama kesehatan. Anak-anak dan remaja yang berat badannya terkontrol memiliki energi lebih untuk aktivitas fisik dan lebih tahan terhadap penyakit menular maupun tidak menular.
Mengintegrasikan keempat pilar ini bukan sekadar memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga membentuk kebiasaan hidup yang mendukung kualitas hidup jangka panjang. Kombinasi makanan beragam, aktivitas fisik, perilaku bersih, dan pemantauan berat badan menciptakan tubuh yang kuat, daya tahan optimal, dan risiko penyakit yang minimal. Dengan kata lain, gizi seimbang menjadi fondasi untuk kehidupan sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Kesadaran akan gizi seimbang harus dibangun sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah, agar generasi muda memahami pentingnya menjaga keseimbangan asupan dan energi. Langkah-langkah sederhana, seperti mengajarkan anak mengenali jenis makanan, membaca label gizi, dan mempraktikkan perilaku bersih, dapat membentuk kebiasaan yang bertahan seumur hidup. Pada akhirnya, gizi seimbang tidak hanya menjadi kebutuhan fisiologis, tetapi juga modal sosial dan ekonomi yang menentukan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
Corresponding Author: Riska Wahyuni Hasibuan ([email protected] )

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Cara Menjaga Kualitas Tidur
2 jam lalu
Ancaman Kesehatan di Balik Nikmat Vape
2 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler